Minggu, 26 Juli 2020

Kenapa Penting Anak Terdaftar di PAUD ?

by : Farida Ariyani K

Farida Ariyani K. Asesor BAN
Sesungguhnya............, Setiap detik setiap waktu adalah merupakan masanya pembelajaran bagi anak. bahkan termasuk bagi kita orang dewasa.

Setiap tempat adalah ruang belajar.
Semesta Raya adalah ruang belajar tidak berbatas.
Setiap orang adalah Guru..
Orang tua adalah Guru Kehidupan Sepanjang Hayat.

Kenapa tetap Penting daftar ke PAUD ?
Karena,..
Pada masa tumbuh kembangnya, di Usia Keemasan 0 sd 6 tahun, Membangun KARAKTER adalah kemestian..

Caranya dengan melakukan pembiasaan berulang-ulang hingga menjadi kebiasaan, kebiasaan yang dilakukan terus menerus secara konsisten, akan menjadi karakter.

Untuk itu....................., 
Perlu adanya acuan dan pedoman, perencanaan, kurikulum, yang mengoptimalkan serta menumbuhkan 6 aspek perkembangan anak.
Demikian itu dilakukan oleh guru secara terjadwal, terinci dan tercatat. Sehingga akurasi tahapan kemajuan perkembangan anak bisa terpantau terdata dan terdokumen...,

Namun demikian,..
Jika orangtua mampu dan membuat kurikulum pembelajaran di rumah,  orangtua mampu menyusun perencanaannya dirumah dengan KURIKULUM BDR ( Belajar Dari Rumah)
orangtua mampu melakukan penilaian perkembangan 6 aspek, serta tetap SABAR menahan emosi tidak tumbuh tanduk,  ..
Tidak 'menjiwit dan 'ngomel merepet merembet kesana sini, jika IBU mampu menahan diri, sabar, telaten dan terorganisir manajemen EMOSI nya,..
Itu artinya TIDAK PERLU didaftarkan di PAUD, CUKUP BELAJAR bersama IBU dirumah.

Karena bagaimanapun,..
IBU adalah Madrasah pertama bagi Anak.
Keluarga adalah yang pertama dan utama.

Semoga di HARI ANAK NASIONAL ini,...
Anak-anak kita menjadi ANAK yang BAHAGIA belajar di rumah dengan Orangtua.
Salam BAHAGIA anak-anakku SAYANG,...
.
Note :
Yang bisa menjadi pengganti GURU dirumah, adalah Orang DEWASA yang memiliki Kecerdasan Sosial emosional yang SUDAH Berkembang Sesuai Harapan.

Tips :
IBU dirumah yang menjadi pengganti Guru,..
Jika emosi memuncak,..
Hindari KONTAK MATA dengan anak.
Sebab, … 
Jika bukan mulut yang akan kalah, maka tangan yang kalah.
Artinya ,... kalo tidak ngomel merepet, maka tangan yang 'menjiwit atau memukul, plus mata melotot, gondok kesel, merasa gagal, capek anak tidak ngerti-ngerti, tandukpun tumbuh runcing.

Sehingga muncul istilah ;
Anak DARING, mamaknya DARTING, Bapaknya GERING, semua GARING..

Berhentilah dulu sejenak, ..
Tarik napas panjang………………., berulang-ulang-ulang
Istighfar,.. sabar,.. sabar,..
Tersenyum,..
Pandangi anak dengan kasih sayang,..
Ingatlah betapa dulu Ibu sangat menginginkan kehadirannya,..
Siang malam berdoa,..
Meminta kesabaran, kesehatan dan keselamatannya,..
Melahirkan, menyusui, merawatnya dengan kasih sayang..
.
Tarik napas panjang lagi……………….,
Kemudian peluk anaknya..
Minta maaf dan Baca Bismillaah lalu boleh dilanjutkan.

JIKA,..
Masih EMOSI aja,..
Maka jawabannya: Orangtua tetap harus bermitra dengan Guru di Paud Al Kautsar Cilegon.

Sabtu, 25 Juli 2020

Akreditasi BAN P Akan dilaksanakan Secara Virtual

by Guyup Suroso
Serah terima dokumen Pemetaan Mutu tahun 2020

Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) pada masa pandemi covid 19, bukan penghalang bagi pelaksanaan penilaian akreditasi oleh BAN PNF Provinsi Banten. Melalui Protokol Kesehatan kita harus bersahabat dengan Covid-19 (Corona Virus Disease). Dengan memanfaatkan teknologi informasi online, virtual for Work From Home, merupakan solusi terbaik agar proses pelaksanaan akreditasi terus dapat dilaksanakan, visitasi Akreditasi secara online di tahun 2020 tersebut akan di awali dengan kegiatan Uji Coba dan Piloting Akreditasi BAN PAUD & PNF direncanakan Secara Virtual (Lia Windaningsih 2020).

Ditengah adanya pandemi covid-19 untuk meraih kepercayaan orangtua dan masyarakat Kualitas mutu layanan pendidikan tetap wajib dilakukan. Bagaimana cara agar pengenadian mutu melalui pelaksanaan akreditasi kepada sekolah-sekolah di era Pembatasan Sosial Bersekala Besar saat ini bisa terlaksana ?


Jawaban yang paling tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah kita harus bersahabat dengan Covid-19 (Corona Virus Disease). Taati instruksi Pemerintah untuk tetap melaksanakan Protokol Kesehatan. Penjaminan dan pengendalian mutu merupakan tugas dan kewajiban pemerintah, Badan Akreditasi Nasional (BAN) telah melakukan rapat Koordinasi dengan seluruh Kantor Dinas Pendidikan untuk berupaya melakukan penilaian akreditasi yang dilakukan secara online sebagai satu-satunya cara yang bisa dilakukan di tengah adananya pandemi covid-19 ini. Pelaksanaan penilaian akan dilakukan dengan cara online jarak jauh

Proses akreditasi Paud & Dikmas menjadi taruhan bagi profesi jabatan fungsional Penilik, sebab dalam Permen PAN RB 14/2010 pada pasal 1 ayat 1 dengan tegas mengatakan, Jabatan Fungsional Penilik adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan pengendalian mutu dan evaluasi dampak program pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan kesetaraan dan keaksaraan, serta kursus pada jalur Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil. Dengan demikian paling tidak menjadi pertanggungjawaban secara moral. Dalam benak Penilik mau tidak mau berseliweran untuk kejar tayang dan kejar target, karena indikator keberhasilan kinerja penilik adalah seberapa besar jumlah lembaga binannya yang terakreditasi.


Namun demikian jangan melupakan bahwa akreditasi adalah merupakan sebagian dari proses rekam data delapan Standar Nasional Pendidikan dalam waktu panjang, Ada pilar-pilar yang tidak boleh diabaikan.  Dalam PP 19 Tahun 2005,  pasal 2 ayat (2) menyatakan bahwa penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan yang sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) perlu dilakukan dalam tiga program terintegrasi, yaitu evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi.
Kegiatan akreditasi diharapkan menjadi pendorong dan dapat menciptakan suasana kondusif bagi perkembangan pendidikan dan memberikan arahan untuk melakukan penjaminan mutu dan pengendalian mutu kepada satuan pendidikan yang berkelanjutan, Penilik bersama binaan agar terus berusaha untuk mencapai mutu yang diharapkan baik pra  maupun paska akreditasi. Di sinilah peran, tugas dan fungsi penilik menjadi penentu..

Tidak ada perbedaan prosedur antara pelaksanaan visitasi akreditasi secara konvensional dengan visitasi yang dilakukan secara daring, keduanya sama-sama diawali melalui proses pendaftaran pada aplikasi Sispena sebagai penghubung antara lembaga Paud dan Dikmas dengan BAN PNF dan juga dengan Asesor, yang mana ketiganya merupakan user utama dalam penggunaan Sispena. Melalui Sispena BAN PNF akan dengan mudah setiap lembaga Paud dan Dikmas mendaftarkan Akreditasi lembaganya untuk di Akreditasi.

Selanjutnya setelah proses pendaftaran dan pengupload data dokumen delapan standar selesai, maka BAN PNF melalui akunnya akan mengarahkan berkas yang sudah di upload untuk dilakukan asesmen kecukupan secara online ke masing-masing asesor yang ditentukan langsung oleh BAN PNF. Sesudah itu akan dilanjutkan dengan Asesmen Lapangan dimana Asesor BAN PNF yang akan berkunjung ke lembaga Paud dan Dikmas bersangkutan. Sesudah semua proses dilaksanakan dan dinilai, maka lembaga Paud dan Dikmas dapat mengecek perkembangan akreditasinya melalui operator Sispena lembaga Paud dan Dikmas. Untuk lebih jelas dan lengkap silahkan kunjungi aplikasi Sispena BAN PNF 

Lantas dimana letak perbedaan pelaksanaan visitasi akreditasi secara konvensional dengan visitasi yang dilakukan secara daring ?

        Folder Dokumen Visitasi Konvensional
Unsur yang dinilai Akreditasi yang dilakukan secara konvensional maupun dengan yang dilaksanakan secara daring, dasar penilaian keduanya adalah delapan standar nasional Paud dan tidak merubah muatan-muatan serta esensi sebagai syarat penilaian akreditasi, letak perbedaannya jika pada visitasi konvensional adalah asesi harus dapat dengan segera menjawab, menunjukan dan membuktikan adanya dokumen-dokumen bukti fisyik dari unsur-unsur delapan standar secara langsung, sedangkan penilaian Akreditasi daring jawaban asesi dan bukti-bukti adanya dokumen harus dilakukan melalui pitur share screen serta upload pada pitur chat dalam aplikasi yang digunakan seperti pada aplikasi zoom misalnya. Disinilah hal baru yang akan terjadi, bukan hal mudah untuk melakukan proses tersebut, sebab memerlukan pemahaman dan ketrampilan serta wasawan tentang tehknologi informasi. Mau tidak mau, suka atau tidak suka seorang Pengelola Paud, guru Paud dan oprator harus mau bergerak untuk belajar sebagaimana telah sering disampaikan mas Nadim selaku Kemendikbud, jika tidak maka kita akan tergilas oleh zaman dan ahirnya tenggelam.

Jika mau belajar untuk menambah wawasan, Pemahaman dan ketrampilan tentang aplikasi pada Tehknologi Informasi sangatlah mudah, tidak perlu waktu lama cukup dalam hitungan jam, dan semudah membalikkan telapak tangan,  kata kuncinya adalah mau belajar. Ayo belajar.


Manfaatkan semua kesempatan yang ada untuk sama-sama belajar baik bagi Penilik maupun lembaga binaan untuk menambah wawasan tentang tehknologi informasi khususnya terkait pelaksanaan akreditasi daring, media zoom dan aplikasi daring lainnya telah berkembang pesat, kita selaku praktisi pendidikan agar selalu update perkembangan untuk mengimbangi bahkan mengejar agar tidak tertinggal. Dimasa sulit dengan segala keterbatasan baik pembatasan secara sosial maupun kemampuan keterampilan penggunaan TI. Saat ini telah hadir salah satu lembaga Paud di Kota Cilegon untuk peduli bahkan berbagi hal-hal mendasar terkait BDR, online, dan daring, kehadirannya tepat saat diperlukan. Manfaatkan agenda-agenda yang telah ditawarkan, ini merupakan kesempatan bagi kita untuk mengikuti dan mengimbangi bahkan kita harus mengejar.

Strategi penyusunan Dokumen Pra visitasi system daring

Folder Dokumen Visitasi system daring
Pengelolaan pengarsipan dokumen yang dilaksanakan dengan baik dan benar akan bermanfaat untuk memudahkan pencarian baik bagi perorangan, kelangsungan organisasi maupun lembaga, Selain memudahkan dalam pencarian juga akan memberikan manfaat untuk penilaian kinerja dan pelayanan. Pengelolaan ini bukan hanya ketika akan dilakukan akreditasi melainkan setiap saat sebagai bentuk pertanggung jawaban sebagai alat bukti data dan sekaligus sebagai fakta yang dimiliki.

Delapan Standar PAUD terdiri atas:
1) Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak,
2) Standar Isi,
3) Standar Proses,
4) Standar Penilaian,
5) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
6) Standar Sarana dan Prasarana,
7) Standar Pengelolaan,
8) Standar Pembiayaan.
9) Folder Vidio BDR
10) Folfer Photo-photo BDR
11) Folder Sispena

Delapan folder tersebut memuat dokumen dan keterangan untuk masing-masing standar sebagai berikut :
1. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan adalah tingkat pencapaian perkembangan sebagai aktualisasi potensi aspek perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya masing-masing
2. Standar Isi adalah Kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat Kompetensi untuk mencapai Kompetensi lulusan pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
3. Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan.
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria mengenai kelayakan kualifikasi dan kompetensi yang relevan dari pendidik dan tenaga kependidikan.
5. Standar Sarana dan Prasarana merupakan kriteria mengenai ruang belajar, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, tempat berkreasi, media pembelajaran, alat dan bahan ajar, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
6. Standar Pengelolaan merupakan kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
7. Standar Penilaian Pendidikan merupakan kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar Peserta Didik.
Standar Pembiayaan merupakan kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.

Catatan : Pahami fungsi pitur Share Screen (Berbagi Layar) dan upload data pada pitur Chat untuk membagikan atau menunjukan pada layar ketika asesor meminta, jika kita selaku pengelola dan oprator tidak dapat melakukan hal ini maka akibatnya akan fatal, sebab kita tidak dapat menunjukan bagian-bagian delapan standar yang sebenarnya telah dimiliki.   

Kamis, 16 Juli 2020

MOU Dindik Kota Cilegon dengan Lembaga Pemasyarakatan Cilegon

by : Guyup Suroso

Kepala Dinas Pendidikan Kota Cilegon dan Kepala Lapas Kelas 2 Cilegon dalam penekenan MoU
UUD 1945 pada pasal 31 (1) menegaskan setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. 

Menyelenggarakan pendidikan merupakan salah satu pelayanan pemerintah kepada wargannya (public service obligation), yang bertujuan untuk mencerdaskan kegidupan berbangsa dan bernegara. Karena pendidikan merupakan hak asasi bagi setiap warga negara, dengan demikian tanpa ada pembatasan kepada setiap warga negara untuk mendapatkannya.

Pendidikan merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk mencerdaskan warga, sehingga akan dihasilkan sumber daya manusia yang memiliki daya saing. Dari proses pendidikan akan lahir para intelektual, politisi, ilmuwan, negarawan, guru dan profesi lainnya. Oleh sebab itu, Pemerintah Kota Cilegon melalui Dinas Pendidikan melakukan upaya kerjasama yang ditandai dengan penandatanganan (MoU) Memorandum of Understanding dengan Lembaga Pemasyarakatan Kelas 2 Cilegon untuk memberikan jaminan pendidikan Non Formal bagi Warga Binaan Lapas kelas IIA Cilegon. Kegiatan tersebut berlangsung di Aula Lapas Kelas IIA Cilegon, Kelurahan Cikerai Kecamatan Cibeber, Kamis (16/07/2020) 

Dalam sambutannya Kepala Dinas Pendidikan Kota Cilegon DR. H. Ismatullah, M.Pd mengatakan Kerja sama ini diwujudkan dalam kerja sama Program Kelompok Belajar Paket A, B dan C, agar warga binaan Lapas yang belum menamatkan SD, SMP, SMA juga bisa mendapatkan ijazah setara denga SD, SMP maupun SMA. Kebetulan Kepala Lapas juga memiliki visi dan misi yang sama sehingga kami berinisiatif untuk melakukan pembicaraan agar kerja sama bisa dibakukan.  

Selanjutnya Ismatullah mengatakan, dengan adanya kerja sama ini ke depan akan lebih mudah, kedepan bukan hanya sebatas Kelopok Belajar Paket A, Paket B dan Paket C saja sebab tidak menutup kemungkinan keterampilan-keterampilan skill lainnya, sehingga kelak mereka setelah selesai menunaikan tugasnya ini Insya Allah menjadi oang-orang terhormat di masyarakat.

Hal ini merupakan terobosan dan siapapun pejabat Dinas Pendidikan nanti agar program ini bisa terus berjalan," jelas Kepala Dinas Pendidikan Kota Cilegon H. Ismatulloh.

Untuk tenaga pengajarnya kami sudah siapkan tutor-tutor Kesetaraan yang memiliki kompetensi sesuai dan setara dengan tingkatannya termasuk penilik sekolah akan kami libatkan, bahkan bila dimungkinkan saya sendiri juga akan ikut memberikan pembelajaran kepada warga binaan,” pungkas Kadis Pendidikan.

Sementara itu, Kepala Lapas Kelas IIA Cilegon Masjuno, A.Md. IP., SH., MH. menambahkan, bahwa kerja sama ini merupakan tindak lanjut pendataan yang dilakukan lapas. Hasilnya, banyak warga binaan yang putus sekolah baik tingkat SD, SMP maupun SMA. Sehingga pihaknya menilai kerja sama ini menjadi peluang bagi masyarakat binaan untuk melanjutkan pendidikan. "Harapannya setelah keluar dari lapas, mereka punya bekal ijazah untuk melamar mencari pekerjaan. Minimal kalau punya pekerjaan mereka tidak akan lagi mengulangi perbuatan terdahulu, jelas Masjuno

Dalam kesempatan yang sama menanggapi kagiatan MoU tersebut Samani selaku Penilik Dikmas Kota Cilegon yang juga hadir mengatakan “sesuai dengan motto IPI Kota Cilegon yang sering diungkapkan oleh Johadi Ketua IPI Kota Cilegon bahwa Tugas Penilik tanpa dibatasi waktu untuk menjangkau masyarakat yang tidak terlayani Pendidikan, Maka kami Penilik Kota Cilegon akan mendukung sepenuhnya terhadap pelaksanaan kelancaran Kerjasama antara Dinas Pendidikan dengan Lapas Kelas dua Cilegon dalam membina didik masyarakat dalam program Kejar Paket A, Paket B dan Paket C, agar masyarakat binaan Lapas menjadi cerdas, sebab menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan investasi negara”

Minggu, 12 Juli 2020

Kepala Sekolah PAUD Non Formal

by Farida Ariyani K

Farida Ariyani K. Praktisi PAUD Non Formal
Menjadi Kepala Sekolah PAUD Nonformal  
Dituntut bekerja tidak hanya siang sesuai jam kerja, tapi juga hingga malam bahkan dini hari.

Apalagi jika lembaga yang dipimpinnya adalah lembaga pribadi.
Bukan hanya berpikir bagaimana menyajikan program yang menarik, berkualitas, dan memiliki nilai jual, tapi juga berpikir bagaimana menutupi biaya perawatan dan operasional sekolah, yang didalamnya ada biaya ATK, transport guru, perbaikan ringan sarana prasarana, penataan sekolah, warna cat, genteng bocor, saluran mampet, belum ruangan penuh sawang, media bermain yang perlu ditambah, serta beberapa media main, seperti puzzle yang kehilangan keping, mote-mote yang berserakan, beberapa mote malah dengan santai bu guru menyapu memasukkan dalam bak sampah. Jadilah kepala sekolah yang munggutin dari bak sampah, karena merasa bagaimana mengeluarkan dana untuk mengadakan media-media itu.

Belum selesai masalah sarana prasarana, Kepala Sekolah juga harus memikirkan pembinaan dan pelatihan guru, agar guru mampu menjadi bagian dalam menyajikan komponen dalam program sebagai acuan menjalankan pembelajaran.

Ada guru yang mau belajar, mengajak teman sejawat belajar bersama, ada juga guru yang penting hadir, absen dan terlihat Kepala Sekolah, tapi media HP lebih menarik baginya ketimbang mempersiapkan media belajar bagi anak.

Ada lagi guru yang senengnya berdongeng, sehingga sepanjang bersama teman guru, banyakan ngobrolnya ketimbang kerjanya. Ada guru yang seneng matematika, sehingga bagian menghitung berapa kali hadir selama sebulan, kemudian dihitung jika dikalikan tranposrt harian, sampe titik koma tidak pernah keliru.

Ada guru yang senang menilai, sehingga jika menilai kepala sekolah dan menilai guru yang lain dijadikan hobinya sementara luput menilai diri sendiri.
Ada guru yang senang bersih-bersih, sehingga teman guru yang lain sering kehilangan karena beberapa kali dompetnya dibersihin tanpa ijin..
Guru tabungan, .. setiap hari nanyain tabungan, kalo ada mau pinjem dulu..
Dan masih banyak jenis-jenis guru lainnya. 

Menjadi Kepala Sekolah,..
Harus memiliki kekuatan lahir dan batin, Kekuatan akal dan hati.
Sebab Kepala Sekolah pantang patah dan remuk meski berhadapan dengan bermacam jenis guru.

Itu bagian intern. Ekstern_nya kita berhadapan dengan bemacam-macam tingkah polah orangtua/walimurid..
Ada yang baik banget, sehingga setiap ketemu kita dibilang : "Cantiik dan segar amat bunda Guru…," padahal…, jelas-jelas kita lagi mandi keringat dan napas ngos-ngosan naek turun abis cuci kamar mandi.

Ada orangtua yang sangat perhatian dengan sekolah, sehingga hampir setiap menit berkomunikasi via japri, nanya kapan kegiatan pembelajaran kembali normal. (Aslinya bukan karena sangat menginginkan pembelajaran juga sih, tapi karna sudah banyak tumbuh tanduk dikepala sangking greget ngajarin anak sendiri).

Ada lagi orangtua PHP, setiap hari kirim video dan VN suara anaknya, bilang kangen bu guru, kangen sekolah, kangen belajar. Tapi, ketika 13 Juli 2020, banyak wa masuk, minta ijin tidak sekolah dulu, mau istirahat di rumah nenek dulu, pandemi, takut tertular, padahal menghindar dari SPP.

Banyak Lembaga PAUD, akhirnya merumahkan guru-gurunya, tutup dan kehabisan daya untuk bertahan.
Kondisi sulit ini, bikin kita praktisi pendidikan menelan rasa iri, dibenak muncul tanya : "Apakah sekolah lebih berbahaya dari mal dan tempat-tempat keramaian lainnya?"

Buktinya setiap hari anak-anak rame kumpul bareng, maen bareng. Setiap weekend jalan ke mall atau ke pantai.
Mamak-mamak juga sudah mulai rame buka arisan, kumpul-kumpul bawa anak, foto ramean dengan dresscode.

Intinyaaa,..
Menjadi Kepala sekolah PAUD khususnya Nonformal, Harus mampu berpikir out of the box, Sebab kepala sekolah, sesungguhnya merangkap seluruh komponen dalam lembaga. Merangkap sebagai guru, tukang bersih2, humas, dan apapun yang dibutuhkan oleh Lembaga agar bisa bertahan dalam masa pandemi ini,
Kita butuh kekuatan yang nyata, bukan sekedar kata atau kalimat pemanis.
Kita butuh aplikasi, implementasi untuk survive.

Mari saling menguatkan Kepala Sekolah "Mencintai sepenuh hati, dari tiada menjadi ada.

Menjadi GURU NONFORMAL,
MATEMATIKA Allah, yang sedikit tapi BERKAH adalah lebih baik, tercukupkan dengan segala Kebaikan didalamnya.

Semoga terus berdatangan diantara kita, praktisi-praktisi PAUD yg masih percaya, segala sesuatu butuh perjuangan, butuh bersusah-susah dulu, bersenang2 kemudian.

Selasa, 07 Juli 2020

Guru Paud Penggerak BDR

by : Guyup Suroso

Pengimbasan Materi Guru Penggerak BDR
Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang menerapkan merdeka belajar dan menggerakkan seluruh ekosistem pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang berpusat pada murid. Guru Penggerak menggerakkan komunitas belajar bagi guru di sekolah dan di wilayahnya serta mengembangkan program kepemimpinan murid untuk mewujudkan Profil Pelajar yang berjiwa Pancasila. Dalam hal Guru Penggerak era Belajar Dirumah maka seluruh guru wajib Memiliki kompetensi untuk menggerakkan orang lain melakukan komunikasi dengan orang tua agar menerapkan pembelajaran yang berpusat pada murid, Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan efektif dan memiliki pengalaman untuk menggerakkan serta mengembangkan orang lain, Memiliki kedewasaan emosi dan berperilaku sesuai kode etik guru, Memiliki kompetensi kepemimpinan dan bertindak mandiri, Memiliki kemampuan untuk belajar hal baru, terbuka pada umpan balik.

Adapaun tujuan dari pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR) adalah memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat Covid-19, melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19, mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di satuan pendidikan dan memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua.

Pilihannya saat ini yang utama adalah memutus mata rantai Covid-19 dengan kondisi yang ada semaksimal mungkin, dengan tetap berupaya memenuhi layanan pendidikan. Prinsipnya keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala sekolah, dan seluruh warga satuan pendidikan adalah menjadi pertimbangan yang utama dalam pelaksanaan belajar dari rumah

Kegiatan BDR dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum serta difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi Covid-19. “Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan Tingkat Perkembangan Usia Dini dan jenjang pendidikan, konteks budaya, karakter dan jenis kekhususan peserta didik,

Aktivitas dan penugasan BDR dapat bervariasi, satuan pendidikan dan peserta didik sesuai minat dan kondisi masing-masing lembaga tidak harus sama, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses terhadap fasilitas BDR. “Hasil belajar peserta didik selama BDR diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif, serta mengedapankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru dengan orang tua.
Rumah menjadi  tempat anak bermain optimalisasi peran keluarga sebagai pendidik pertama dan utama. Libatkan seluruh aktivitas bersama anak, hindari penggunaan kata-kata belajar, jika diawali dengan kata belajar maka ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu anak langsung menolak atau mau karena terpaksa, sebab kalimat belajar yang diketahui anak adalah bersama bu guru, tapi jika diawali dengan kalimat yuk bermain, maka akan tampak ada perbedaan air wajah akan terlihat respon anak langsung senang. Dimanapun aktivitas ayah bundanya saat dirumah seperti di tempat tidur, dapur, kamar mandi, taman rumah, ruang tanu dan sebagainya untuk selalu menyampaikan pesan yuk kita bermain.


Pada saat bundanya mau mencuci pakaian misalnya, bagaimana cara kita mengajak agar ananda langsung respon, “Yuk kita main air di kamar mandi, terlebih dahulu bundanya menyiapkan alat-alat yag diperlukan diantaranya ember besar, ember kecil, gayung, sabun sikat cuci. Apa yang didapat dari bermain di kamar mandi. Tentu masukan kandungan enam aspek perkembangan diawali dengan doa sebelum bermain, kemudian memindahkan air dari ember besar ke ember kecil, menghitung jumlah berapa gayung ember kecil bisa penuh dengan air, bermain membuat busa dari pakaian ananda dicampur rinso, upayakan terjadi komunikasi agar bagaimana agar busa bisa bertambah banyak.


Hehehe…….. sudah terbayang bukan kandungan apa dari enam aspek perkembangan yang di dapat selama bermain di kamar mandi, ada aspek Agama dan Moral, ada 1. Nilai Agama dan Moral, 2. Fisik dan Motorik, 3. Kognitif, 4. Sosial Emosional 5. Bahasa 6. Seni


Orangtua murid harus pro aktif membantu guru dalam mengamati pertumbuhan dan perkembangan anak. Orangtua mengamati berbagai aktivitas anak di rumah melalui pengamatan terhadap segala hal yang dilakukan anak ataupun diucapkan anak, termasuk ekspresi wajah, gerakan, dan karya anak, baik di halaman rumah, di ruang keluarga, di dapur, kamar mandi, atau di tempat tidur. Dalam hal ini orangtua hanya mengamati dan merekam proses belajar anak ke dalam bentuk video atau memfoto hasil karya anak kemudian disampaikan kepada guru melalui media daring (online) seperti Whatsapp atau email. Selain itu, orangtua juga perlu mengamati pertumbuhan fisik anak, seperti mengukur berat tubuh, tinggi badan/panjang

Dalam hal orangtua mengalami kesulitan mengakses jaringan internet atau jaringan tidak stabil maka orangtua dapat menceritakan kegiatan yang dilakukan melalui telepon langsung ke guru atau lewat SMS. Guru kemudian melakukan penilaian (pengukuran) perkembangan belajar anak berdasarkan kiriman video, foto, SMS atau informasi langsung yang disampaikan oleh orangtua melalui telepon. Diharapkan guru segera mencatat perkembangan anak, terutama ketika orangtua melaporkan perkembangan anak secara lisan melalui telepon karena dikhawatirkan guru akan lupa informasi tentang pertumbuhan dan
perkembangan anak bilamana tidak langsung mencatatnya. Agar orangtua dapat memberikan informasikan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan efektif, hal penting yang perlu diperhatikan guru dalam menyampaikan pesan kepada orangtua mengenai kegiatan- kegiatan yang dapat dilakukan anak di rumah haruslah jelas dan mudah dipahami orangtua.

Contoh RPP yang dapat digunakan selama BDR bersama orang tua adalah sebagai berikut :

A. KEGIATAN PEMBUKA

Ayah/Bunda,
Minggu ini tema bermain kita bersama ananda tercinta di rumah adalah “LINGKUNGAN” sub tema “rumahku,indikator peniliain taman bermainku”. Melalui tema dan kegiatan main yang dapat  dipilih  di bawah ini, tujuan yang ingin kita capai  adalah: Ananda berkembang pada 6 aspek perkembangan, yaitu:
(1) mencintai dan merawat ciptaan Tuhan,
(2) menguatkan dan melatih koordinasi mata dan tangan,
(3) mengenalkan pola dan bilangan,
(4) menceritakan kembali kegiatan yang sudah dilakukannya,
(5) membiasakan berani dalam mengungkapkan pendapat, serta
(6) mengekspresikan seni musik dan kriya.

B. KEGIATAN BERMAIN :
  1. Kegiatan yang dapat dipilih minggu ini adalah:
2. Aku bisa menanam bunga
3. Yuk, kelompokkan daun-daun yang ada di halaman
4. Membersihkan kebun bersama ayah bunda
5. Hitunglah bunga-bunga yang mekar
6. Aku bisa membuat alat musik dan bernyanyi dari benda-benda di halaman rumahku
7. Yuk membuat bunga dengan menggunakan batu-batu di halaman.
8. Asyiknya melipat dan mengelompokkan pakaian.
9. Lihat, lukisan rumahku
10. Membuat es krim bersama bunda
11. Aku dapat membuat yang kusuka dari kardus-kardus bekas

D. KEGIATAN PENUTUP :
1. Silakan dipilih kegiatan mana yang lebih dulu akan dimainkan dalam minggu ini
2. Bunda bisa memilih 1 kegiatan main untuk 1 hari
3. Bila Ananda tidak tertarik, beri semangat mereka dan dorong dulu
4. namun bila ia menginginkan kegiatan lain, ikuti minatnya agar belajar melalui bermain di rumah menjadi menyenangkan

E. RENCANA PENILAIAN :
a. Tolong amati, foto dan atau rekam video kegiatan ananda, termasuk saat ia melakukan kegiatan rutinitas dan ibadah, lalu kirim ke whatsapp group untuk catatan perkembangan ananda. Terima kasih

Catatan : Penilaian hanya dilakukan oleh guru, bukan oleh orang tua, sebab gurulah yang memiliki kewenangan menilai murid