Minggu, 30 Desember 2018

Growongan itu Telah Tertimbun

By : Guyup Suroso

Gunung Anak Krakatau 
What is growongan ?

Meminjam bahasa wong Cilegon yaitu gegrowong atau growongan yang berarti ruang kosong. Ruang kosong yang dimaksud adalah growongan yang terjadi dari sebuah akibat adanya aktivitas erupsi gunung Anak Krakatau

Dalam ilmu geografi erupsi adalah pelepasan magma, gas, abu dan lain lain ke atmosfir atau ke permukaan bumi yang diakibatkan karena adanya tekanan yang sangat kuat dari dalam bumi sehingga melontarkan material padat dan gas yang berasal dari magma perut bumi melalui kawah gunung berapi sehingga peristiwa ini disebut dengan letusan gunung berapi, yang secara kebetulan saat ini terjadi di sekitar kita yaitu erupsinya anak Gunung Krakatau

Karena diakibatkan adanya material padat yang keluar dari perut bumi sehingga terbentuk ruang kosong yang saya sebut sebagai growongan, besar kecil terbentuknya growongan tersebut sangat tergantung dengan aktivitas erupsi Anak Krakatau, jika dalam peristiwa erupsi mengeluarkan material yang besar maka growonganpun akan terjadi semakin bertambah besar. Para ahli telah menyimpulkan Volume material yang telah keluar dari dalam bumi melalui kawah gunung Anak Krakatau adalah sekitar antara 150-180 juta m3, hal ini berarti telah terbentuk growongan seluas material padat yang telah keluar. Masih menurut para ahli growongan itu telah terbentang di hamparan seluas kira-kira 64 hektar.

Bisa kita bayangkan andai 64 hektar tersebut menghampar di daratan atau disekitar perbukitan diwilayah kita tentunya sangatlah luas, padahal 64 hektar tersebut merupakan perbukitan laut yang berada di disekitar gunung Anak Krakatau yang secara kasat mata kita tidak dapat melihat karena berada di dalam bawah dasar lautan.

Sebagai warga yang berdomisili di wilayah Cilegon tentu saja kita tahu tentang Anak Krakatau, sejak kapan terahir gunung berapi tersebut mengalami erupsi, tentu sudah sangat lama, maka selama itulah growongan itu terbentuk.

Hamparan growongan seluas 64 hektar yang diatasnya berbentuk perbukitan yang berada di dalam lautan dengan beban material sekitar antara 150-180 juta m3 itupun ahirnya ambles dan tertimbun mengakibatkan lebih dari separuh badan gunung Anak Krakatau bagian sisi barat daya anak gunung tersebut ambruk dan peristiwa ini kita kenal dengan peristiwa longsornya Anak Gunung Krakatau, kejadian yang terjadi pada hari Sabtu tanggal 22 Desember 2018 tersebut menyebabkan adanya dorongan gelombang air yang muncrat keluar sekaligus dari growongan menuju ke segala arah, dan para ahli mengatakan peristiwa terebut adalah tsunami Selat Sunda.

Berdasarkan analisis analisis visual para ahli, sudah konfirmasi bahwa Anak Krakatau yang tingginya semula 338 meter, sekarang tingginya tinggal 110 meter, “betapa besarnya growongan itu dan betapa besarnya air yang keluar dari growongan itu”, Masya Allah.

Paska kejadian tsunami tersebut terbitlah beberapa kajian dari para ahli yang diantaranya adalah adanya ancaman bencana tsunami di Selat Sunda setinggi 57 meter yang akan terjadi di perairan selatan Banten, jujur kami bertambah resah dan panik dengan adanya statement dari ahli tersebut, sehingga Sejumlah antisipasi kebencanaan gempa dan tsunami pun telah dipersiapkan diantaranya Pemkot Cilegon mensosialisasikan kembali kepada masyarakat tentang 15 jalur evakuasi (baca fb Pemkot Cilegon post 27 Desember 2018) Semoga analisa ancaman bencana tsunami 57 meter tersebut tidak terjadi, Amin.

Dari analisa yang saya tulis ini semoga dengan telah tertimbunnya growongan yang terbentuk akibat adanya erupsi gunung Anak Krakatau tersebut rasa resah, khawatir dan panik kita semakin berkurang, sebab kemungkinan sangat kecil akan terjadi tsunami susulan, karena tsunami akan terjadi jika telah terbentuk kembali growongan dibawah dasar laut akibat adanya erupsi gunung Anak Krakatau, andai growongan tersebut akan terbentuk kembali bisa jadi dengan jangka waktu yang sangat lama.

Demikian analisa saya, semoga dapat meringankan beban kepanikan kita semua, dan Alhamdulillah, sudah dua malam ini tidak terdengar suara gluduk & gemuruh panjang Anak Krakatau, semoga ini merupakan telah dikabulkannya Do'a-Doa kita oleh Allah SWT.

Allah telah berjanji bahwa Allah akan mengabulkan setiap Doa hambanya

Dan Allah telah berjani tidak akan pernah ingkar terhadap janjinya

Yuk perbanyak Doa, semoga kita semua terhindar dari musibah tsunami susulan dan semoga senantiasa berada dalam lindungannya. Amin Ya Robbal Alamin

Selasa, 30 Oktober 2018

Lomba PKBM, LKP & PAUD berprestasi tingkat kota Cilegon

Selasa, 30 Oktober 2018

Sambutan Kepala Dinas Pendidikan kota Cilegon pada Pembukaan Seleksi Lembaga PKBM, LKP, PAUD berprestasi  2018 





Kepala Dinas Pendidikan kota Cilegon
memberikan Sertifikat bagi peserta Uji Kompetensi kepada Intruktur Kursus


Kamis, 18 Oktober 2018

Pelatihan Gerak & Lagu Himpaudi kota Cilegon

Himpaudi kota Cilegon mengadakan kegiatan Pelatihan Gerak dan Lagu bagi seluruh Guru Paud sekota Cilegon.


Kegiatan tersebut di hadiri oleh Pembina Himpaudi kota Cilegon H. Ratu Ati Marliati, MM, Kepala Bidang P2PNF Dinas Pendidikan kota Cilegon, seluruh kepala UPTD Pendidikan sekota Cilegon, seluruh Penilik Paud sekota Cilegon, dan tidak kurang dari 800 guru Paud sekota Cilegon


Hidup Himpaudi kota Cilegon
Himpaudi Jaya Pendidik Sejahtera



Kamis, 11 Oktober 2018

WORK SHOP BEDAH ADMINISTRASI 8 SNP PAUD KOTA CILEGON

by : Guyup Suroso

Penutupan Kegiatan Road Swow Delapan Standar
Kegiatan Road Show Work Shop Bedah Administrasi 8 SNP Paud oleh Team Relawan Sahabat Paud di 8 kecamatan kota Cilegon telah berahir dan telah ditutup di gedung PGRI kecamatan Pulomerak oleh Kepala Bidang P2PNF Dinas Pendidikan kota Cilegon Drs Ahmad Najid dan dihadiri oleh Kepala UPTD Pendidikan kecamatan Pulomerak Hj Tuty Alawiyah S. Pd pada Kamis 11 Okt 2018.

Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Upaya yang telah dilakukan oleh Team Relawan Sahabat Paud Kota Cilegon adalah, melakukan Sosialisasi sekaligus Work Shop Bedah Administrasi 8 Standar Paud kepada Seluruh Kepala Paud & Pendamping dari masing masing Lembaga Paud sekota Cilegon

Standar Nasional Pendidikan PAUD terdiri dari :

1. Standar Tingkat Pencapaian & Perkembangan Anak
2. Standar Isi
3. Standar Proses
4. Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasarana 
6. Standar Pengelolaan 
7. Standar Pembiayaan 8. Pendidikan Standar Penilaian 

Fungsi dan Tujuan Standar Nasional Pendidikan adalah sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu

Standar Nasional Pendidikan bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara serta membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

Standar Nasional Pendidikan Paud disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tahapan perkembangan anak didik dan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Relawan bersama Pengurus & Anggota PKG Kec Pulomerak
Kegiatan Team Relawan Sahabat Paud kota Cilegon tidak cukup sampai disini, sebab setelah melakukan Road Show Work Shop di seluruh kecamatan sekota Cilegon, tahap selanjutnya adalah melakukan Evaluasi dari kegiatan Work Shop tersebut ke seluruh Gugus Paud yang ada di PKG di masing masing kecamatan yang ada di kota Cilegon, Monitoring dan Evaluasi ini akan dilakukan oleh Team Relawan bersama seluruh Penilik di masing-masing kecamatan

Terima Kasih kami ucapkan kepada Team Relawan Sahabat Paud kota Cilegon, Jasamu Tak Pernah Kami Lupakan

Sesuai dengan keberadaannya salah satu fungsi keberadaan PKG adalah melakukan Pendampingan untuk meningkatkan Kompetensi & Profesionalisme kepada seluruh anggota PKG.

Sukses PKG...
Bersama PKG kita maju
Semangat & Kekompakanmu patut di jadikan Tauladan

BERSAMA PAUD KITA MAJU

Rabu, 03 Oktober 2018

Relawan Sahabat Paud kota Cilegon

by : Guyup Suroso



Pelantikan Pengurus PKG kecamatan Jombang periode 2018-2022 oleh camat kecamatan Jombang

Apa itu PKG, KKG dan GUGUS ?

Sulit di bedakan sebab ketiganya sama sama merupakan wadah aktivitas diskusi Guru dalam memecahkan permasalahan KBM

PKG adalah wadah koordinasi antar GUGUS dalan suatu wilayah Kecamatan

Dan GUGUS adalah Wadah berkumpulnya para pendidik pada level bawah  beranggotakan 3-8 Lembaga berdomisili dalam area terdekat dalam suatu kecamatan

Sedangkan KKG merupakan Kelompok Kerja Guru juga sebagai wadah untuk melakukan berbagai kegiatan 

Ketiganya memiliki tujuan untuk memecahkan pelaksanaan KBM antara lain merencanakan strategi belajar mengajar, membuat alat pelajaran, membuat lembar kerja, Iembar tugas, dan mendiskusikan masalah-masalah yang dijumpai di kelas masing-masing kelas/lembaga

Tulisan tersebut merupakan jawaban atas sebuah pertanyaan yang timbul dalam obrolan di fb PENILIK CILEGON  postingan setelah pelantikan PKG & rapat pembentukan Relawan Sahabat Paud kota Cilegon di kecamatan Jombang

Team Relawan Sahabat Paud kota Cilegon 
Jika melihat fungsi PKG adalah wadah koordinasi antar GUGUS untuk mendiskusikan yang diawali dari sebuah perencanaan dalam sebuah KBM, strategi belajar mengajar, membuat alat pelajaran, membuat lembar kerja, Iembar tugas, dan mendiskusikan masalah-masalah yang dijumpai dimasing-masing kelas, ini artinya PKG memiliki peranan strategis dalam upaya meningkatkan Kompetensi & Profesionalisme anggotanya. 
Maka sangatlah tepat jika IPI kota Cilegon membentuk Relawan Sahabat Paud yang anggotanya adalah berasal dari Pengurus Pengurus yang mumpuni dalam Organisasi PKG Paud sekota Cilegon
Dengan tujuan dapat mendampingi & menghantarkan seluruh anggota-anggota PKG Paud sekota Cilegon agar semua komponen yang terlibat baik dari Guru dan Tenaga Kependidikan maupun Dokumen dan Sarpras dalam penyelenggaraan Paud di kota Cilegon dapat maju secara bersama

Mau dibawa kemana anak-anak didik kita kalau lembaga Pendidikan tidak punya kurikulum, tidak ada indikator Perkembangan Anak, tidak  punya Standar Pencapaian Perkembangan Anak, tidak pernah mencatat dan melaporkan Perkembangan Anak, tidak punya kalender, bahkan kegiatan belajar pun membosankan. 
Padahal aktivitas yang kita laksanakan merupakan amanah

Ini merupakan bagian dari tugas dan misi terbentuknya Relawan Sahabat Paud kota Cilegon
Lakukan apa yang bisa kita lakukan
Kita harus berpengaruh dan jangan terpengaruh
Singkirkan debu & krikil tajam yang mengganggu
Bersatu untuk maju hingga terwujud Paud kota Cilegon Maju

BERSAMA PAUD KITA MAJU

Semoga menjadi bagian zariah team Relawan Sahabat Paud kota Cilegon

Minggu, 16 September 2018

Dirgahyayu ke 12 Ikatan Penilik Indonesia

by : Guyup Suroso
Dirgahayu Ikatan Penilik Indonesia ke 12, diusiamu yang relatif masih muda tampak belum terlihat pengaruhmu dalam menyampaikan aspirasi anggota, banyak permasalahan yang belum terselesaikan. Suara anggota seakan tidak didengar bahkan terabaikan, Regulasi yang mengatur masalah jabatan fungsional Penilik sampai saat ini masih masih dirasa tidak adil bahkan Jabatan fungsional Penilik selaku pejabat pengendali mutu Pendidikan Non Formal dianak tirikan, dengan kata lain jauh tertinggal dengan Jabatan Fungsional Penjamin Mutu Pendidikan Formal, hal ini terlihat dari perbedaan perhatian baik dari unsur kesejahteraan maupun perhatian lainnya, dan yang lebih parah adalah banyak pejabat yang tidak mengerti jika ada Jabatan Fungsional Penilik. Kebanyakan mereka masih bertanya Penilik itu apa ?, Siapa Penilik itu ? dan apa yang menjadi tugas Penilik itu ?. bahkan ada pertanyaan yang lebih sadis, Penilik itu mahkluk apa ?
Kemana kami harus berlindung untuk menyalurkan aspirasi agar suara kami Penilik selaku selaku pengawas Pendidikan Non Formal dapat di dengar, kesejahteraan Penilik selaku pengawas Pendidikan Non Formal mendapat perhatian minimal disamakan dengan Pengawas Pendidikan Formal.
Melihat tugas pokok dan fungsi Penilik mempunyai ruang lingkup tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan pengendalian mutu program Pendidikan Anak Usia Dini dan  Pendidikan Masyarakat melalui kegiatan pemantauan, penilaian, pembimbingan, pembinaan penyelenggaraan pendidikan non formal dan kegiatan evaluasi dampak program Paud dan Dikmas serta penelitian dan pengembangan Paud dan Dikmas.
Dalam hal ini pada dasarnya penilik merupakan tenaga profesi kependidikan dengan tugas utama melakukan kegiatan perencanaan , perantauan, pengendalian mutu dan evaluasi dampak program pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Kesetaraan dan Keaksaraan, serta Kursus pada jalur pendidikan Nonformal dan Informal. Penilik adalah sebuah jabatan profesi yang dilandasi melalui karier dan pendidikan keahlian keterampilan kejujuran yang tertentu. Sedangkan pengertian profesional merupakan bidang pekerjaan yang demikian yang dimaksud dengan kemampuan profesional ialah kapasitas (pengetahuan dan keterampilan) yang dituntut oleh suatu bidang pekerjaan yang memungkinkan sesorang untuk tampil secara maksimal dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Mengingat begitu pentingnya keberadaan penilik dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia maka pemerintah memberikan perhatian dengan mengeluarkan beberapa regulasi, dalam upaya memberikan kan payung hukum dan mekanisme kerja yang jelas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi kepenilikan dilapangan.
Permenpan dan RB Nomor 14 tahun 2010, dengan tegas mengatakan bahwa untuk menjaga terjaminnya mutu layanan Pembinaan Paud dan Pendidikan Non Formal, maka perlu dilakukan pengendalian mutu dan Evaluasi Dampak, yang dalam hal ini menjadi tugas dan kewenangan Penilik. 
Dalam pelaksanaannya telah di jabarkan melalui juknis dalam Permendikbud nomor 38 tahun 2013 yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan melalui pemantauan, penilaian, dan pembinaan program pada satuan Paud dan Dikmas dengan standar yang ditetapkan diantaranya adalah Kegiatan Pengendalian mutu meliputi : a). Perencanaan program adalah kegiatan menyusun rencana kegiatan Pengendalian Mutu dan Evaluasi Dampak Program Paud Dikmas dalam kurun waktu tertentu (triwulan atau tahunan) tertulis pada halaman 3.  b). Pelaksanaan pemantauan adalah kegiatan yang bertujuan untuk menginventarisasi masalah-masalah yang muncul  dari proses penyelenggaraan  program Paud Dikmas yang sedang berjalan atau serta untuk mengetahui apakah sesuai dengan rencana dan mengarah pada pencapaian tujuan yang diharapkan tertulis pada halaman 23. c). Pelaksanaan Diskusi Terfokus adalah kegiatan diskusi yang dilakukan secara sistematis dan terarah atas suatu isu atau masalah yang muncul dan tujuannya adalah mengetahui alasan, motivasi, argumentasi atau dasar dari pendapat seseorang terkait dengan isu tertentu tersebut ( Supriyono, 2010)). Diskusi Terfokus adalah kegiatan untuk membahas dan memecahkan masalah tertentu dari hasil pemantauan, tertulis pada halaman 24. d). Pelaksanaan Penilaian adalah kegiatan yang sistematis dan terencana untuk mengetahui sejauhmana program Paud Dikmas yang sudah diselenggarakan mencapai tujuan yang diharapkan tertulis pada hal. 2). Penilaian:  dilaksanakan secara terprogram, menyeluruh, akuntabel, dan berkesinambungan dengan mengacu pada indikator SNP tertulis pada halaman 26). e. Pelaksanaan pembimbingan dan pembinaan kepada Pendidik dan Tenaga Kependidikan Paud Dikmas adalah kegiatan yang bertujuan  mengarahkan dan memberi petunjuk kepada Pendidik dan Tenaga Kependidikan Paud Dikmas tentang penyelenggaraan program Paud Dikmas agar lebih efektif dan efisien.
Sedang Tugas Penilik sebagai Pejabat Evaluasi Dampak Program adalah melalui evaluasi sehingga mendapatkan temuan berupa manfaat dan pengaruh program Pembinaan Paud dan Dikmas yang telah dilaksanakan selama dalam pelaksanaan tugas sebagai Pengendali Mutu
Demikian catatan kecil bagian dari Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Fungsional Penilik, semoga kedepan seiring dengan bertambahnya usia organisasi Ikatan Penilik Indonesia mampu menghantarkan informasi dan aspirasi anggota kepada para pembuat kebijakan. Sehingga tidak ada lagi sebutan Penilik itu Mahkluk apa ?

Rabu, 08 Agustus 2018

Rapat Kerja POKJA Pendidikan Keluarga Dinas Pendidikan Kota Cilegon


Kepala Bidang P2PNF Dalam pembukaan Raker Pokja Pendidikan Keluarga

Dalam dunia pendidikan, keluarga memegang peranan yang besar dan penting. Keluarga merupakan faktor pendukung utama bagi tercapainya tujuan pendidikan, disamping sekolah dan masyarakat. Oleh karenanya sangatlah tepat apabila dikatakan bahwa pendidikan keluarga adalah dasar atau pondasi utama dari pendidikan anak selanjutnya, demikian disampaikan Kepala Bidang P2PNF Dinas Pendidikan kota Cilegon Drs. Ahmad Najid MM. pada pembukaan Rapat Kerja POKJA Pendidikan Keluarga Dinas Pendidikan kota Cilegon.           

Lebih lanjut Najid panggilan akrab Kabid P2PNF mengatakan bahwa Keluarga dapat dikatakan sebagai suatu badan sosial yang berfungsi mengarahkan kehidupan afektif seseorang. Di dalam keluarga, seseorang pertama kali mengalami kesenangan, kesedihan, kekecewaan,dan kasih sayang .  Keluarga dikatakan sebagai pendidikan pertama dan utama. Pertama artinya tugas mendidik itu sudah dilakukan semenjak dalam kandungan ibu (bayi) dan utama maksudnya pendidikan rumah tangga (keluarga) itu mewariskan budaya bangsa melalui kedua orang tua secara turun-temurun dalam satu kurun waktu kehidupan tertentu.          Melihat pentingya keluarga dalam pendidikan, maka sudah barang tentu dibutuhkan figur, peran dan keteladanan orang tua yaitu ayah dan ibu yang harus memiliki kemampuan. Kemampuan orang tua yang dimaksud adalah “Kepemimpinan orang tua”. Hal ini perlu diperhatikan, karena karakter seorang anak pada masa pertumbuhan bersifat panca roba, tidak stabil, kadang kala jauh meninggalkan jati diri atau bertentangan dengan keluarga.


Blablablabla Bantu Redaksi dooonk

Senin, 09 Juli 2018

Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2018

Team Duta Apresiasi Nasional Provinsi Banten 2018 di Pontianak
Dengan Tema “Membangun Karakter Peserta Didik Melalui Karya Nyata GTK PAUD dan Dikmas” Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar kegiatan Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2018 di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. 


Kegiatan ini merupakan upaya pemerintah dalam memberikan penghargaan dan untuk meningkatkan harkat dan martabat GTK PAUD dan Dikmas, atas pengabdian, dedikasi dan prestasi mereka dalam meningkatkan kualitas PAUD dan Dikmas di Indonesia, sekaligus untuk memotivasi PTK dalam berkarya, berinovasi dan berprestasi dalam tugasnya.
Peserta apresiasi adalah GTK PAUD dan Dikmas berprestasi dari 34 provinsi. Peserta yang akan mengikuti lomba tingkat nasional merupakan juara terseleksi di tingkat provinsi Mereka akan berkompetisi untuk 18 kategori lomba perorangan dan 2 kategori lomba GTK PAUD dan Dikmas dengan mengembangkan konsep kegiatan yang mengandung unsur edukasi, kompetisi, dan rekreasi. 

Team Debus Apresiasi Nasional 2018 utusan provinsi Banten 

Team Jawara Banten sebagai sebutan Duta-Duta utusan GTK Paud Dikmas provinsi Banten dalam pembukaan dihadapan Menteri Pendidikan dan seluruh peserta dari seluruh provinsi menunjukan atraksi Debus sebagai pertunjukan warisan Budaya Banten, Sorak dan Decak kagum penontonpun bergemuruh meriah. Mereka menyoraki satu atraksi menegangkan dan mampu membuat semua mata tertuju kepada pemainnya. Kegiatan Apresiasi yag akan berlangsung dari tanggal 08 Juli sampai 14 Juli 2018 team Jawara Banten dikomandani oleh DR. Kiki Budiana, ketika dihubungi admin IPI kota Cilegon via telepon tadi pagi Kiki Budiana mengatakan bahwa “jika melihat semangat seluruh perwakilan  GTK  yang akan mewakili provinsi Banten di Pontianak ini mudah-mudahan ditahun ini kami dapat meningkatkan grade yang selama ini Banten selalu berada di sepuluh besar, semoga di tahun 2018 ini dapat lebih meningkat menjadi lima besar,  lebih lanjut Kiki panggilang akrab Sekjen IPI tersebut mengatakan bahwa dalam Apresiasi tingkat Nasional ini Dinas Pendidikan Provinsi banten mengirimkan 18 juara hasil seleksi ditingkat provinsi yang telah di laksanakan bulan April lalu, berarti provinsi Banten mengirimkan seluruh mata lomba yang dilombakan oleh Kemdikbud yaitu 18 mata lomba, adapun utusan dari provinsi Banten yaitu :
1. Wiwit Dwi Akhdiani  peserta Instruktur Kursus Tata Busana, LKP Pantas Jaya kota Cilegon.  2. Muhamad Matin, Instruktur Kursus Komputer, LKP Guna Bangsa kabupaten Lebak  3. Yuliana, Instruktur Kursus Tata Kecantikan Rambut, LKP Indah kabupaten Tangerang   4. Devi Sulastiyowati, S.Pd. Instruktur Kursus Tata Rias Pengantin, LKP Titik Kusuma Tangerang Selatan.   5. Yeny S.Pd, Guru PAUD Al Inayah kota Tangerang Selatan.  6. Muh. Iqbal Amrullah, Instruktur Otomotif Teknik Sepeda Motor, LKP Fitri kota Tangerang Selatan  7. Tarra Anggun Cantika, S.Pd. Tutor Paket A, PKBM Kak Seto Tangerang Selatan  8. Al Diyan Saputra, S.Pd. MM Tutor Paket B, PKBM Kak Seto Tangerang Selatan  9. Katrina Permatasari, S.Pd. Tutor Paket C, PKBM Maleo Tangerang Selatan8. Femina Favorita, S.Pd Tutor Pendidikan Keaksaraan, PKBM Kartika kabupaten Serang  9. Yus Alvar Saabighoot, M.Pd. Pamong Belajar pada Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) kota Serang  10. Seiken Romadhan S, Sos Pengelola TBM Kolong Tangerang Selatan  11. Pengelola Kelompok Bermain /Taman Penitipan Anak/ Satuan PAUD Sejenis (KB/TPA/SPS),  12. Sukriyah, SE, M.Si Pengelola Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Faida Cendekia Perdana kab Tangerang  13. Dimas Ramdasi Tripitra, SE, MM. Pengelola Pusat Kegiatan Belajar (PKBM) Kak Seto Tangsel  14. Pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM),  15. Pengelola/Kepala Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), dan  16. Neng Wasitoh, S.Pd. Penilik kabupaten Pandeglang  17. Paduan Suara  18. Senam Kreasi Daerah.

Pada kesempatan tersebut perwakilan Penilik sebagai pejabat fungsional pengendali Mutu  yang turut sebagai peserta dalam seleksi Nasional Apresiasi GTK Paud Dikmas provinsi Banten Neng Wasitoh juga mengatakan "Walau saat ini kami berhadapan dengan seluruh peserta Apresiasi dari seluruh Indonesia, dengan penuh percaya diri kalau kami team Jawara Banten akan berusaha di tahun ini akan menunjukan hasil terbaik sesuai keinginan kita bersama untuk menuju  banten masuk dalam urutan lima besar Nasional"


Parade defile konstenstan dark Apresiasi seluruh Indonesia. 

Selasa, 26 Juni 2018

Pendidik Hebat

re post : by Guyup Suroso


SEBELAS HAL YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK MENJADI PENDIDIK HEBAT

1. Ubah pola berfikir Anda: pembelajaran bukan tentang bagaimana guru mengajar tapi bagaimana siswa itu dapat belajar

 2. Jangan hanya pelajari materi pembelajaran tetapi pelajari pula tingkah laku anak didik Anda,

3. Sampaikan tidak hanya dengan lisan tapi gunakan seluruh anggota tubuh untuk berkomunikasi kepada Siswa

4. Tunjukkan kepada siswa pentingnya belajar dimanapun dan kapanpun juga. (Belajar tidak hanya di sekolah saja)

5. Pastikan Anda sudah mengaktifkan potensi VAK (visual, auditori, kinestetik) ke semua siswa

6. “Hukum durasi 20-30 menit” (sesuai penelitian siswa hanya mampu bertahan konsentrasi 20-30 menit, maka variasikan kegiatan belajar mengajar Anda setiap 20-30 menit)

7. Lakukan dialog bukan monolog,

8. Ajukan pertanyaan yang tepat kepada siswa

9. Tularkan emosi positif dan sikap optimis di depan siswa

10. Bimbinglah anak belajar dengan cara belajar mereka sendiri. (Bukan anak tidak mau belajar tapi anak belum menemukan cara belajar yang sesuai untuknya)

11. Tampillah menarik di depan siswa. Tidak hanya dalam pakaian saja tetapi dengan menampilkan kepribadian yang menarik agar siswa tertarik dengan pembelajaran yang Anda sajikan.

Semangat dan selamat menghebatkan diri ....

Tim Pengembangan Kurikulum Kemendikbud. (TPKK)

 Mohon sebarkan info ini ke seluruh guru di Indonesia

Sabtu, 16 Juni 2018

Makna Idul Fitri

Re Post : Guyup Suroso

Pada Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1439 H / 2018

Idul Fitri Bukan Kembali Suci

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Kita akan membahas anggapan yang tersebar hampir di seluruh lapisan masyarakat, Idul fitri = kembali suci.

Masyarakat, bahkan para tokoh agama, sering mengartikan idul fitri dengan kembali suci. Mereka mengartikan ‘id dengan makna kembali dan fitri diartikan suci.

Para khatib seringkali memberi kabar gembira kepada masyarakat yang telah menyelesaikan ibadah selama ramadhan, bahwa pada saat idul fitri mereka telah kembali suci, bersih dari semua dosa antara dia dengan Allah.

Kemudian diikuti dengan meminta maaf kepada sesama, tetangga kanan-kiri. Sehingga usai hari raya, mereka layaknya bayi yang baru dilahirkan, suci dari semua dosa. Tak lupa sang khatib akan mengkaitkan kejadian ini dengan nama hari raya ini, idul fitri. Dia artikan ‘Kembali Suci’. Turunan dari pemaknaan ini, sebagian masyarakat sering menyebut tanggal 1 syawal dengan ungkapan ‘hari yang fitri’.

Setidaknya ada 2 kesalahan fatal terkait ceramah khatib di atas,

Pertama, memaknai idul fitri dengan kembali suci. Dan ini kesalahan bahasa

Kedua, keyakinan bahwa ketika idul fitri, semua muslim dosanya diampuni.

Mengapa salah? Berikut rincian keterangan masing-masing;

Arti Idul Fitri secara Bahasa
Idul fitri berasal dari dua kata; id [arab: عيد] dan al-fitri [arab: الفطر].

Id secara bahasa berasal dari kata aada – ya’uudu [arab: عاد – يعود], yang artinya kembali. Hari raya disebut ‘id karena hari raya terjadi secara berulang-ulang, dimeriahkan setiap tahun, pada waktu yang sama. Ibnul A’rabi mengatakan,

سمي العِيدُ عيداً لأَنه يعود كل سنة بِفَرَحٍ مُجَدَّد

Hari raya dinamakan id karena berulang setiap tahun dengan kegembiraan yang baru. (Lisan Al-Arab, 3/315).

Ada juga yang mengatakan, kata id merupakan turunan kata Al-Adah [arab: العادة], yang artinya kebiasaan. Karena masyarakat telah menjadikan kegiatan ini menyatu dengan kebiasaan dan adat mereka. (Tanwir Al-Ainain, hlm. 5).

Selanjutnya kita akan membahas arti kata fitri.

Perlu diberi garis sangat tebal dengan warna mencolok, bahwa fitri TIDAK sama dengan fitrah. Fitri dan fitrah adalah dua kata yang berbeda. Beda arti dan penggunaannya. Namun, mengingat cara pengucapannya yang hampir sama, banyak masyarakat indonesia menyangka bahwa itu dua kata yang sama. Untuk lebih menunjukkan perbedaannnya, berikut keterangan masing-masing,

Pertama, Kata Fitrah

Kata fitrah Allah sebutkan dalam Al-Quran,

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ

Hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (QS. Ar-Rum: 30).

Ibnul Jauzi menjelaskan makna fitrah,

الخلقة التي خلق عليها البشر

“Kondisi awal penciptaan, dimana manusia diciptakan pada kondisi tersebut.” (Zadul Masir, 3/422).

Dengan demikian, setiap manusia yang dilahirkan, dia dalam keadaan fitrah. Telah mengenal Allah sebagai sesembahan yang Esa, namun kemudian mengalami gesekan dengan lingkungannya, sehingga ada yang menganut ajaran nasrani atau agama lain. Ringkasnya, bahwa makna fitrah adalah keadaan suci tanpa dosa dan kesalahan.

Kedua, kata Fitri

Kata fitri berasal dari kata afthara – yufthiru [arab: أفطر – يفطر], yang artinya berbuka atau tidak lagi berpuasa. Disebut idul fitri, karena hari raya ini dimeriahkan bersamaan dengan keadaan kaum muslimin yang tidak lagi berpuasa ramadhan.

Terdapat banyak dalil yang menunjukkan hal ini, diantaranya

1. Hadis tentang anjuran untuk menyegerahkan berbuka,

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لا يزال الدين ظاهراً، ما عجّل النّاس الفطر؛ لأنّ اليهود والنّصارى يؤخّرون

“Agama Islam akan senantiasa menang, selama masyarakat (Islam) menyegerakan berbuka. Karena orang yahudi dan nasrani mengakhirkan waktu berbuka.” (HR. Ahmad 9810, Abu Daud 2353, Ibn Hibban 3509 dan statusnya hadia hasan).

Dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لا تزال أمَّتي على سُنَّتي ما لم تنتظر بفطرها النّجوم

“Umatku akan senantiasa berada di atas sunahku, selama mereka tidak menunggu waktu berbuka dengan terbitnya bintang.” (HR. Ibn Khuzaimah dalam Shahihnya 3/275, dan sanadnya shahih).

Kata Al-Fithr pada hadis di atas maknanya adalah berbuka, bukan suci. Makna hadis ini menjadi aneh, jika kata Al-Fithr kita artikan suci.

“Umatku akan senantiasa berada di atas sunahku, selama mereka tidak menunggu waktu berSUCI dengan terbitnya bintang”

Dan tentu saja, ini keluar dari konteks hadis.

2. Hadis tentang cara penentuan tanggal 1 ramadhan dan 1 syawal

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ، وَالفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ

“Hari mulai berpuasa (tanggal 1 ramadhan) adalah hari di mana kalian semua berpuasa. Hari berbuka (hari raya 1 syawal) adalah hari di mana kalian semua berbuka.” (HR. Turmudzi 697, Abu Daud 2324, dan dishahihkan Al-Albani).

Makna hadis di atas akan menjadi aneh, ketika kita artikan Al-Fithr dengan suci.

“Hari suci adalah hari dimana kalian semua bersuci”.dan semacam ini tidak ada dalam islam.

Karena itu sungguh aneh ketika fitri diartikan suci, yang sama sekali tidak dikenal dalam bahasa arab.

Suci Seperti Bayi?
Selanjutnya kita bahas konsekuensi dari kesalahan mengartikan idul fitri. Karena anggapan bahwa idul fitri = kembali suci, banyak orang keyakinan bahwa ketika idul fitri, semua orang yang menjalankan puasa ramadhan, semua dosanya diampuni dan menjadi suci.

Keyakinan semacam ini termasuk kekeliruan yang sangat fatal. Setidaknya ada 2 alasan untuk menunjukkan salahnya keyakinan ini,

Pertama, keyakinan bahwa semua orang yang menjalankan puasa ramadhan, dosanya diampuni dan menjadi suci, sama dengan memastikan bahwa seluruh amal puasa kaum muslimin telah diterima oleh Allah, dan menjadi kaffarah (penghapus) terhadap semua dosa yang meraka lakukan, baik dosa besar maupun dosa kecil. Padahal tidak ada orang yang bisa memastikan hal ini, karena tidak ada satupun makhluk yang tahu apakah amalnya diterima oleh Allah ataukah tidak.

Terkait dengan penilaian amal, ada 2 hal yang perlu kita bedakan, antara keabsahan amal dan diterimanya amal.

1. Keabsahan amal.

Amal yang sah artinya tidak perlu diulangi dan telah menggugurkan kewajibannya. Manusia bisa memberikan penilaian apakah amalnya sah ataukah tidak, berdasarkan ciri lahiriah. Selama amal itu telah memenuhi syarat, wajib, dan rukunnya maka amal itu dianggap sah.

2. Diterimanya amal

Untuk yang kedua ini, manusia tidak bisa memastikannya dan tidak bisa mengetahuinya. Karena murni menjadi hak Allah. Tidak semua amal yang sah diterima oleh Allah, namun semua amal yang diterima oleh Allah, pastilah amal yang sah.

Karena itulah, terkait diterimanya amal, kita hanya bisa berharap dan berdoa. Memohon kepada Allah, agar amal yang kita lakukan diterima oleh-Nya. Seperti inilah yang dilakukan orang shaleh masa silam. Mereka tidak memastikan amalnya diterima oleh Allah, namun yang mereka lakukan adalah memohon dan berdoa kepada Allah agar amalnya diterima.

Siapakah kita diandingkan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Seusai memperbaiki bangunan Ka’bah, beliau tidak ujub dan memastikan amalnya diterima. Namun yang berliau lakukan adalah berdoa,

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Ya Allah, terimalah amal dari kami. Sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 127).

Demikian pula yang dilakukan oleh para sahabat dan generasi pengikut mereka. Yang mereka lakukan adalah berdoa dan bukan memastikan.

Mu’alla bin Fadl mengatakan:

كانوا يدعون الله تعالى ستة أشهر أن يبلغهم رمضان يدعونه ستة أشهر أن يتقبل منهم

“Dulu para sahabat, selama enam bulan sebelum datang bulan Ramadhan, mereka berdoa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama enam bulan sesudah Ramadhan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka ketika di bulan Ramadhan.” (Lathaiful Ma›arif, Ibnu Rajab, hal.264)

Karena itu, ketika bertemu sesama kaum muslimin seusai ramadhan, mereka saling mendoakan,

تَـــقَـــبَّـلَ اللّـــهُ مِنَّا وَمنٌِكُمٌ

“Semoga Allah menerima amal kami dan kalian”

Inilah yang selayaknya kita tiru. Berdoa memohon kepada Allah agar amalnya diterima dan bukan memastikan amal kita diterima.

Kedua, sesungguhnya ramadhan hanya bisa menghapuskan dosa kecil, dan bukan dosa besar. Sebagaimana dinyatakan dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِر

“Antara shalat 5 waktu, jumatan ke jumatan berikutnya, ramadhan hingga ramadhan berikutnya, akan menjadi kaffarah dosa yang dilakukan diantara amal ibadah itu, selama dosa-dosa besar dijauhi.” (HR. Ahmad 9197 dan Muslim 233).

Kita perhatikan, ibadah besar seperti shalat lima waktu, jumatan, dan puasa ramadhan, memang bisa menjadi kaffarah dan penebus dosa yang kita lakukan sebelumnya. Hanya saja, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan syarat: ‘selama dosa-dosa besar dijauhi.’ Adanya syarat ini menunjukkan bahwa amal ibadah yang disebutkan dalam hadis, tidak menggugurkan dosa besar dengan sendirinya. Yang bisa digugurkan hanyalah dosa kecil.

Lantas bagaimana dosa besar bisa digugurkan?

Caranya adalah dengan bertaubat secara khusus, memohon ampun kepada Allah atas dosa tersebut. Sebagaimana Allah telah tunjukkan hal ini dalam Al-Quran,

إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا

Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). (QS. An-Nisa: 31).

Allahu a’lam

Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembinawww.KonsultasiSyariah.com)



Read more: https://konsultasisyariah.com/19817-istilah-salah-terkait-idul-fitri-bagian-02.html

Kamis, 07 Juni 2018

Seleksi Apresiasi GTK Paud & Dikmas Provinsi Banten 2018

Pemenang Juara seleksi apresiasi GTK Paud dan PNF bersama panitia Pelaksana 
Gema Apresiasi GTK Paud dan Dikmas 2018 menggetarkan insan-insan Paud dan Dikmas Provinsi Banten di Days Hotel and Suites Jakarta Airport, kegiatan seleksi 16 mata lomba dengan peserta dari seluruh kabupaten / kota se provinsi banten tersebut dibuka pada Senin 4 Juni 2018 oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten yang diwakili oleh Kepala Bidang Ketenagaan dan Kelembagaan H. Muhamad Taqwim, SN. S.Pd. M.Ak. Dalam sambutannya Muhamad Takwin mengatakan bahwa kegiatan Apresiasi ini merupakan kegiatan rutin Kemendikbud. Kegiatan pemberian apresiasi ini sekaligus sebagai media penggalian partner dan pengembangan karya-karya inovatif GTK PAUD dan Dikmas dalam membentuk berbagai kegiatan apresiasi yang melibatkan GTK PAUD dan Dikmas Se Provinsi Banten. Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan kualitas guru dan tenaga kependidikan PAUD dan Dikmas untuk dapat meningkatkan motivasi GTK PAUD dan Dikmas dalam melaksanakan tugas agar lebih kompetitif, profesional dan berkarakter. Untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut salah satunya melalui lomba dan apresisi ini. Bersainglah secara jujur, inovatif dan kreatif, hindari manipulasi dan plagiat dalam berkarya, jadikanlah lomba ini sebagai ajang meningkatkan peran kita semua, demikian pesan Muhamad Takwin. Terkait biaya kegiatan seleksi ini Kepala Bidang Ketenagaan dan Kelembagaan Dinas Pendidikan Provinsi Banten mengatakan bahwa kegiatan dibiayai oleh pemerintah melalui Kemendikbud, tapi Pemerintah tidak bisa memberikan transport kepada para pemenang untuk kegiatan lomba selanjutnya yaitu di tingkat Nasional yang rencarananya akan digelar di Pontianak tanggal 8 sd 12 Juli 2018, pemerintah hanya bisa menyediakan fasilitas penginapan dan konsumsi bagi peserta sampai dengan selesainya seleksi tingkat Nasional di Pontianak. 

DR. Kiki Budiana selaku komandan pelaksana teknis kegiatan Seleksi Apresiasi GTK Paud dan PNF provinsi Banten tersebut mengatakan bahwa kegiatan ini berlangsung selama 4 hari terbagi menjadi dua tahap yaitu tahap pertama adalah pelaksanaan seleksi selama dua hari dan dua hari selebihnya adalah kegiatan pendampingan bagi para pemenang yang akan mewakili Provinsi Banten pada pelaksanaan seleksi di tingkat nasional.

Katergori Penilik : 

Juara 1 Eneng Wasitoh Penilik kabupaten Pandeglang, 
Juara 2 Yayah Rukiyah Penilik kota Serang dan 
juara 3 Guyup Suroso Penilik kota Cilegon   
Persaingan ketat terjadi di seleksi kategori Penilik, walau dari delapan Kabupaten / kota masing-masing peserta Penilik mengangkat Karya Nyata dengan Tema yang sama, namun dengan kepiawaian Penguasaan sebagai Pengendali Mutu di lapangan masing-masing memiliki pengalaman dan strategi berbeda, hal ini menunjukan keseriusan Penilik untuk memajukan  dan meningkatkan lembaga binaan di masing-masing daerahnya.

Kegiatan seleksi Apresiasi GTK Paud dan PNF tersebut ditutup oleh Kepala Bidang Ketenagaan dan Kelembagaan Dinas Pendidikan Provinsi Banten dilanjutkan dengan pengumuman hasil para juara. Dalam sambutannya Kepala Bidang mengatakan, menitipkan kepada para juara satu agar bisa mewakili GTK Paud & PNF Provinsi Banten untuk berprestasi di tingkat Nasional, sebab selama ini Banten baru sampai pada sepuluh besar, dengan harapan di tahun 2018 ini kita bisa naik menjadi 5 besar atau 3 besar. Lebih lanjut di ahir sambutannya Kabid Ketenagaan & Kelembagaan kembali mengatakan bahwa Kemendikbud tidak memberi transport kepada para Juara yang akan berangkat ke Pontianak. Pemerintah hanya menyediakan Penginapan dan jaminan konsumsi serta kesehatan selama disana, Mudah-mudahan dari hadiah yang diberikan dari pemerintah provinsi cukup untuk beli ticket pulang dan pergi.

Sikap Pemerintah/Kemendikbud tidak memberi transport kepada utusan Provinsi yang mewakili seleksi di tingkat nasional ditanggapi oleh salah seorang pengurus Ikatan Penilik Indonesia dari salah satu kabupaten / kota bahwa "ini sebagai bukti bahwa Kemendikbud masih menganaktirikan insan-insan GTK Paud dan Pendidikan Non Formal." hal ini akan menjadikan beban bagi para utusan sebab merasa tidak diperhatikan. Seharusnya para utusan tersebut justru diberi motivasi untuk dapat lebih berprestasi baik pada saat seleksi di tingkat nasional maupun setelah kembali terjun dilapangan nanti.

Selasa, 29 Mei 2018

Orientasi Menuju Sebuah Akreditasi

by : Guyup Suroso 

Banyak satuan PAUD virtual. Demikian, pernyataan Kepala Dinas Pendidikan kota Cilegon pada saat pemberian sepeda motor kepada seluruh penilik Paud dan Dikmas kota Cilegon. Artinya, penyelenggaran satuan pendidikan PAUD yang terkesan tidak serius. Satuan pendidikan PAUD yang kelahirannya hanya ikut-ikutan saja, tanpa memahami visi dan misi, menguasai program dan konsep satuan pendidikan. Fakta, bahwa PAUD relatif masih muda di dalam pengembangan satuan pendidikan, dibanding dengan jenjang pendidikan di atasnya. Oleh sebab itu, sangat wajar jika banyak memiliki kekurangan atau kelemahan. Perkembangan pesat satuan pendidikan PAUD secara kuantitas, belum berimbang dengan kualitas layanan. 

Kualitas layanan adalah faktor terpenting dalam meraih kepercayaan orangtua/masyarakat. Mengapa satuan pendidikan seyogyanya mampu meraih kepercayaan orangtua/masyarakat? Jawabannya, jumlah peserta didik suatu satuan pendidikan, menentukan keberlangsungan dan keberlanjutan satuan pendidikan tersebut. Semakin tinggi tingkat kepercayaan orangtua/masyarakat terhadap satuan pendidikan PAUD, maka semakin besar jumlah peserta didiknya, dan berarti satuan pendidikan tersebut memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri sebagai satuan pendidikan PAUD yang mandiri. Mandiri dalam profesional juga mandiri dalam implementasi 8 Standar Nasional Pendidikan. Jika kedua hal tesebut bisa dilalui dan dilaksanakan berarti lembaga tersebut memiliki kemandirian untuk menjadi sebuah lembaga menuju akreditasi terbaik.    

Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan progam/satuan pendidikan sesuai jalur, jenis dan jenjang pendidikan. (UU Sisdikbas 20/th 2003, pasal 60). Akredtasi adalah kegiatan penilaian progam/satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Bedasarkan konsep tersebut dapat dijelaskan bahwa Akreditasi adalah penilaian yang didasarkan pada fakta dan data yang dimiliki satuan pendidikan. Fakta, artinya keadaan yang sesungguhnya tanpa direkayasa. Data, artinya segala catatan atau bukti fisik dari fakta. Tujuan akreditasi tidak berhenti pada diperolehnya status akreditasi. Ada hal yang lebih mendasar yang perlu disadari. Bahwa fungsi akreditasi adalah memberikan data bahan pemetaan kondisi tingkat mutu layanan satuan pendidikan. Data tersebut, yang seharusnya ditindaklanjuti dengan proses pembinaan dan Pembimbingan. Tujuannya agar terjadi peningkatan mutu layanan pada masa selanjutnya. Pemerintah (Kemendikbud), akan menggunakan data ini sebagai dasar pengembangan program-program peningkatan kualitas layanan satuan pendidikan berorientasi pada 8 SNP. Menjadi ironis jika akreditasi menjadi sebuah target. Akreditasi, dimaknai beberapa pihak menjadi sebuah tujuan akhir, bukan bagian dari sebuah proses. Bahwa indikator keberhasilan akreditasi terpenuhinya data-data borang (instrumen) akreditasi, bukan seberapa validnya, sebagai rekam jejak satuan Pendidikan, dalam mencapai 8 SNP. 

Oleh sebab itu, ditengah-tengah upaya pemenuhan target tersebut, maka yang terjadi adalah gerakan beramai-ramai pembimbingan akreditasi. Orang melupakan bahwa, sebenarnya, akreditasi untuk memotret satuan pendidikan dalam memenuhi 8 SNP. Perlu segera disadari, betapa mirisnya, dampak dari pergeseran subtansi akreditasi. Bisa dibayangkan, jika di tingkat bawah, terbangun konsep akreditasi sebatas pencapaian lengkap tidaknya bukti fisik/data sebagai mana yang tercantum dalam butir-butir instrumen. Yang terjadi, maka Pembimbingan akreditasi sebatas bagaimana melengkapi borang (instrumen) akreditasi. Makna yang perlu direnungkan, bahwa akreditasi dalam rangka mendukung pencapaian mutu layanan satuan pendidikan adalah berdasarkan 8 SNP. Oleh sebab itu, fungsi akreditasi sebagai bagian dari proses pembinaan, perlu mendapatkan penekanan. Hasil akreditasi, akan dijadikan bahan pembinaan/Pembimbingan satuan pendidikan. Konsekuensinya, maka untuk mencapai mutu tersebut bukan pada pencapaian status akreditasi, melainkan pada Pembimbingan/Pembinaan satuan pendidikan. Perlu adanya Penguatan Proses Pembinaan/Pembimbingan. Bagaimana menyusun konsep Pembimbingan/Pembinaan yang berorientasi pada pencapaian 8 SNP ? Tidak ada pilihan yang lebih tepat selain penguatan bagaimana satuan pendidikan berproses untuk mencapai mutu layanan berdasar 8 SNP. Oleh sebab itu, jika pemerintah mengharapkan satuan pendidikan berkembang menuju pencapaian mutu yang terstandar, harus dimulai dengan peningkatan kompetensi para Pejabat Fungsional Pengendali Mutu dan Penjamin Mutu dilapangan yaitu penilik dan Pengawas Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud mencakup 2 hal pokok, yaitu : penguasaan program PAUDDIKMAS dan Penguasaan 8 SNP. Program PAUDDIKMAS mencakup : kurikulum, materi/bahan ajar, metode/strategi pembelajaran, media dan sumber belajar, dsb. Sedangkan penguasaan 8 SNP, bermakna bagaimana menguraikan Program PAUDDIKMAS tersebut, ke dalam masing-masing 8 komponen SNP.

Cilegon, Mei 2018


Cover

Cover Dokumen

Kata Pengantar Daftar Isi Dokumen

Kata Pengantar Daftar Isi Dokumen

Lembar Pengesahan Dokumen

Lembar Pengesahan Dokumen

PROGRAM TAHUNAN PAUD

Program Tahunan Paud

PROGRAM SEMESTER PAUD

Program Semester Paud

KI & KD INDIKATOR PAUD KELOMPOK A

KI & KD Indikator Paud Kelompok A

KI & KD IDIKATOR PAUD KELOMPOK B

KI & KI Indikator Paud Kelompok B

TEMA DAN SUB TEMA K 13 PAUD

Tema dan Sub Tema K 13 Paud

RPPM PAUD SEMESTER 1 KELOMPOK A

RPPM Paud Semester 1 Kelompok A

RPPM PAUD SEMESTER 2 KELOMPOK A

RPPM Paud Semester 2 Kelompok A

RPPM PAUD SEMESTER 1 KELOMPOK B

RPPM Paud Semester 1 Kelompok B

RPPM PAUD SEMESTER 2 KELOMPOK B

RPPM Paud Semester 2 Kelompok B

RPPH PAUD SEMESTER 1 KELOMPOK A

RPPH Paud Semester 1 Kelompok A

RPPH PAUD SEMESTER 2 KELOMPOK A

RPPH Paud Semester 2 Kelompok A

RPPH PAUD SEMESTER 1 KELOMPOK B

RPPH Paud Semester 1 Kelompok B

RPPH PAUD SEMESTER 2 KELOMPOK B

RPPH Paud Semester 2 Kelompok B

Senin, 28 Mei 2018

Kalender Pendidikan Paud Chasanah

Kalender Pendidikan 2018 Paud Chasanah

SOP Paud Chasanah

SOP Paud Chasanah kecamatan Jombang kota Cilegon

Program Semester Paud Chasanah

Program Semester Paud Chasanah Cilegon

Program Tahunan Paud

Program Tahunan Paud Chasanah

Tema dan Sub Tema K13 Paud

Tema dan Sub Tema K13 Paud

Materi dan Indikator kelas B

Materi dan Indikator Paud kelas B

Materi dan Indikator Kelas A

Materi dan Indikator Paud Kelas A

Dokumen 1

Dokumen 1

Lembar Pengesahan

Lembar Pengesahan

Kata Pengantar

Kata Pengantar

Cover Dokumen 1

Cover

Sabtu, 26 Mei 2018

SK SK LEMBAGA

SK GTK Paud

Penanaman Sikap terhadap adanya Tuhan terhadap usia Paud


Penanaman sikap pada siswa PAUD TK RA meliputi: Menanamkan sikap adanya tuhan melalui ciptaan-nya, menghargai diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar sebagai rasa syukur kepada tuhan, perilaku hidup sehat, sikap ingin tahu, sikap kreatif, sikap estetis, sikap percaya diri, sikap taat pada aturan, sikap mandiri, sikap sabar, sikap peduli, sikap toleran, sikap sopan, sikap tanggung jawab, sikap menyesuaikan diri, dan sikap jujur.
Yuk kita simak beberapa contoh berikut satu per satu yang disebutkan diatas:
1. Mengenalkan sikap “ADANYA TUHAN MELALUI CIPTAAN-NYA”
Kegiatan: Bermain di halaman
Guru mengajak anak-anak ke halaman untuk memperhatikan benda-benda di sekitarnya.
Pendidik menanyakan ”apa saja benda yang ditemui anak-anak. Siapa yang menciptakan bunga, kupu-kupu, batu dsb.”
Mendiskusikan benda-benda lain ciptaan Tuhan
Diskusi kegunaan benda-benda ciptaan Tuhan
Diskusi bagaimana jika benda-benda ciptaan Tuhan tidak ada
Mendiskusikan apa yang harus dilakukan agar ciptaan Tuhan yang ada di halaman itu tidak rusak.
Guru mencontohkan ucapan takjub saat melihat ciptaan Tuhan, misalnya, ”...Masya Allah ... bagus sekali bunganya...” atau ” ...Puji Tuhan halus sekali bulu kelinci ini...”, dan sebagainya.
Mengajak anak untuk membereskan dan memelihara tanaman yang ada di halaman satuan PAUD.

2. Mengenalkan sikap ” MENGHARGAI DIRI SENDIRI, ORANG LAIN DAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI RASA SYUKUR KEPADA TUHAN”
Kegiatan : berdiskusi tentang bersyukur
Guru memperlihatkan foto keluarga setiap anak.
Guru menanyakan ”yang dirasakan” pada keluarga atau teman.
Mendiskusikan perasaan anak bila ada keluarga atau teman yang sakit.
Mendiskusikan apa yang harus dilakukan pada keluarga dan teman.
Mendiskusikan bagaimana caranya menyayangi keluarga dan teman?
Guru mencontohkan cara berbicara santun pada orang tua dan teman.
Anak diajak berdiskusi perilaku yang tidak boleh dilakukan pada keluarga dan teman
Mempraktikkan cara mengucapkan syukur kepada Tuhan sesuai dengan agamanya.

3. Menanamkan sikap “PERILAKU HIDUP SEHAT”
Kegiatan: Memeriksa gigi
Guru memperlihatkan gambar gigi dan mendiskusikan ”kegunaan gigi”
Menanyakan apakah gigi bisa sakit dan bagaimana jika giginya sakit
Mendiskusikan apa yang harus dilakukan agar giginya tidak sakit
Mempraktikkan cara menggosok gigi yang benar.
Mengajak anak secara bergantian memeriksakan giginya ke dokter kunjung.
Selagi menunggu temannya diperiksa, anak-anak diajak main tebak-tebakan "gunanya melakukan sesuatu untuk merawat kesehatan diri" dengan menggunakan kartu gambar. Misalnya, gambar yang sedang mandi, mandi gunanya untuk .., mencuci tangan gunanya untuk ..., mengelap meja gunanya untuk ..., membuang sampah di tempat sampah gunanya untuk... dst.

4. Menanamkan “SIKAP INGIN TAHU”
Kegiatan: Bermain dengan magnet Pijakan / Dukungan Guru
Guru menyiapkan alat-alat yang akan dijadikan bahan praktik misalnya magnet, kaleng, paku, plastik, kertas, daun dll.”
Anak-anak diminta untuk mengamati bahan-bahan yang disiapkan
Anak dipersilakan untuk mencoba menggunakan magnet kepada benda-benda yang disediakan
Berdiskusi tentang ”benda yang menempel dan yang tidak bisa menempel di magnet ?”
Berdiskusi mengapa ada benda yang menempel dan ada benda yang tidak menempel pada magnet?
Guru memberi penghargaan saat anak dapat mengelompokkan benda yang dapat menempel dan yang tidak dapat menempel
Anak dipersilakan mencobakan kepada benda lainnya yang ada di ruangan atau halaman.

5. Menanamkan “SIKAP KREATIF”
Kegiatan: Memasak kue
Guru menyiapkan bahan-bahan untuk memasak
Anak-anak mengamati dan merasakan bahan-bahan yang tersedia
Guru menuliskan resep dengan gambar atau kata sederhana
Anak secara bergilir menuangkan bahan sesuai dengan resep yang ditulis atau yang dibacakan guru, lalu bersama-sama mengadoni bahan tersebut sehingga menjadi adonan yang siap dibentuk
Anak berdiskusi gagasan tentang bentuk adonan yang akan dibuat oleh anak
Guru menyampaikan aturan bahwa adonan tidak kotor
Anak diperkenankan untuk menggunakan bahan lainnya bila diperlukan
Guru mempertajam gagasan anak dengan bertanya,” mengapa ini.. untuk apa.. apa yang terjadi bila..dst”
Anak menuangkan gagasan menjadi karya kreatif.
Guru membiasakan anak untuk memecahkan masalahnya sendiri bila dia menemukan kesulitan melakukan sesuatu
Guru memberi dukungan seperlunya dengan sedikit bantuan, contoh atau dengan kalimat, misalnya, "bagaimana kalau begini.. bisa tidak jika ...."
Guru memberi penghargaan pada keberhasilan yang dicapai anak

6. Menanamkan “SIKAP ESTETIS”
Kegiatan: Membangun dengan balok unit
Guru membacakan buku cerita yang sesuai dengan tema
Anak dipersilakan memikirkan rencana bangunan yang akan dibuatnya.
Guru memperlihatkan cara menyusun balok yang rapi sesuai dengan presisinya.
Mendiskusi dengan anak mengapa menyusun balok harus rapi.
Anak mengemukakan pendapat bagaimana agar hasil karya menjadi rapi dan bersih.
Anak membangun gagasannya dengan balok unit.
Guru menawarkan menggunakan asesoris untuk menambah keindahan dan keutuhan gagasan.
Guru memberikan penghargaan pada setiap hasil karya anak dengan menekankan pada keindahan dan kerapian kerjanya.

7. Menanamkan “SIKAP PERCAYA DIRI”
Kegiatan: outbond
Guru mengenalkan kegiatan yang akan diikuti anak
Guru menyampaikan aturan bermain serta alat pengaman yang harus digunakan
Mendiskusikan siapa yang akan memulai
Guru mendukung semua anak berani mencoba permainan
Anak mencoba permainan dengan pengawasan Tim Teknis ahli
Setelah selesai semua, guru mengajak mendiskusikan apa yang dirasakan anak saat mengikuti permainan
Guru menghargai setiap usaha yang dilakukan anak sebagai proses pembentukan sikap percaya diri

8. Menanamkan “SIKAP TAAT PADA ATURAN”
Kegiatan : Main peran berkendaraan di jalan raya
Sebelum bermain:
Mendiskusikan keadaan di jalan raya
Mendiskusikan aturan di jalan raya
Mendiskusikan mengapa harus mengikuti aturan
Anak menyampaikan contoh perilaku menaati aturan
Contoh perilaku yang tidak mengikuti aturan
Setelah bermain:
Mendiskusikan aturan di satuan PAUD
Mendiskusikan contoh perilaku yang taat aturan
Akibat kalau tidak disiplin mengikuti aturan?
Bagaimana menerapkan aturan?
Bagaimana kalau ada teman tidak disiplin mengikuti aturan?
Guru menguatkan sikap taat yang ditunjukkan anak dengan kalimat, misalnya ”Anisa taat pada aturan bermain, karena sudah mengembalikan mainan ke tempatnya semula.”

9. Menanamkan “SIKAP MANDIRI”
Kegiatan: Membuat patung dari tanah liat
Mendiskusikan bahan main dan kegunaannya
Mendiskusikan gagasan anak membuat sesuatu dengan tanah liat. Setiap anak dipersilakan membuat sesuai dengan keinginannya untuk membangun kemandirian dalam berpikir
Guru mengenalkan kata mandiri dalam bekerja
Mendiskusikan arti mandiri
Mendiskusikan contoh perilaku mandiri saat bermain
Anak membuat karya dengan tanah liat
Guru memberi penghargaan pada usaha anak untuk bekerja secara mandiri.
Setelah kegiatan guru melakukan menguatkan dengan menekankan pada perilaku mandiri anak, misalnya, "semua anak-anak ibu sudah mampu mandiri, mengerjakan sendiri tanpa minta dibantu orang lain."

10. Menanamkan “SIKAP SABAR”
Kegiatan : Membacakan buku ceritera
Guru membacakan buku yang menceritakan anak sabar
Diskusi pemahaman tentang sabar
Mendiskusikan mengapa harus bersabar
Contoh perilaku yang bersabar
Apa akibat nya kalau tidak bersabar
Bagaimana kalau ada teman yang tidak bersabar?
Menerapkan sikap sabar saat bermain, menunggu giliran, menunggu dijemput, dan kegiatan lainnya.
Guru menghargai sikap sabar yang ditunjukkan anak dengan cara menguatkan melalui kalimat, misalnya, ”terima kasih kamu sudah sabar menunggu dijemput mama tanpa marah-marah.”

11. Menanamkan “SIKAP PEDULI”
Kegiatan: Makan Bersama
Guru mempersilakan semua anak duduk di kursi sekeliling meja. Kemudian meminta mereka untuk memperhatikan siapa temannya yang belum hadir.
Guru memastikan semua anak yang sudah duduk sudah mencuci tangannya dengan bersih.
Guru mengajak semua anak memperhatikan temannya apakah ada yang tidak membawa bekal?
Guru mengajak anak untuk saling berbagi makanan yang dibawanya
Guru mengucapkan terima kasih karena anak-anak sudah mau berbagi dan peduli dengan teman.
Guru menawarkan kepada anak siapa yang akan memimpin doa sebelum makan. Kemudian mempersilakan makan bekal masing-masing.
Setelah makan guru mengajak semua anak untuk membereskan dan membersihkan kembali meja dan ruangan dari sisa-sisa makanan.Setelah semua rapi, guru mengajak anak bercerita tentang sikap "peduli"

12. Menanamkan “SIKAP TOLERAN”
Kegiatan: bermain tebak-tebakan dalam kelompok kecil
Guru mengajak anak bermain di halaman. Kemudan anak dibagi dalam kelompok kecil.
Setiap kelompok membuat harus menebak ciri-ciri yang disampaikan kelompok lain.
Guru memperhatikan bagaimana anak berbagi gagasan dalam kelompok. 
d. Guru memperhatikan cara kelompok menentukan dan mengambil kesimpulan tentang”benda” yang akan ditebak kelompok lainnya.
e. Anak bermain tebak-tebakan. Satu kelompok menyebutkan ciri-ciri, kelompok lain menebaknya.
f. Setelah bermain guru menanyakan apa yang dirasakan anak.
g. Guru menghargai sikap toleran yang dimunculkan anak ketika berdiskusi, misalnya. ”tadi ibu melihat saat diskusi kalian saling menghargai pendapat teman. Itu namanya toleransi.”
h. Guru menyampaikan kosakata toleran dan meminta anak untuk memberi contoh sikap toleran.
i. Guru memberikan penguatan berupa kata bangga karena anak-anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan peraturan berbeda.

13. Menanamkan “SIKAP SOPAN”
Kegiatan : Panggung boneka
Guru menyiapkan beberapa boneka dan panggung boneka.
Anak-anak diminta duduk tertib untuk mengikuti cerita panggung boneka tentang anak yang sopan.
Guru memainkan tokoh boneka sebagai anak yang berperilaku sopan dan boneka yang menjadi tokoh anak tidak sopan.
Guru menerapkan kata ”tolong, maaf, terima kasih, permisi.” sebagai contoh perilaku sopan dengan nada rendah dan riang.
Setelah selesai guru mengajak diskusi tentang tokoh mana yang disukai anak, mengapa..?
Guru menanyakan pada anak perilaku sopan santun dan apa akibatnya kalau tidak sopan santun
Bagaimana kalau ada teman yang tidak sopan?

14. Menanamkan “ SIKAP TANGGUNG JAWAB”
Kegiatan : Membereskan kembali mainan
Guru mengajak anak merapikan kembali mainan yang sudah digunakan sesuai dengan tempat semula
Setelah selesai anak diajak duduk untuk mengikuti recalling
Guru mengucapkan terima kasih karena anak-anak sudah bertanggung jawab mengembalikan mainan ke tempat semula sehingga ruangan rapi kembali.
Guru mendiskusikan pengertian tanggung jawab menurut pikiran anak
Anak mendiskusikan contoh perilaku tanggung jawab
Anak mendiskusikan cara mengajak temannya untuk bertanggung jawab.

15. Menanamkan “SIKAP MENYESUAIKAN DIRI”
Strategi: berbelanja di pasar modern
a. Mendiskusikan tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan di supermarket
b. Mendiskusikan aturan dan perilaku yang diharapkan di supermarket
c. Mencontohkan bersikap tenang selama di situasi dan lingkungan baru
d. Mencontohkan sikap memilah yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan
e. Bersikap sabar dan tenang ketika harus mengantri dan menunggu
f. Memperlihatkan kehati-hatian kepada orang yang belum dikenal
g. Mempersilahkan anak berbelanja sesuai dengan keperluannya dan uang yang tersedia
h. Setelah kegiatan guru menanyakan perasaan anak.
i. Guru memberikan penguatan berupa kata bangga karena anak-anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan peraturan berbeda.

16. Menanamkan “SIKAP JUJUR”
Kegiatan: Panggung boneka
Guru memainkan boneka tangan dengan tokoh si jujur dan si pembohong.
Tokoh si jujur mencerminkan perilaku yang tidak berbohong, menghargai miliki teman, mengembalikan benda yang bukan miliknya, mengakui kesalahannya, meminta izin bilamenggunakan benda orang lain.
Setelah selesai bersama anak mendiskusikan; pengertian jujur menurut, mengapa harus jujur, contoh perilaku jujur dan tidak jujur.