by IPI Kota Cilegon
![]() |
Direktur Pembinaan Paud, Kepala Dinas Pendidikan beserta Narasumber |
Tidak ada yang tahu kapan bencana akan terjadi. Bencana datang dengan tiba-tiba menyerang dengan sekejap bahkan tatkala ketika kita sekeluarga tengah tertidur terlelap atau berada dalam keadaan sendirian di rumah atau sedang berada disuatu tempat.
Kalimat tersebut patut menjadi renungan bagi kita, sebab walau kejadian tersebut merupakan kehendak yang maha kuasa dan merupakan taqdir yang harus terjadi, namun selain doa dan upaya juga pengetahuan dan ketrampilan harus kita miliki
Pemerintah melalui Direktorat Pembinaan Paud telah mengantisipasi bahwa pengetahuan dan ketrampilan tentang kebencanaan harus disampaika kepada setiap warga negara sejak usia dini. Salah satu program utama adalah pembinaan penguatan kompetensi dan pengelolaan implementasi literasi dasar dalam menyiapakan generasi abad 21 melalui berbagai pendekatan dan diversifikasi kurikulum PAUD yang sedang dijalankan. Diantara program pembinaan prioritas adalah pengintegrasian pendidikan kebencanaan di satuan atau lembaga PAUD yang tersebar di seluruh Indonesia, (Hasbi 2020).
Dinas Pendidikan Kota Cilegon langsung menyambut program Kemendikbud tersebut dengan melaksanakan Bimbingan Teknis Kebencanaan bagi Kepala dan Guru Paud sekota Cilegon.
Dalam sambutannya Ismatulah Kepala Dinas Pendidikan Kota Cilegon mengatakan, “Secara garis besar Sekolah harus berupaya untuk trus mensosialisasikan bahwa bencana itu datangnya sewaktu-waktu, sehingga setiap lembaga sekolah di Cilegon wajib menerapkan sekolah aman bencana, setiap guru wajib memiliki pengetahuan mengenai bahaya, kerentanan, serta kerugian yang timbul dari adanya bencana, semua pendidik harus memiiki pengetahuan dan keterampilan mengenai upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko bencana di sekolah. Terlaksananya sosialisasi mengenai pengetahuan Sekolah Aman dari bencana dan kesiapsiagaan kepada warga sekolah termasuk peserta didik. Terlaksananya kegiatan simulasi drill secara berkala di sekolah dengan melibatkan masyarakat sekitar. Tujuan Pengembangan membangun budaya siaga dan budaya aman disekolah. Meningkatkan kapasitas institusi sekolah dan individu dalam mewujudkan tempat belajar yang lebih aman bagi siswa, guru, anggota komunitas sekolah serta komunitas di sekeliling sekolah, serta mampu menyebarluaskan dan mengembangkan pengetahuan kebencanaan ke masyarakat luas melalui integrasi Pendidikan Kebencanaan di sekolah, demikian kutipan sambutan Kadisdik Kota Cilegon pada kegiatan Bintek Pendidikan Kebencanaan yang dilaksanakan secara virtual.
Dihadapan tidak kurang dari 64 Kepala Paud dan seluruh Penilik / Pengawas, Encup Supriyati Penilik Kota Cilegon selaku narasumber secara virtual menjelaskan tentang Konsep Pendidikan Kebencanaan Serta Peran PTK, Orangtua/Keluarga, Mitra, Dan Komunitas Dalam Penerapan Pendidikan Kebencanaan Di Satuan PAUD
Dalam mudul tersebut narasumber menjabarkan tentang 1. Konsep (Batasan, Tujuan, Ruang Lingkup, Pendekatan/Strategi) Pendidikan Kebencanaan di Satuan PAUD, Peran Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK), Orangtua/Keluarga, Mitra Dan Komunitas dalam Penerapan Pendidikan Kebencanaan di Satuan PAUD, serta memberikan contoh Pemberdayaan Peran PTK, Orangtua/Keluarga, Mitra Dan Komunitas dalam Penerapan Pendidikan Kebencanaan di Satuan PAUD. PAUD merupakan pendidikan fundamental sehingga baik guru maupun PTK wajib menyampaikan dan memfasilitasi tumbuh- kembang selurh anak didiknya yang merupakan fondasi mendasar dalam menyiapkan generasi penerus bangsa sejak dini, usia PAUD merupakan calon warga negara berkualitas dan pancasilais yang dapat berkiprah serta berkontribusi optimal dalam pembangunan dan kemajuan Indonesia kedepan.
Lebih lanjut Encup panggilan akrab Penilik Kota Cilegon tersebut merinci setidaknya ada empat kunci utama dalam pelaksanaan pengintegrasian Pendidikan Kebencanaan di Paud :
1. Pendidikan Kebencanaan tidak berdiri sendiri, tetapi menjadi satu kesatuan (terintegrasi) dengan kurikulum & pembelajaran sesua tema yang sudah ada.
2. Subsatansi pengintegrasian terletak pada konteks & muatan
3. Pengembangan: dilakukan dan diimplementasikan secara efektif, efisien, berkualualitas, optimal dan dapat dipertanggungjawabkan (bukan formalitas semata),
4. Dalam kerangka penguatan kompetensi peserta didik pada bidang literasi dasar, sebagai pijakan dalam mewujudkan pelajar pancasilais sejak dini selaras dengan tujuan pendidikan nasional.
Untuk mewujudkan kepribadian peserta didik, baik sikap, pengetahuan, maupun keterampilan terkait kebencanaan sejak usia dini dalam rangka penguatan kompetensi peserta didik pada bidang literasi dasar, sebagai pijakan dalam mewujudkan pelajar pancasilais sejak dini selaras dengan tujuan pendidikan nasional.
Menanamkan pengetahuan kebencanaan sejak usia dini dalam rangka penguatan kompetensi literasi dasar sebagai pijakan dalam mewujudkan kepribadian pancasilais selaras dengan tujuan pendidikan nasional.
Pada ahir paparannya narasumber menyampaikan Prinsip-perinsip Pengembangan Pendidikan Kebencanaan di Paud :
1. Berpusat pada anak, 2. Kurikulum dikembangkan secara kontekstual. 3. Mencakup semua dimensi kompetensi dan program pengembangan, 4. Program pengembangan sebagai dasar pembentukan kepribadian anak, 5. Memperhatikan tingkat perkembangan anak, 6. Mempertimbangkan cara anak belajar, 7. Holistik – integratif, 8. Belajar melalui bermain, 9.Memberi pengalaman belajar, 10. Memperhatikan dan melestarikan karakteristik sosial budaya.
Keberhasilan Pendidikan Kebencanaan turut ditentukan oleh peran orangtua/keluarga dari peserta didik agar berpartisipasi memberikan dukungan ide/gagasan pengembangan pendidikan kebencanaan di satuan atau lembaga PAUD baik melalui kelas orangtua, kelas inspirasi, maupun pentas akhir tahun terkait hasil-hasil dan prestasi dari pendidikan kebencanaan, demikian papar Encup Supriati Penilik Kota Cilegon yang telah lulus seleksi sebagai Narasumber Nasional Pendidikan Kebencanaan.
Materi Mudul 2 dengan judul “Pengintegrasian Pendidikan Kebencanaan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Satuan PAUD” disampaikan Azizah Muiz, S.Pd. M.Pd, Sebelum menyusun KTSP PAUD dalam pendidikan kebencanaan perlu terlebih dahulu mengetahui potensi resiko dampak bencana di wilayah satuan PAUD berada sehingga pengembangan KTSP disesuaikan pada pemetaan tersebut. RPP yang harus disiapkan oleh para pendidik sebelum melaksanakan pembelajaran melalui bermain di satuan PAUD sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada dasarnya RPP Pendidikan Kebencanaa sama dengan RPP yang telah ditetapkan dalam Pedoman Implementasi Kurikulum 2013 PAUD, dalam Pendidikan Kebencanaan mendapatkan penguatan dan penekanan pada tema/sub tema, capaian kemampuan, tujuan dan muatan/materi pembelajaran sebagai ciri khas dari pendidikan kebencanaan yang akan diterapkan di setiap satuan PAUD yang menyelenggarakan pendidikan kebencanaan.
Bunda Azizah panggilan narasumber yang sekaligus sebagai dosen di UNJ tersebut menjelaskan baik penyusunan KTSP maupun dokumen dua dibuat secara terintegrasi antara tema/sub tema, capaian/kemampuan, muatan/materi pembelajaran, rencana kegiatan, dan rencana penilaian pendidikan kebencanaan dengan setiap RPP yang biasa disusun. Demikian pungkas bu Dosen.
Guyup Suroso Penilik Kota Cilegon yang juga lulus dalam seleksi sebagai narasumber Pendidikan Kebencanaan menyampaikan paparan dengan judul “Metode, Media dan Sumber Belajar
Pendidikan Kebencanaan di Satuan PAUD” menerangkan bahwa Metode, Media dan Sumber belajar merupakan hal yang sanagt penting dalam proses penyampaian pembelajaran kepada anak didik. Metode merupakan cara, Media merupakan alat yang dibutuhkan sedangkan sumber belajar merupakan segala sesuatu yang berupa sekumpulan bahan dan dapat dimanfaatkan dalam kepentingan proses belajar mengajar untuk memperoleh informasi dan pengalaman, sehingga dapat mempermudah aktivitas belajar, ( Wina Sanjaya 1987).
Membentuk team Satuan Tugas Siaga Becana yang beranggotakan dari Tokoh masyarakat setempat, guru juga tenaga kependidikan ada unsur orang tua murid, selain merupakan metode dalam proses pembelajaran Kebencanaan juga dapat dijadikan sebagai bentuk antisipasi untuk mengurangi dampak akibat jika terjadi bencana, mengapa ?
Guyup panggilan akrab Penilik Kota Cilegon tersebut menjelaskan terbentuknya team berpungsi sebagai Metode ini tatkala team tersebut melakukan simulasi yang melibatkan semua unsur lembaga Paud dari Kepala Paud, Guru, PTK beserta semua siswa dan siswi yang diawali dari perencanaan hingga sampi pada proses pelaksanaan simulasi maka hal ini merupakan suatu proses pembelajaran yang sangat berarti dalam Pendidikan Kebencanaan
Pengalama langsung dalam simulasi merupakan gambaran saat kejadian bencana. Penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi serta penyelamatan. Juga mensimulasi apa-apa yang harus dilakukan saat paska bencana, dengan demikian proses ini merupaka suatu metode tegas Guyup.
Sedangkan media merupaka alat yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran Pendidikan Kebencanaan baik bencana Gempa Bumi, Gunung meletus Tsunami, Banjir dan sebagainya. Media tersebut bisa dalam bentuk poster atau gambar-gambar yang menunjukan peristiwa Gempa Bumi, Gunung meletus Tsunami, Banjir, demikian paparan Guyup panggilan Penilik kota Cilegon yang memiliki hoby bermain catur.
Materi hari ketiga “Penerapan Penilaian Pembelajaran Dalam Pendidikan Kebencanaan di Satuan Paud tertuang dalam Modul 4 disampaiakan oleh Ellisya Aditya. Penilaian pada PAUD merupakan proses pengukuran terhadap hasil kegiatan belajar anak yang dilakukan berdasarkan fakta yang sesungguhnya (otentik), sedangkan Penilaian bertujuan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan fakta yang sesungguhnya.
Selanjutnya Ellis yang merupakan narasumber Kemendikbud mengatakan Guru PAUD merupakan tenaga profesional yang salah satu tugasnya adalah melakukan penilaian perkembangan anak. Penilaian perkembangan anak dilakukan oleh guru dalam rangka menggali informasi secara menyeluruh ketika anak berada di sekolah.
Untuk mendapatkan informasi yang utuh, guru juga dapat menggali informasi kepada orang tua agar dapat mengenali perilaku anak selama berada dirumah. Informasi ini penting untuk menambah pengetahuan guru tentang bagaimana perilaku anak di rumah, kegiatan, kesukaan dan interaksi dengan anggota keluarga lainnya.
Penilaian kepada anak merupakan hasil dari suatu proses dalam berbagai aktivitas anak, sejak anak datang, berbaris, mengikuti proses belajar, mencuci tangan, makan bekal, bermain bebas, sampai pulang kembali. Dalam melakukan penilain pada Pendidikan Kebencanaan ini tidak ada perbedaan dengan pembelajaran lainnya, sebab Pendidikan Kebencanaan merupakan integrasi kedalam Kurikulum 2013, demikian tegas Elis
Baca juga Sekolah Siaga Bencana

Tidak ada komentar:
Posting Komentar