Kamis, 31 Agustus 2023

Haluan Menuju ke Laut Dalam

 by Guyup Suroso

Haluan menuju, Haluan menuju ke laut dalam… Haluan menuju, Haluan menuju ke laut dalam...

Lancang kuning belayar malam...

Kalau nakhoda……. Kalau nakhoda kuranglah faham,
Kuranglah faham… 

Alamatlah kapal, Alamatlah kapal akan tenggelam...

Alamatlah kapal, Alamatlah kapal akan tenggelam...

Melihat judulnya ini mungkin merupakan sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Edy Silitonga, dan populer pada saat saya masih duduk di bangku SD dulu. Menarik kesimpulan dari lirik lagu tersebut seorang nakhoda harus memiliki pengalaman dan faham dalam menentukan arah haluan

Menjadi perwira di atas kapal bukanlah hal yang mudah, kenyamanan kelesamatan penumpang beserta awak kapal dalam pelayaran menjadi tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan.  

Air beriak tanda tak dalam, namun aneh ombak begitu besar dan kapalpun terus bergoyang entah kemana haluan akan menuju, Nahoda lulusan akademi pelayaran yang belum pernah sedikitpun  memiliki pengalaman sebagai mualim, namun sangat berambisi untuk duduk dan menjalankan sebuah kapal. Demikian halnya dengan mualim-mualim dan awak kapal semuanya masih baru, masih dalam hitungan hari bekerja diatas kapal, namun nahoda sebab ambisinya dengan penuh percaya diri menunjuk dan menempatkan para mualim dan awak kapal tanpa diskusi dan arahan serta petunjuk yang melibatkan nahoda dan mualim senior. Padahal jabatan Nahoda dan mualim merupakan jabatan karier yang harus melalui proses yang harus dijalani dan dilalui terlebih dahulu. Menjadi seorang nahoda harus melalui jabatan karir dan pernah bertugas sebagai mualim junior, kemudian menjadi perwira junior mualim 3 setidaknya dijalani selama 2-3 tahun dalam satu kapal atau kapal yang berbeda, lalu setelah dipandang laik seorang perwira mualim 3 dapat di promot menjadi mualim 2 selanjutnya di promot menjadi mualim yang pada ahirnya menduduki puncak karier menduduki posisi nakhoda. 

Tidak adanya pengalaman dalam karier di atas kapal, Mesin kapalpun meraung-raung kencang, sementara mualim satu yang bertanggung jawab terhadap kondisi mesin kebingunan. Nahoda berusaha menambah kecepatan dan mesin kapalpun bertambah meraung namun tidak dapat berlari kencang sementara ombak semakin kencang.

Akibat dari kondisi tersebut mengakibatkan seluruh penumpang mengalami kebingungan dengan rasa was-was dan rasa takut sehingga saling bertanya dengan sesama penumpang lainnya, apa yang akan terjadi dengan kapal ini, suaranya bising kenceng meraung-raung namun tidak mampu berlari, tujuan kapal ini mau kemana, kita ini mau dibawa kemana

Karena kebingungannya mualim 2 yang baru menempati posisi dalam melayani penumpang mengajukan permohonan kepada nahoda karena tidak mampu melaksanakan tugas dan memberikan penjelasan kepada penumpang yang terus bertanya, dan nahodapun dengan tanpa melihat ketentuan pelayaran menerbitkan surat sakti menyetujui permohonan tersebut. Perpindahan terulang pun terjadi namun kapal tidak mampu berlari. Karena pertanyaan tidak pernah dijawab ahirnya seluruh penumpang dengan rasa was-waspun tetidur 

Nahoda senior dan para mualim senior saling pandang seakan ingin memberi penjelasan tentang suara mesin kepada mualim satu agar mesin tidak meraung-raung, juga ingin memberi penjelasan kepada nahoda agar kapal mampu berlari tanpa terdengar suara kenceng. Karena lelah memikirkan keadaan serta kewaspadaan melihat kondisi kapal dan belum sempat memberi penjelasan, ahirnya nahoda dan mualim seniorpun ikut tertidur.

ref : https://www.kamuspelaut.com/2019/06/


Sabtu, 12 Agustus 2023

Kehilangan Jati Diri

 by : Guyup Suroso

Seorang petani yang begitu dispilin dan mencintai dunianya, sangat perhatian agar apa yang ditanam dapat hidup subur sehingga menghasilkan panen yang melimpah. Selain cinta tanaman sang petani juga cinta lingkungan dengan berbagai ternakpun dilakukan serta sangat peduli dengan kelestarian alam. Pada suatu ketika Dia melihat ada seekor Elang yang sedang membuat sarang di sebuah pohon yang ada di ladangnya.

Sejak saat itu, petani tersebut rajin mengamati tingkah laku Elang. Sampai akhirnya elang itu bertelur. Sang petani sangat senang mengamati perkembangannya sekalipun Dia mengerti bahwa burung Elang itu sering memangsa ayam ternaknya..Bahkan Dia tidak sabar ingin melihat telur‐telur Elang itu menetas.

Suatu hari ia sangat terkejut dan sedih melihat di samping pohon, si Elang tergeletak mati. Sepertinya elang itu mati tertembak oleh pemburu. Dengan penasaran dan sedikit takut, petani itu memanjat pohon yang ada sangkar Elang tersebut, dan.ternyata di dalam sarang hanya ada satu telur.

Diambilnya telur Elang yang besarnya hampir sama dengan telur ayam tersebut lalu dibawa pulang dan disatukan dengan telur ayam ternaknya yang tidak lama lagi akan dierami induknya. Bersamaan dengan menetasnya telur-telur ayam maka telur Elangpun menetas..

Anak Elang itu tumbuh bersama anak‐anak ayam. Ia tak pernah menyadari bahwa dirinya bukanlah ayam. Setiap hari ia mengais‐ais tanah mencari cacing dan biji‐bijian. Ia berkotek‐kotek layaknya seekor ayam. Ia tidak belajar terbang layaknya seekor Elang. 

Sampai suatu ketika, kandang ayam tertutup bayangan yang berputar‐putar. Ayam‐ayam kecil ketakutan dan bersembunyi di balik sayap induknya. Termasuk elang kecil itu.

Ketika ia mengintip ke atas, dilihatnya seekor burung dengan sayap yang besar dan gagah terbang begitu anggun. Anak Elang yang tidak mengertipun bertanya ke anak ayam di sebelahnya, “Apa itu yang berputar‐putar diatas kita ?”

“Itu Elang, “ia adalah penguasa udara. Ia akan memakan kita.”” jawab induk ayam,

Saat itu juga si elang kecil merasakan ternyata kesamaan antara dirinya dengan elang gagah yang melayang‐layang diatasnya. Kemudian ia memperhatikan ayam‐ayam lainnya. Oh, ternyata betapa beda dirinya dengan ayam‐ayam itu. Ia sadar bahwa dirinya adalah Elang, bukan ayam. Ketika berhubungan dengan ayam dan ia hanya ikut‐ikutan, Elang itu telah kehilangan jati dirinya. Ketika sadar bahwa ia berbeda dengan ayam‐ayam yang selalu bersamanya, saat itulah elang mengetahui bahwa ia tidak perlu jadi ayam. Iya sadar dan harus segera mengambil keputusan, namun anak Elang kebingungan karena selain sudah terlanjur sayang dengan ibu yang mengeraminya hingga menetas dan diasuh hingga tumbuh menjadi Elang remaja juga karena sudah terlanjur setia dengan saudara yang menetasnya bersamaan.

Cerita Elang tersebut mengisahkan pada diri kita, kalau kita hanya ikut‐ikutan, maka jati diri kita hilang. Kalau mudah terbawa arus, maka kita akan tenggelam.

Kalau kita tahu dan sadar bahwa kita berbeda, diri kita tahu bahwa kita bukan orang lain, maka saat itu pula potensi yang ada pada diri kita harus dimanfaatkan untuk berkembang dan menjadi lebih baik.

Kita sebagai guru harus tahu siapa diri kita, untuk apa kita hadir, dan kepada siapa kita harus berpihak. 

Jati diri adalah ciri-ciri, gambaran, atau keadaan khusus seseorang, juga diartikan sebagai identitas, inti, jiwa, dan semangat seseorang meliputi karakter, sifat, watak, dan kepribadian.

Seorang guru wajib menjaga eksistensi sebagai tenaga pendidik dengan tetap menjaga jati diri bahwa dirinya adalah seorang guru, sekalipun kita tinggal dilingkungan yang sangat tidak kondusif, lingkungan yang banyak bandit, preman, pencuri, pemabuk bahkan perampok. Jati diri seorang guru jangan sampai ikut-ikutan, sebab jika terjadi maka jati diri kita hilang, dan jika terbawa arus maka kita akan tenggelam. 

Jika jati diri hilang bahkan tenggelam maka kita telah kehilangan ruh sebagai guru dan pendidik. Persaan masih menjadi guru namun masyarakat dan lingkungan sudah melihat nilai-nilai inti yang selama ini dianggap menyatu dalam sosok guru, menjaga moral, etika, teladan sudah terabaikan, wibawa serta harga diri ikut hilang dan tenggelam.  Profesi Penilik juga demikian, jaga jatidiri sebagai seorang yang memiliki profesi sebagai pemegang jabatan fungsional Penilik, jangan sampai hilang apalagi tenggelam.

Ayo kuncinya jaga diri, jangan terpancing, jangan ikut-ikutan hal-hal yang dapat menjatuhkan harga diri dan martabat. Masyarakat, sahabat dan teman dilingkungan sekitar kita selalu melihat dan mengamati gerak-gerik jati diri kita

Rabu, 09 Agustus 2023

Menjangkau Masyarakat yang Tak Terlayani

 by Guyup Suroso

Bersama team survey DPMPTSP 
Kampung Pasir Salam, Kecamatan Grogol Kota Cilegon, merupakan kampung pemukiman terpencil sebab lokasinya berada di perbukitan wilayah pegununungan Watulawang, dengan jalan kecil jarak tempuh sekitar 6 Km dari Kantor Kelurahan Gerem melalui route menanjak terjal dan berliku terkesan masih sangat kurang dalam mendapatkan pelayanan pendidikan kepada anak-anak, baik pendindikan dan pembinaan Anak Usia Dini maupun Pendidikan Dasar. Sangat terasa kekurangan terjadi karena sampai saat ini di Pasir Salam & Watulawang  belum ada Satuan Paud dan Sekolah Dasar yang sesuai standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini terdeteksi oleh penulis saya sendiri Guyup Suroso (red) selaku Penilik yang bertugas di wilayah Kecamatan Grogol Kota Cilegon pada saat melakukan penelusuran menjangkau masyarakat yang tidak terlayani pendidikan daerah terpencil di wilayah Watu Lawang.

Merasakan kondisi yang demikian Bunda  Thohariyah, S.Ag bersama suami Bapak Saneja telah berupaya dengan niat gigih untuk mewujudkan dan mendirikan lembaga PAUD agar warga sekitar mendapatkan pelayanan pendidikan bagi putra-putrinya. Dan pada tahun 2019 berupaya mandiri dengan dukungan warga yang berjumlah sekitar 80 KK sepakat untuk mendirikan lembaga PAUD. Sudah 4 tahun kegiatan proses pembelajaran di PAUD AT-THOHAIRIYAH berjalan apa adanya tanpa ada bantuan dari pihak manapun, semuanya berjalan mandiri bersama masyarakat setempat. Penilik Kecamatan Grogol mendorong kepada Pengelola dan pemilik lembaga Paud tersebut untuk segera melakukan pembuatan perizinan pada DPMPTSP Kota Cilegon agar PAUD AT-THOHAIRIYAH setelah memiliki izin pendirian dan izin oprasional dapat dijadikan sebagai syarat awal untuk mendapatkan dukungan dan bantuan dari pemerintah sehingga kegiatan proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Alhamdulillah melalui pembimbingan serta pendampingan proses permohonan perizinan ahirnya DPMPTSP Kota Cilegon merestui dan telah dilakukan survey oleh Regi pegawai DPMPTSP yang didampingi Rudy staf Dinas Pendidikan Kota Cilegon dan saya selaku Penilik Kecamatan Grogol pagi tadi Rabu 9 Agustus 2023.

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap individu. Pendidikan merupakan langkah penting untuk membawa kehidupan menjadi lebih baik dan merupakan salah satu indikator penting untuk menentukan kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan, kita dapat memiliki karakter dengan banyak pengetahuan, mengenal berbagai hal sehingga mampu menilai dan menempatkan diri ke posisi yang tidak terpikirkan sebelumnya. Begitu pentingnya pendidikan bagi semua orang hingga eksistensinya selalu dibutuhkan oleh warga masyarakat dalam menjalani hidup dimasa depan.

Termasuk warga Kampung Pasir Salam Kelurhan Grogol merupakan bagian dari warga negara yang memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Sesuai dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pasal 31:

(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.

(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-Undang.

(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

Tetapi pada kenyataanya, kondisi yang terjadi di Indonesia mengenai pendidikan tidak sesuai dengan pasal-pasal tersebut diatas. Kota Cilegon memiliki wilayah yang tidak begitu luas dan merupakan kota terkaya urutan ke 4 di Indonesia, semoga dengan terdeteksinya titik ini dan setelah lembaga PAUD AT-THOHAIRIYAH memiliki izin pendirian dan izin oprasional diharapkan untuk segera mendapatkan dukungan dan bantuan dari pemerintah sehingga kegiatan proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Pendidikan merupakan faktor utama dalam menentukan kemajuan sebuah bangsa. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi, maka akan semakin baik sumber daya manusia yang ada, dan pada akhirnya akan semakin tinggi pula daya kreatifitas pemuda Indonesia dalam mengisi pembangunan sebuah bangsa. Namun demikian, untuk mewujudkan pendidikan yang baik dan berkualitas sesuai dengan standar nasional saja masih sangat sulit.

Berbagai permasalahan seringkali menghambat peningkatkan mutu pendidikan nasional, khususnya di daerah tertinggal atau terpencil, yang pada akhirnya mewarnai perjalanan pendidikan di Indoensia. Di suatu daerah terpencil masih banyak dijumpai kondisi di mana anak-anak belum terlayani pendidikannya. Ini bagian dari fakta yang menghiasai wajah pendidikan kita khususnya di Kota Cilegon. 

Permasalahan yang dihadapai warga Pasir Salam sekitar 80 KK yang bekerja dan bermatapencaharian sebagai petani serta buruh bangunan sudah mendesak untuk dipikirkan dan dapat dijadikan perioritas untuk segera mendapatkan dukungan serta bantuan sarana dan fasilitas guna kelancaran proses kegiatan pembelajaran yang merupakan hak yang harus diterima oleh generasi anak bangsa. Bantuan ini merupakan harapan pendiri Paud maupun warga sekitar yang sampai saat ini sejak adanya warga di kampung tersebut belum ada Paud maupun SD yang dapat dijadikan tempat menimba ilmu bagi putra-putri warga Kampung Pasir Salam, Watulawang 

Referensi :

-Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Kemendikbud Juni 2019

-Dinilhaq, Afi (2021, Februari 04). Kualitas pendidikan di Indonesia belum merata.