Selasa, 01 Mei 2018

Sistem Among Awal Sejarah Hari Pendidikan

by : Guyup Suroso

Ki Hajar Dewantara Pendiri Taman Siswa
Ki Hajar Dewantara lahir Yogyakarta 2 Mei 1889. Tanggal tersebut di abadikan menjadi Hari Pendidikan.
Dalam perjalanan Ki Hajar Dewantara Alias Raden Mas Soewardi Soerjaningrat memberikan kemajuan kepada bangsa Indonesia di dalam bidang pendidikan. sekaligus pendiri perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.
Ki Hajar Dewantara yang memperoleh sebutan sebagai bapak pendidikan ini memiliki semboyan yang menjadi salah satu kontribusi positif bagi pendidikan di Indonesia. Semboyan tersebut berbunyi “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”.

Penjabaran dari semboyan tersebut adalah :
(1) Ing Ngarso Sung Tulodo : Dilihat dari asal katanya, maka ing ngarso sung tuladho itu berasal dari kata ing ngarso yang diartikan di depan, sung (lngsun) yang artinya saya, dan kata tulodo yang artinya tauladan. Dengan demikian arti dari semboyan ki Hajar Dewantara yang pertama ini adalah ketika menjadi pemimpin atau seorang guru harus dapat memberikan suri tauladan untuk semua orang yang ada disekitarnya.
(2) Ing Madyo Mangun Karso : Dari asal katanya, maka Ing Madyo Mangun Karso berasal dari kata Ing Madyo yang diartikan di tengah-tengah, Mangun yang memiliki arti membangun membangkitkan dan karso yang memiliki arti bentuk kemauan atau niat. Dengan demikian makna dari semboyan Ki Hajar Dewantara yang kedua ini adalah seorang guru di tengah-tengah kesibukannya diharapkan dapat membangkitkan semangat terhadap peserta didiknya.
(3) Tut Wuri Handayani : Dari asal katanya, Tut Wuri Handayani, dirangkai dari kata tut wuri yang memiliki arti mengikuti dari belakang ada kata handayani yang memilki arti memberikan motivasi atau dorongan semangat. Dengan demikian semboyan Ki Hajar Dewantara yang ketiga ini memiliki makna bahwa seorang guru diharapkan dapat memberikan suatu dorongan moral dan semangat kepada peserta didik ketika guru tersebut berada di belakang.

Sistem yang menjadi pilar Pendiri Taman Siswa ini dinamakan sistem Among, Among menjadi lebih familiar dengan sebutan momong. Sehingga tugas guru sesungguhnya adalah momong murid atau peserta didik.  Menyokong kodrat alam anak-anak didik, bukan dengan perintah dan larangan. Tetapi dengan tuntunan dan bimbingan, sehingga perkembangan fisik dan batin anak tersebut dapat tumbuh sesuai potensinya. Sistem inilah yang dipakai sebagai kunci pendidikan di Negara negara maju saat ini. Bangsa Indonesia patut berbangga bahwa filosofi pendidikan milik Ki Hajar Dewantara dipratikkan di sekolah-sekolah Finlandia. 

Anies Baswedan Jakarta, (1-12-2014) mengatakan “Sistem Among dipakai Finlandia sejak mereformasi sistem pendidikannya selama 20 tahun sejak awal tahun 1980 sampai tahun 2000, Kemajuan Pendidikan Finlandia merupakan nomor satu di Dunia, Negara lain melihat revolusi pendidikan Finlandia dan meniru sistem Among yang merupakan filosofi Ki Hajar Dewantoro pada implementasi pengajaran di Taman Siswa Yogyakarta yang merupakan sebagai tonggak awal dunia pendidikan di negara Indonesia. "Kita harus mengembalikan sekolahan menjadi taman tempat belajar yang menyenangkan. Jangan sampai anak takut kembali ke sekolah," Melalui sistem Among berarti tugas guru adalah Momong anak bangsa baik dari depan, dari tengah dan dari belakang, “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.” Dari depan Seorang guru harus dapat memberikan suri tauladan untuk semua orang yang ada disekitarnya. Dan dari tengah Seorang guru diharapkan dapat membangkitkan semangat terhadap peserta didiknya, sedangkan dari belakang Seorang guru diharapkan dapat memberikan suatu dorongan moral dan semangat kepada peserta didik.

Selamat Memperingati Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar