![]() |
| Sekretaris IPI Kota Cilegon |
Saat ini seluruh elemen Lembaga Pemerintah tengah menyusun protokol penerapan new normal di tengah pandemi COVID-19. Selain mengikuti protokol Kesehatan selayaknya seluruh instansi tersebut menerbitkan protokol-protokol sesuai dengan aktivitas di masing-masing Kementerian terkait guna mengembalikan Kehidupan Normal era pandemi Covid-19. Agar masyarakat bisa melakukan kegiatan produktif di tengah pandemi COVID-19. "Bukan hanya di bidang ekonomi industri, Di dunia pendidikan pemerintah juga akan membuka kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah dari PAUD hingga perguruan tinggi. New normal dunia pendidikan sekolah akan diatur oleh Mendikbud. Noda transportasi diatur oleh Menhub," Kementerian Agama yang mengatur tata cara beribadah di rumah ibadah, demikian akan terjadi di seluruh lembaga pemerintah.
Yang menjadi pertanyaan adalah, sudah siapkah masyarakat sekolah siap menghadapai new normal ini ?
Jawabanya tentu sangat tergantung pada kondisi epidemologi di tiap-tiap wilayah saat ini. Sebab, kondisi masing-masing daerah tidak sama. Oleh sebab itu, perlu dilakukan kajian-kajian komprehensif untuk mengendalikan epidemologi COVID-19 pada tiap daerah tersebut sebelum kemudian dapat diputuskan untuk menjalankan skenario agar masyarakat dapat kembali produktif di masa pandemi.
Untuk memutus tali rantai penyebaran COVID-19 Pemerintah kota Cilegon telah mengahalau dan menyaring kendaraan dari Jakarta, agar tidak masuk ke wilayah perkotaan, Alhamdulillah hal ini berhasil dilakukan, namun siapa yang bisa memberhentikan awak truk yang berhenti sebelum masuk pelabuhan Merak untuk melakukan sholat, makan, minum dan transaksi lainnya
Bukan hal yang tidak mungkin interaksi terjadi antara awak truk yang berasal dari jona merah Jakarta dengan warga sekitar pelabuhan Merak dan sekitarnya menjadikan dampak lebih buruk penyebaran pandemi COVID-19 setelah new normal Pendidikan diberlakukan
PSBB telah berhasil mempertahankan kota Cilegon tetap berada pada zona hijau, hal ini karena ketaatan masyarakat Cilegon terhadap instruksi pemerintah untuk tetap berada dirumah serta mematuhi protokoler kesehatan tetap dirumah, jaga jarak, cuci tangan dan memakai masker sehingga rantai penyebaran COVID-19 serta dampak dampak akibat adanya ineraksi langsung dapat diputus dan dihentikan.
Namun bagaimana dengan kondisi kecamatan Pulomerak jika new normal pendidikan dilakukan ?
Mengapa pertanyaan ini muncul, sebab Interaksi seperti yang saya tulis di atas pasti terjadi, ratusan truk setiap hari melintas pelabuhan Merak, berarti ratusan supir dan awak truk yang berasal dari jona merah Jakarta melakukan transaksi dengan para pedagang warteg, rumah makan padang, outlet pulsa dan lainya. Adakah kemungkinan terjadi kontak pisik, atau meninggalkan covid_19 di kamar mandi, harapan semoga hal ini tidak terjadi.
Namun jika terjadi maka hal ini akan menjadi ancaman yang sangat menakutkan. Para pedagang/pelayan yang telah melakukan interaksi, transaksi dan lainnya akan kembali ke rumah dengan membawa ancaman yang tidak terlihat berupa virus yang namanya corona, pedagang/pelayan tersebut berinteraksi dengan keluarga dan anak-anak, selanjutnya anak-anak disekolah akan bertemu dan berkumpul bersama guru dan teman-temannya, dan bukan hal yang tidak mungkin jika kasus-kasus seperti di Perancis, Finlandia, Korea Selatan, dan lainnya akan terjadi di Polumerak "Guru dan siswa jadi ancaman penyebaran Covid-19 Gelombang ke-2 setelah sekolah dibuka (diaktifkan) kembali pascapandemi. Keselamatan dan kesehatan siswa dan guru adalah yang utama, menjadi prioritas. Jangan sampai sekolah dan madrasah menjadi kluster terbaru penyebaran Covid-19."
Ancaman ini akan sangat menakutkan bagi guru-guru dan siswa, orang tua. Keputusan pembukaan sekolah tak bisa diambil sembarangan. Perlu pengkajian serius bekerjasama dengan para ahli seperti dokter, ilmuwan, komunitas guru, pakar epidemiologi, dan lainnya. Koordinasi dan komunikasi penting dilakukan, sebab pemerintah daerah bersama para ahli di daerah tersebutlah yang yang paling memahami daerah tersebut. "
Keputusan untuk membuka sekolah untuk kegiatan belajar mengajar perlu pertimbangan yang sangat matang. Guru bersama anak-anak tak boleh menjadi korban kebijakan yang terburu-buru.
Namun demikian Guru bersama Masyarakat harus optimistis dalam menghadapi Covid-19 saat new normal. Agar kita semua supaya tetap patuh dalam menegakkan protokol kesehatan agar Indonesia bisa bebas dari COVID-19 secepatnya. Tetap waspada tidak boleh kendor, tidak boleh lengah, pakai masker, jaga jarak, sering cuci tangan, jangan menyentuh bagian sensitif dari wajah supaya tidak gampang tertular, kalau ini terus kita kumandangkan maka bangsa kita akan bisa lebih cepat mengatasi covid 19 ini,"
Infrastruktur penunjang higienitas di sekolah-sekolah harus sudah siap termasuk tingkatkan pemahaman tentang higienitas terkait serta Covid-19. Terus sosialisikan tetap jaga jarak, cara mencuci tangan yang benar dan memahami waktu kritis untuk cuci tangan pakai sabun sebelum makan,
Yang terpenting adalah pastikan bahwa sekolah sudah siap menjalankan new normal sesuai dengan protokol COVID-19,"
Tetap semangat aje kendooooor

Tidak ada komentar:
Posting Komentar