Penanaman
sikap pada siswa PAUD TK RA meliputi: Menanamkan sikap adanya tuhan melalui
ciptaan-nya, menghargai diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar sebagai
rasa syukur kepada tuhan, perilaku hidup sehat, sikap ingin tahu, sikap
kreatif, sikap estetis, sikap percaya diri, sikap taat pada aturan, sikap
mandiri, sikap sabar, sikap peduli, sikap toleran, sikap sopan, sikap tanggung
jawab, sikap menyesuaikan diri, dan sikap jujur.
Yuk
kita simak beberapa contoh berikut satu per satu yang disebutkan diatas:
1.
Mengenalkan sikap “ADANYA TUHAN MELALUI CIPTAAN-NYA”
Kegiatan:
Bermain di halaman
Guru
mengajak anak-anak ke halaman untuk memperhatikan benda-benda di sekitarnya.
Pendidik
menanyakan ”apa saja benda yang ditemui anak-anak. Siapa yang menciptakan
bunga, kupu-kupu, batu dsb.”
Mendiskusikan
benda-benda lain ciptaan Tuhan
Diskusi
kegunaan benda-benda ciptaan Tuhan
Diskusi
bagaimana jika benda-benda ciptaan Tuhan tidak ada
Mendiskusikan
apa yang harus dilakukan agar ciptaan Tuhan yang ada di halaman itu tidak
rusak.
Guru
mencontohkan ucapan takjub saat melihat ciptaan Tuhan, misalnya, ”...Masya
Allah ... bagus sekali bunganya...” atau ” ...Puji Tuhan halus sekali bulu
kelinci ini...”, dan sebagainya.
Mengajak
anak untuk membereskan dan memelihara tanaman yang ada di halaman satuan PAUD.
2.
Mengenalkan sikap ” MENGHARGAI DIRI SENDIRI, ORANG LAIN DAN LINGKUNGAN SEKITAR
SEBAGAI RASA SYUKUR KEPADA TUHAN”
Kegiatan
: berdiskusi tentang bersyukur
Guru
memperlihatkan foto keluarga setiap anak.
Guru
menanyakan ”yang dirasakan” pada keluarga atau teman.
Mendiskusikan
perasaan anak bila ada keluarga atau teman yang sakit.
Mendiskusikan
apa yang harus dilakukan pada keluarga dan teman.
Mendiskusikan
bagaimana caranya menyayangi keluarga dan teman?
Guru
mencontohkan cara berbicara santun pada orang tua dan teman.
Anak
diajak berdiskusi perilaku yang tidak boleh dilakukan pada keluarga dan teman
Mempraktikkan
cara mengucapkan syukur kepada Tuhan sesuai dengan agamanya.
3.
Menanamkan sikap “PERILAKU HIDUP SEHAT”
Kegiatan:
Memeriksa gigi
Guru
memperlihatkan gambar gigi dan mendiskusikan ”kegunaan gigi”
Menanyakan
apakah gigi bisa sakit dan bagaimana jika giginya sakit
Mendiskusikan
apa yang harus dilakukan agar giginya tidak sakit
Mempraktikkan
cara menggosok gigi yang benar.
Mengajak
anak secara bergantian memeriksakan giginya ke dokter kunjung.
Selagi
menunggu temannya diperiksa, anak-anak diajak main tebak-tebakan "gunanya
melakukan sesuatu untuk merawat kesehatan diri" dengan menggunakan kartu
gambar. Misalnya, gambar yang sedang mandi, mandi gunanya untuk .., mencuci
tangan gunanya untuk ..., mengelap meja gunanya untuk ..., membuang sampah di
tempat sampah gunanya untuk... dst.
4.
Menanamkan “SIKAP INGIN TAHU”
Kegiatan:
Bermain dengan magnet Pijakan / Dukungan Guru
Guru
menyiapkan alat-alat yang akan dijadikan bahan praktik misalnya magnet, kaleng,
paku, plastik, kertas, daun dll.”
Anak-anak
diminta untuk mengamati bahan-bahan yang disiapkan
Anak
dipersilakan untuk mencoba menggunakan magnet kepada benda-benda yang
disediakan
Berdiskusi
tentang ”benda yang menempel dan yang tidak bisa menempel di magnet ?”
Berdiskusi
mengapa ada benda yang menempel dan ada benda yang tidak menempel pada magnet?
Guru
memberi penghargaan saat anak dapat mengelompokkan benda yang dapat menempel
dan yang tidak dapat menempel
Anak
dipersilakan mencobakan kepada benda lainnya yang ada di ruangan atau halaman.
5.
Menanamkan “SIKAP KREATIF”
Kegiatan:
Memasak kue
Guru
menyiapkan bahan-bahan untuk memasak
Anak-anak
mengamati dan merasakan bahan-bahan yang tersedia
Guru
menuliskan resep dengan gambar atau kata sederhana
Anak
secara bergilir menuangkan bahan sesuai dengan resep yang ditulis atau yang
dibacakan guru, lalu bersama-sama mengadoni bahan tersebut sehingga menjadi
adonan yang siap dibentuk
Anak
berdiskusi gagasan tentang bentuk adonan yang akan dibuat oleh anak
Guru
menyampaikan aturan bahwa adonan tidak kotor
Anak
diperkenankan untuk menggunakan bahan lainnya bila diperlukan
Guru
mempertajam gagasan anak dengan bertanya,” mengapa ini.. untuk apa.. apa yang
terjadi bila..dst”
Anak
menuangkan gagasan menjadi karya kreatif.
Guru
membiasakan anak untuk memecahkan masalahnya sendiri bila dia menemukan
kesulitan melakukan sesuatu
Guru
memberi dukungan seperlunya dengan sedikit bantuan, contoh atau dengan kalimat,
misalnya, "bagaimana kalau begini.. bisa tidak jika ...."
Guru
memberi penghargaan pada keberhasilan yang dicapai anak
6.
Menanamkan “SIKAP ESTETIS”
Kegiatan:
Membangun dengan balok unit
Guru
membacakan buku cerita yang sesuai dengan tema
Anak
dipersilakan memikirkan rencana bangunan yang akan dibuatnya.
Guru
memperlihatkan cara menyusun balok yang rapi sesuai dengan presisinya.
Mendiskusi
dengan anak mengapa menyusun balok harus rapi.
Anak
mengemukakan pendapat bagaimana agar hasil karya menjadi rapi dan bersih.
Anak
membangun gagasannya dengan balok unit.
Guru
menawarkan menggunakan asesoris untuk menambah keindahan dan keutuhan gagasan.
Guru
memberikan penghargaan pada setiap hasil karya anak dengan menekankan pada
keindahan dan kerapian kerjanya.
7.
Menanamkan “SIKAP PERCAYA DIRI”
Kegiatan:
outbond
Guru
mengenalkan kegiatan yang akan diikuti anak
Guru
menyampaikan aturan bermain serta alat pengaman yang harus digunakan
Mendiskusikan
siapa yang akan memulai
Guru
mendukung semua anak berani mencoba permainan
Anak
mencoba permainan dengan pengawasan Tim Teknis ahli
Setelah
selesai semua, guru mengajak mendiskusikan apa yang dirasakan anak saat
mengikuti permainan
Guru
menghargai setiap usaha yang dilakukan anak sebagai proses pembentukan sikap
percaya diri
8.
Menanamkan “SIKAP TAAT PADA ATURAN”
Kegiatan
: Main peran berkendaraan di jalan raya
Sebelum
bermain:
Mendiskusikan
keadaan di jalan raya
Mendiskusikan
aturan di jalan raya
Mendiskusikan
mengapa harus mengikuti aturan
Anak
menyampaikan contoh perilaku menaati aturan
Contoh
perilaku yang tidak mengikuti aturan
Setelah
bermain:
Mendiskusikan
aturan di satuan PAUD
Mendiskusikan
contoh perilaku yang taat aturan
Akibat
kalau tidak disiplin mengikuti aturan?
Bagaimana
menerapkan aturan?
Bagaimana
kalau ada teman tidak disiplin mengikuti aturan?
Guru
menguatkan sikap taat yang ditunjukkan anak dengan kalimat, misalnya ”Anisa
taat pada aturan bermain, karena sudah mengembalikan mainan ke tempatnya
semula.”
9.
Menanamkan “SIKAP MANDIRI”
Kegiatan:
Membuat patung dari tanah liat
Mendiskusikan
bahan main dan kegunaannya
Mendiskusikan
gagasan anak membuat sesuatu dengan tanah liat. Setiap anak dipersilakan
membuat sesuai dengan keinginannya untuk membangun kemandirian dalam berpikir
Guru
mengenalkan kata mandiri dalam bekerja
Mendiskusikan
arti mandiri
Mendiskusikan
contoh perilaku mandiri saat bermain
Anak
membuat karya dengan tanah liat
Guru
memberi penghargaan pada usaha anak untuk bekerja secara mandiri.
Setelah
kegiatan guru melakukan menguatkan dengan menekankan pada perilaku mandiri
anak, misalnya, "semua anak-anak ibu sudah mampu mandiri, mengerjakan
sendiri tanpa minta dibantu orang lain."
10.
Menanamkan “SIKAP SABAR”
Kegiatan
: Membacakan buku ceritera
Guru
membacakan buku yang menceritakan anak sabar
Diskusi
pemahaman tentang sabar
Mendiskusikan
mengapa harus bersabar
Contoh
perilaku yang bersabar
Apa
akibat nya kalau tidak bersabar
Bagaimana
kalau ada teman yang tidak bersabar?
Menerapkan
sikap sabar saat bermain, menunggu giliran, menunggu dijemput, dan kegiatan
lainnya.
Guru
menghargai sikap sabar yang ditunjukkan anak dengan cara menguatkan melalui
kalimat, misalnya, ”terima kasih kamu sudah sabar menunggu dijemput mama tanpa
marah-marah.”
11.
Menanamkan “SIKAP PEDULI”
Kegiatan:
Makan Bersama
Guru
mempersilakan semua anak duduk di kursi sekeliling meja. Kemudian meminta mereka
untuk memperhatikan siapa temannya yang belum hadir.
Guru
memastikan semua anak yang sudah duduk sudah mencuci tangannya dengan bersih.
Guru
mengajak semua anak memperhatikan temannya apakah ada yang tidak membawa bekal?
Guru
mengajak anak untuk saling berbagi makanan yang dibawanya
Guru
mengucapkan terima kasih karena anak-anak sudah mau berbagi dan peduli dengan
teman.
Guru
menawarkan kepada anak siapa yang akan memimpin doa sebelum makan. Kemudian
mempersilakan makan bekal masing-masing.
Setelah
makan guru mengajak semua anak untuk membereskan dan membersihkan kembali meja
dan ruangan dari sisa-sisa makanan.Setelah semua rapi, guru mengajak anak
bercerita tentang sikap "peduli"
12.
Menanamkan “SIKAP TOLERAN”
Kegiatan:
bermain tebak-tebakan dalam kelompok kecil
Guru
mengajak anak bermain di halaman. Kemudan anak dibagi dalam kelompok kecil.
Setiap
kelompok membuat harus menebak ciri-ciri yang disampaikan kelompok lain.
Guru
memperhatikan bagaimana anak berbagi gagasan dalam kelompok.
d.
Guru memperhatikan cara kelompok menentukan dan mengambil kesimpulan
tentang”benda” yang akan ditebak kelompok lainnya.
e.
Anak bermain tebak-tebakan. Satu kelompok menyebutkan ciri-ciri, kelompok lain
menebaknya.
f.
Setelah bermain guru menanyakan apa yang dirasakan anak.
g.
Guru menghargai sikap toleran yang dimunculkan anak ketika berdiskusi,
misalnya. ”tadi ibu melihat saat diskusi kalian saling menghargai pendapat
teman. Itu namanya toleransi.”
h.
Guru menyampaikan kosakata toleran dan meminta anak untuk memberi contoh sikap
toleran.
i.
Guru memberikan penguatan berupa kata bangga karena anak-anak dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan peraturan berbeda.
13.
Menanamkan “SIKAP SOPAN”
Kegiatan
: Panggung boneka
Guru
menyiapkan beberapa boneka dan panggung boneka.
Anak-anak
diminta duduk tertib untuk mengikuti cerita panggung boneka tentang anak yang
sopan.
Guru
memainkan tokoh boneka sebagai anak yang berperilaku sopan dan boneka yang
menjadi tokoh anak tidak sopan.
Guru
menerapkan kata ”tolong, maaf, terima kasih, permisi.” sebagai contoh perilaku
sopan dengan nada rendah dan riang.
Setelah
selesai guru mengajak diskusi tentang tokoh mana yang disukai anak, mengapa..?
Guru
menanyakan pada anak perilaku sopan santun dan apa akibatnya kalau tidak sopan
santun
Bagaimana
kalau ada teman yang tidak sopan?
14.
Menanamkan “ SIKAP TANGGUNG JAWAB”
Kegiatan
: Membereskan kembali mainan
Guru
mengajak anak merapikan kembali mainan yang sudah digunakan sesuai dengan
tempat semula
Setelah
selesai anak diajak duduk untuk mengikuti recalling
Guru
mengucapkan terima kasih karena anak-anak sudah bertanggung jawab mengembalikan
mainan ke tempat semula sehingga ruangan rapi kembali.
Guru
mendiskusikan pengertian tanggung jawab menurut pikiran anak
Anak
mendiskusikan contoh perilaku tanggung jawab
Anak
mendiskusikan cara mengajak temannya untuk bertanggung jawab.
15.
Menanamkan “SIKAP MENYESUAIKAN DIRI”
Strategi:
berbelanja di pasar modern
a.
Mendiskusikan tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan di supermarket
b.
Mendiskusikan aturan dan perilaku yang diharapkan di supermarket
c.
Mencontohkan bersikap tenang selama di situasi dan lingkungan baru
d.
Mencontohkan sikap memilah yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan
e.
Bersikap sabar dan tenang ketika harus mengantri dan menunggu
f.
Memperlihatkan kehati-hatian kepada orang yang belum dikenal
g.
Mempersilahkan anak berbelanja sesuai dengan keperluannya dan uang yang
tersedia
h.
Setelah kegiatan guru menanyakan perasaan anak.
i.
Guru memberikan penguatan berupa kata bangga karena anak-anak dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan peraturan berbeda.
16.
Menanamkan “SIKAP JUJUR”
Kegiatan:
Panggung boneka
Guru
memainkan boneka tangan dengan tokoh si jujur dan si pembohong.
Tokoh
si jujur mencerminkan perilaku yang tidak berbohong, menghargai miliki teman,
mengembalikan benda yang bukan miliknya, mengakui kesalahannya, meminta izin
bilamenggunakan benda orang lain.
Setelah
selesai bersama anak mendiskusikan; pengertian jujur menurut, mengapa harus
jujur, contoh perilaku jujur dan tidak jujur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar