Minggu, 29 April 2018

Pilihan sebagai Guru Paud

BAGIAN KETIGA
by : Farida Ariani K
Paud Al Kautsar


Menjadi guru PAUD adalah sebuah amanah dan tanggung jawab yang besar. Karena pada masa inilah karakter anak mulai dibangun dan ditanamkan. Pada masa inilah otak anak berada pada puncak keemasannya. Sebagai seorang guru PAUD kita harus bisa membangun dan menanamkan karakter-karakter yang baik pada anak, karena kelak karakter-karakter inilah yang akan dibawanya dan akan mempengaruhi hidupnya dimasa mendatang kelak.

Kita juga dituntut harus bisa mengajari anak tentang sopan santun, dan adab kepada orang yang lebih tua, orang yang lebih muda, ataupun teman sebaya. Tanggung jawab menjadi guru PAUD adalah tanggung jawab yang besar, salah sedikit saja maka akan fatal akibatnya. Contohnya ketika kita mengajari anak tentang Doa-doa pendek, atau  ketika anak bertanya :

 "Allah itu dimana dimana bu Guru ?" Jika kita salah sedikit saja dalam mengajarkannya maka kesalahan itu akan dibawanya sampai ia besar kelak dan kita sebagai seorang yang mengajarkannya tentang hal yang salah tersebut,  kita akan mendapatkan dosa yang mengalir karena kitalah yang salah dalam mengajarinya dan begitu seterusnya. 
Bukan perkara yang remeh bukan ?....

Belum lagi mereka sangat sulit untuk dikendalikan, berlarian kesana kemari, berteriak dan menangis sesuka hati,... jail sana sini. Lebih gampang ngajar SD dan SMP menurut saya :D 
Karena mereka lebih bisa dikendalikan dan lebih gampang diatur. 

Capek jadi Guru PAUD ? (Huhuhuu rasanya, kita akan menjadi orang yang tidak bersyukur jika kita mengeluh )

Menjadi guru PAUD membutuhkan keahlian yang khusus dan kreatifitas yang tidak mudah. Menjadi guru PAUD harus seba bisa, harus bisa menjadi perawat ketika ada anak yang terjatuh dan sakit, harus bisa menjadi ibu bagi mereka, harus bisa menjadi teman yang baik bagi mereka, harus mengerti setiap bahasa tubuh mereka, kadang juga harus bisa menjadi 'pengasuh ketika mereka ingin BAB/BAK.

Suara harus lantang dan kadang sampe berbusa ketika harus mengkondisikan makhluk-makhluk kecil menggemaskan itu, dan juga kita harus bisa menjadi seperti tokoh  dalam cerita yang kita sajikan.
Menyanyi meski  dengan suara pas-pasan, berjoget, melompat, menirukan suara kakek nenek, berperan ala nenek sihir dan masih banyak yang lainnya. Kita tidak boleh malu terlihat 'jelek ketika berperan seperti tokoh dalam cerita..

Heuhh ...Capek ya? 
Lagi-lagi kita tidak boleh mengeluh.. dan masih mau bilang menjadi GURU PAUD itu mudah?

Ckckck... 
Mungkin mereka yang menganggap demikian, perlu kita tawarkan untuk menjadi GURU PAUD SEMINGGU... :D

#Capek ? 
Iya,....! Saya capek menulis karena pake ponsel :D

(BERSAMBUNG)
"Kenapa Harus SARJANA ?"

Pilihan sebagai Guru Paud

Bagian kedua
by : Farida Ariani K. Paud Al Kautsar
Memilih profesi menjadi GURU dalam hal ini GURU PAUD, kadang masih juga dianggap sebelah mata. Orang-orang awam menganggap pekerjaan ini sebagai profesi kelas dua. Jika tidak atau  belum diterima di perusahaan-perusahaan yang diinginkan, belum ada panggilan dari pabrik atau bahkan toko waralaba yang banyak mrnjamur di Kota Cilegon, sebagian mereka memilih mengajar di PAUD. 

Ini miris, tapi kita tidak bisa memungkirinya. Sehingga, sebagian masyarakat kemudian punya anggapan, dimana tak perlu memiliki intelektual tinggi untuk menjadi GURU PAUD, yang penting sabar meladeni dan mengurusi anak-anak, toh sekedar mengisi waktu sebelum ada panggilan kerja.

Hal ini lah yang membuat profesi guru PAUD masih direndahkan orang-orang yang tak paham bagaimana Pendidikan Anak Usia Dini begitu penting untuk masa depan anaknya.
Padahal, menjadi GURU PAUD tidak semudah yang dibayangkan, tak segampang yang dipikirkan. 

Mengapa profesi sebagai guru PAUD masih dianggap enteng dan remeh ?
Kebanyakan orang menilai menjadi guru PAUD adalah hal yang mudah, dan kebanyakan orang menilai menjadi guru PAUD adalah profesi yang remeh, karena profesi yang semua orang bisa melakukannya.

Kebanyakan dari mereka selalu berasumsi : "Hallaah,.. ngapain mau jadi guru PAUD aja capek-capek kuliah, semua orang juga bisa kali, orang cuma ngajarin anak-anak nyanyi- nyanyi, tepuk-tepuk doang kok. "Ngapain harus sarjana? lulusan SMP, SMA, bahkan ibu rumah tangga biasa aja juga bisa kali".
"Repotlah jadi guru PAUD mahh, anaknya nakal-nakal".. Sering seperti itu asumsi fikiran orang kebanyakan. Sementara bagi kita, mereka adalah sosok yang menyenangkan lucu imut dan menggemaskan. 

Sebagai seorang guru PAUD kita harus bisa bergaul dengan mereka dan memasuki dunia mereka, dunia yang terasa sangat asing bagi orang dewasa. Yaah,... nyatanya bukan perkara yang mudah untuk bisa memasuki dunia dan bergaul dengan mereka. Butuh keahlian khusus, kesabaran yang ekstra, dan ketelatenan yang luar biasa dalam hal tersebut.

Pilihan sebagai Guru Paud

PILIHAN sebagai GURU (PAUD)
BAGIAN PERTAMA
by : Farida Ariani K Paud Al Kautsar
Di era kini, di usianya yang baru saja bertambah 19 tahun Kota Cilegon, dengan BANGGA ucapan Dirgahayu Kota Cilegon. Dan tentunya semua harapan baik dan doa terbaik disematkan pada rangkaian permintaan yang dikirimkan kepada Sang Pemilik SEMESTA.

Dimulai dari titik dimana saya mengamati disetiap akhir tahun ajaran, begitu sibuknya para anak-anak kita, khususnya yang lulusan SLTA. Ada yang mencari sekolah lanjutan ke jenjang yang lebih tinggi, ada yang mencari lapangan pekerjaan diusianya yang masih sangat muda.

Banyak profesi baru mulai bermunculan di mana-mana sesuai dengan kebutuhan perusahaan maupun instansi-instansi pemerintahan.

Cilegon adalah KOTA INDUSTRI, jika menilik dari wilayah geografisnya, Kota Cilegon di apit oleh lautan, setelah berhektar-hektar tanah pertanian mulai tergerus habis oleh pengembang baik Perumahan tingkat elite, tingkat menengah bahkan perumahan bersubsidi.

Baik, kita balik lagi pada fokus yang ingin saya sampaikan.
Setelah lulus dari SMA/SMK maupun perguruan tinggi, banyak orang berbondong-bondong mengejar pekerjaan yang dinilai lebih berguna. (Tandai yaa.. dinilai lebih berguna), padahal ada profesi yang sangat berguna di kehidupan kita, yakni menjadi GURU (PAUD) ... !

Masa Emas pada usia Paud

by : Guyup Suroso

Sekitar 80 persen otak anak berkembang pada usia 0-6 tahun, atau dikenal sebagai masa emas tumbuh kembang anak.. Masa ini sering juga disebut sebagai fase ”Golden Age”. Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Selain itu, penanganan kelainan yang sesuai pada masa golden age dapat meminimalisasi disfungsi tumbuh kembang anak sehingga mencegah terjadinya disfungsi permanen.

Pemantauan tumbuh kembang anak meliputi pemantauan dari aspek fisik, psikologi, dan sosial. Sedini mungkin pemantauan dapat dilakukan oleh orang tua. Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun individu. Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan berat (gram, kilogram), satuan panjang (cm, m), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh).  Perkembangan (development) adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel, jaringan, organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.

Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, serta munculnya ciri-ciri baru. Keunikan pertumbuhan adalah mempunyai kecepatan yang berbeda-beda di setiap kelompok umur dan masing-masing organ juga mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat, yaitu masa janin, masa bayi 0 – 1 tahun, dan masa pubertas.

Proses perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan, sehingga setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya. Perkembangan fase awal meliputi beberapa aspek kemampuan fungsional, yaitu kognitif, motorik, emosi, sosial, dan bahasa. Perkembangan pada fase awal ini akan menentukan perkembangan fase selanjutnya. Kekurangan pada salah satu aspek perkembangan dapat mempengaruhi aspek lainnya.

Periode " Golden Age " atau masa keemasan anak adalah masa yang terjadi pada anak usia dini mulai usia 0  s/d 3 tahun, dimana pada masa ini sel-sel otak anak berkembang  sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak mampu menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (golden age)." Golden Age " ini tidak akan pernah terulang kembali, karena itulah dimasa ini peran orangtua dengan memberikan stimulasi atau rangsangan yang tepat sangat dibutuhkan untuk menjadikan sel-sel otak anak  berkembang dengan baik  sehingga anak mampu meningkatkan pengetahuannya , stimulasi juga mampu  membentuk karakter anak sejak usia dini.

Proses memberikan stimulasi atau rangsangan pada anak usia dini secara terus-menerus dan tepat sesuai dengan tingkat usia, kemampuan dan kemauan anak akan memberi hasil yang baik.Proses ini ibarat mengukir diatas batu, yang membutuhkan waktu yang lama tetapi memberi hasil yang sempurna yang akan tertanam dengan kuat dalam otak mereka yang tidak mudah terhapus.

Sebagai orangtua kita berkewajiban memberikan yang terbaik untuk anak , yang sesungguhnya bukan hanya memberikan materi tetapi lebih dari itu sebagai orangtua kita harus mampu memberikan stimulasi bahkan sejak anak masih dalam kandungan.Banyak penelitian yang menjelaskan korelasi antara stimulasi yang diberikan kepada anak sejak anak masih dalam kandungan bahkan sejak anak usia 0 s/d 6 tahun.

Pertumbuhan dan Perkembangan Otak Anak
Pertumbuhan otak pada usia dini sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Sesudah lahir, kegiatan otak dipengaruhi dan tergantung pada kegiatan sel syaraf dan cabang-cabangnya dalam membentuk sambungan antar sel syaraf. Melalui persaingan alami, sambungan yang tidak atau jarang digunakan akan mengalami kematian. Pemantapan sambungan terjadi apabila sel syaraf mendapat informasi yang mampu menghasilkan letupan-letupan listrik hingga membentuk sambungan-sambungan sel syaraf baru. Kualitas kemampuan otak dalam menyerap dan mengolah informasi tergantung dari banyaknya neuron yang membentuk unit-unit.

            Stimulasi yang diberikan sejak dini akan mempengaruhi perkembangan otak. Otak akan semakin berkembang apabila stimulasi yang diberikan semakin banyak. Anak perlu mendapat lingkungan yang merangsang pertumbuhan otak dan selalu mendapatkan stimulasi psikososial. Stimulasi sosial secara mudah dapat diberikan dengan cara sentuhan dan mengajak anak bermain. Apabila hal tersebut tidak diperoleh anak, maka anak dapat mengalami berbagai penyimpangan perilaku. Contoh penyimpangan perilaku adalah hilangnya citra diri, rendah diri, penakut, tidak mandiri atau sebaliknya anak menjadi agresif dan tidak mempunyai rasa malu.

Derajat kesehatan dan gizi yang buruk juga akan menghambat pertumbuhan otak. Akibatnya hal ini akan menurunkan kemampuan otak dalam mencatat, menyerap, menyimpan, memproduksi, dan merekonstruksi informasi. Selain itu, masalah ini juga dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan fisik.

Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan Otak Anak
Stimulasi sangat membantu dalam menstimulasi otak untuk menghasilkan hormon-hormon yang diperlukan dalam perkembangannya. Stimulasi dapat diberikan dalam berbagai bentuk yang sederhana dan mudah untuk dilakukan.

Stimulasi tersebut dapat berupa kehangatan dan cinta tulus yang diberikan orang tua. Selain itu, orang tua dapat memberikan pengalaman langsung dengan menggunakan panca inderanya (penglihatan, pendengaran, perasa, peraba, dan penciuman). Interaksi anak dan orang tua melalui sentuhan, pelukan, senyuman, nyanyian, dan mendengarkan dengan penuh perhatian juga merupakan bentuk stimulasi secara dini. Ketika anak yang belum dapat berbicara mengoceh, ocehan itu perlu mendapatkan tanggapan sebagai bentuk stimulasi kemampuan bicara anak. Sejak dini orang tua semestinya mengajak bercakap-cakap dengan suara lembut dan memberikan rasa aman kepada anak.

Ketika dilahirkan, otak anak sudah mempunyai sel syaraf yang bermilyaran jumlahnya, namun jumlah itu banyak yang hilang seteah dilahirkan. Ketika otak mendapatkan suatu stimulus yang baru, maka otak akan mempelajari sesuatu yang baru. Stimulus tersebut akan menyebabkan sel syaraf membentuk sebuah koneksi baru untuk menyimpan informasi. Sel-sel yang terpakai untuk menyimpan informasi akan mengembang, sedangkan yang jarang atau tidak terpakai akan musnah. Di sinilah pentingnya suatu stimulasi yang rutin diberikan. Stimulasi yang terus-menerus diberikan secara rutin akan memperkuat hubungan antarsyaraf yang telah terbentuk sehingga secara otomatis fungsi otak akan menjadi semakin baik.

Stimulasi yang diberikan sejak dini juga akan mempengaruhi perkembangan otak anak. Stimulasi dini yang dimulai sejak usia kehamilan 6 bulan sampai anak usia 2-3 tahun akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam ukuran serta fungsi kimiawi otak. Berikut ini beberapa tips dari Dr. Soedjatmiko, SpA (K), MSi tentang stimulasi dini pada balita:

Dalam memberikan stimulasi dini metode yang dapat dipakai meliputi dengar, lihat, dan tiru/coba
Bagian yang distimulasi adalah otak kanan-kiri, sensorik, motorik, kognitif, komunikasi- bahasa, sosio-emosional, kemandirian, dan kreativitas.
Cara melakukan stimulasi adalah dengan memberikan rangsangan berupa suara, musik, gerakan, perabaan, bicara, menyanyi, membaca, mencocokkan, membandingkan, mengelompokkan, memecahkan masalah, mencoret, menggambar, merangkai, dll
Waktu melakukan stimulasi adalah setiap kali orang tua berinteraksi dengan anak (menyusui, menidurkan, memandikan, ganti baju, bermain, nonton TV, dsb).

Mengoptimalkan fungsi otak kanan dan otak kiri
Otak manusia mempunyai dua belahan, yaitu otak kanan dan otak kiri. Kedua belahan otak tersebut mempunyai fungsi dalam proses berpikir. Otak kanan dan otak kiri masing-masing mempunyai spesialisasi kemampuan tertentu, namun terkadang terdapat persilangan fungsi di antara keduanya. Dalam melakukan tugasnya kedua otak ini juga saling bekerja sama. 

Otak kiri mempunyai kemampuan dalam mengatur proses berpikir analitis dan logis, fungsi bahasa serta kemampuan sains dan matematika. Selain itu, otak kiri juga berfungsi untuk mengatur kerja organ yang ada di sebelah kiri. Sehingga, tidaklah heran jika otak kiri cenderung lebih berkembang karena sebagian besar dari kita menggunakan tangan kanan untuk melakukan berbagai pekerjaan terutama menulis. Semakin banyak gerakan yang dilakukan oleh tangan kanan akan semakin meningkatkan dominasi otak kiri dalam proses berpikir

Di belahan yang lain, otak kanan di samping mengatur kerja organ yang berada di sisi kiri, bagian ini juga mengambil peran dalam mengatur proses berpikir global dan lebih mengutamakan intuisi. Selain itu, kemampuan seni, musik, dan kreativitas juga dikendalikan oleh otak kanan.

Kedua belahan otak ini mempunyai peran yang sama pentingnya. Oleh karena itu, seseorang akan dapat seimbang dalam setiap aspek kehidupannya apabila dapat mengoptimalkan kemampuan kedua belahan otak ini. Seseorang yang mempunyai kecenderungan untuk berpikir dengan otak kiri hendaknya mengimbangi dengan proses berpikir menggunakan otak kanan untuk mencegah terjadinya stress dan penurunan kesehatan fisik. Sebaliknya, orang yang cenderung menggunakan otak kanannya, sebaiknya berusaha mengimbangi dengan menggunakan pula otak kiri dalam aktivitas berpikirnya.

USBN Kesetaraan Paket C di kota Cilegon

Rabu, 25 April 2018

Sosialisasi Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku

Buku merupakan jendela dunia dan membaca merupakan salah satu langkah untuk membuka jendela itu. Tantangan abad 21 membutuhkan kecakapan yang salah satunya adalah literasi. Gerakan Nasional Membaca buku ditujukan untuk anak usia dini dalam rangka mendukung pengembangan kemampuan literasi anak melalui peran orang tua. Gernas Baku merupakan gerakan untuk mendukung inisiatif dan peran keluarga dalam meningkatkan minat baca anak melalui pembiasaan di rumah, di Satuan PAUD, dan di masyarakat. Melalui Gernas Baku diharapkan dapat terwujud pembiasaan baik di lingkungan keluarga yang akan mendorong tumbuhnya minat baca kepada anak sejak dini. Selain itu, kebiasaan ini dapat mempererat hubungan emosional antara anak dengan orang tuanya. Demikian sambutan Drs. Ahmad Najid Kepala Bidang P2PNF Dinas Pendidikan kota Cilegon pada Kegiatan sosialisasi Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku (Gernas Baku) di selenggarakan Oleh Forum Paud Kota Cilegon Bersama Taman Masyarakat Bacaan Lumbung Ilmu, Kabid P2PNF kembali mengingatkan kepada para pengelola Paud dan Pengelola Pendidikan Masyarakat serta semua hadirin, betapa pentingnya orang tua membacakan buku kepada anak juga pentingnya Literasi dimulai dari sejak Usia Dini. Saya berharap semua Lembaga Paud dapat mengirimkan vidio yang menunjukan adanya orang tua membacakan buku di depan siswa-siswi Paud di Lembaga Paudnya masing-masing. Di ahir sambutannya Najid meyampaikan ucapan terima kasih kepada PT Indocement Tunggal Prakarsa tbk atas bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bentuk buku-buku dan atas terselenggara kegiatan sosialisasi ini

Sosialisasi Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku (Gernas Baku) yang di buka oleh Dra. Nur Fatmah Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah kota Cilegon. Dalam sambutannya dihadapan sekitar 100 hadirin yang terdiri dari Camat Kec. Ciwandan, Bunda PAUD Kec. Ciwandan, Kepala UPTD Pendidikan Kec. Ciwandan, Kepala dan Guru, Tk, Paud, komunitas literasi, Forum Tbm, Pkbm ,Art Comunity Banten, Atpusi,  mengatakan "Gernas Baku ditujukan untuk anak usia dini dalam rangka mendukung pengembangan kemampuan literasi anak melalui peran orang tua. Gernas Baku merupakan gerakan untuk mendukung inisiatif dan peran keluarga dalam meningkatkan minat baca anak melalui pembiasaan di rumah, di Satuan PAUD, dan di masyarakat. Melalui Gernas Baku diharapkan dapat terwujud pembiasaan baik di lingkungan keluarga yang akan mendorong tumbuhnya minat baca anak sejak dini. Selain itu, kebiasaan ini dapat mempererat hubungan emosional antara anak dengan orang tuanya. Sasaran Gernas Baku adalah orang tua, warga sekolah dan masyarakat. Gernas Baku dapat dilakukan di berbagai tempat seperti satuan PAUD, rumah dan komunitas. sehingga akan memotivasi dan “Menumbuhkembangkan Minat Baca Anak”.
 Di ahir sambutannya Fatimah panggilan akrab Kadis Perpustakaan dan Arsip Daerah Cilegon mengajak seluruh orang tua dan tenaga pendidikan anak usia dini di Indonesia untuk membacakan buku untuk anaknya, serta agar turut aktif dalam mempublikasi  melalui media sosial misalnya WA, FB, dan Instagram tentang gerakan Nasional Membaca Buku. Mengahiri sambutannya Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah juga meyampaikan ucapan terima kasih kepada Management PT Indocement Tunggal Prakarsa tbk atas bantuan CSR  dalam bentuk buku-buku kepada masyarakat warga sekitar, semoga bantuan tersebut bermanfaat buat kita semua, dan semoga PT Indocement Tunggal Prakarsa tbk  lebih maju dalam usaha, maju bersama masyarakat Indonesia khususnya warga masyarakat kota Cilegon 

Pemberian Cendra mata
Kadis Perpusda kota Cilegon, kepada Kadis Pendidikan kota Cilegon,
Camat Kec.Ciwandan, Managemen Csr Indocement & Para Nara Sumber
Pengelola Taman Bacaan Lumbung Ilmu kec. Ciwandan Purwanti, sekaligus sebagai penyelenggara program sosialisasi mengatakan "Gernas Baku adalah suatu gerakan untuk mendukung keluarga Indonesia untuk meningkatkan minat baca anak melalui pembiasaan dirumah, lembaga paud dan masyarakat (orang tua, warga sekolah dll) secara terorganisir untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat baca pada anak," Lebih lanjut Purwanti sosok ibu rumah tangga yang sehari-harinya juga sebagai Pengelola Paud Mandiri kecamatan Ciwandan mengatakan "Pada dasarnya orang tua mempunyai peran besar untuk menciptakan literasi lingkungan di rumah dalam suasana aman, nyaman, dan sehat. Salah satu cara mewujudkan kondisi tersebut adalah dengan mengembangkan literasi keluarga melalui pengenalan buku-buku yang sesuai dengan usia dan kemampuan literasi anak tersebut." "Para orang tua dapat mengajak anak2nya untuk membangun kemampuan mendengar, berbicara, memembaca, menulis dan berhitung  yang merupakan bagian dari literasi keluarga." demikian kata Purwanti disela-sela kesibukannya

MASIH KARTINIKAH AKU ?

by  : Farida Ariyani Kangiden

Kartini jugakah aku,.. ?
Ketika fajar baru mulai menjelang, sebakul besar jualan sayur mayur ku junjung diatas kepala ..yang sesekali, ku benahi kain ganjelan kepala tatakan bakul untuk sekedar memindahkan sakitnya kaki bakul, kebagian kepala yang lain.

Masih kartinikah aku,..?
Ketika kebaya lusuh dan jarik batik motif parang tidak pernah berganti seakan menjadi baju kebesaran, dan aku lupa hari dan tanggal.
Yang ku ingat adalah, .. daganganku mesti laku habis, karna anak-anak menunggu makan dari hasil untung jualan hari ini ..

Dan masih Kartini jugakah aku ?
Jika yang aku lakukan bukanlah memegang buku untuk mencerna rangkai aksara, tapi memikul beban dipunggung bungkukku tentang semua kebutuhan anak-anak ku..
Aku mungkin bukan kartini yang berkebaya dengan bedak bermerk dan lipen memerah.
Yang bersendal tinggi berlenggak dengan tebar senyum merekah ...

Karna aku adalah pekerja keras, yang hampir lupa bagaimana cara tersenyum..

Yang aku inget adalah.. jika tak habis jualanku, maka anak-anak ku pasti lapar ... !

@sisi lain Kartini di sisi yang lain_

KARTINI JUGAKAH SAYA?

by :  Sri pujiati (hj. Ida faqih)

Kartini jugakah saya?
Bila tak kupahami arti emansipasi.
Apalagi menuntutnya.

Kartini jugakah saya?
Bila tak terpikirkan harus  tahu harga diri
Agar sejajar dengan laki-laki

Dan. Masih Kartinikah saya?
Bila telah saya khianati cita2 mulianya
Bahwa perempuan harus berpendidikan tinggi
Bermartabat, berpikiran dunia dan mulia

Maafkan saya. Kartini.
Bila  di bulan ini, tak sempat ku mengelu-elukanmu.
Dengan upacara dan nyanyi2
Parade perempuan-perempuan wangi melati yang berdandan warna warni.

Karna
Sejak di kegelapan  subuh saat pagi belum memulai hari.
Menggantikan peran Sang Bapaknya anak-anak yang telah pergi...
Kutinggalkan rumah, Menjemput rizki untuk bekal hidup anak-anak hari ini.
Pulang sore hari dengan segenggam rizki untuk bekal hidup anak-anak hari ini dan esok hari..
Begitu dari hari ke hari

Masih kartinikah saya?
Bila masih selalu bertanya...
apa itu emansipasi??

Selasa, 24 April 2018

Cara Membentuk Karakter Anak Usia Dini


Tahukah anda bahwa anak (Baca : Psikologi Anak) dibawah usia 10 tahun memang sudah bisa berpikir dan menilai hal-hal yang mereka lihat atau mereka dengar. Namun sayangnya mereka belum memiliki pondasi yang kuat untuk tidak mengikuti hal baik dan buruk, serta menilai apa yang mereka lakukan bisa bebas diikuti asal mereka senang.
Hal seperti ini yang membuat orang tua dan guru yang membimbing mereka baik dirumah atau sekolah harus bekerja secara ekstra. Dimana usia dini memang waktunya mereka mengerti apa yang mereka lihat dan dengar atau yang mereka rasakan, namun mereka masih belum bisa mencerna dengan baik. Untuk itu pembentukan karakter sangatlah penting, terutama di Indonesia.
  
Lalu bagaimana Cara Membentuk Karakter Anak Usia Dini yang efektif sehingga menjadi pribadi yang berkarakter ?

1. Bersikap Konsisten
Ketika anda menjadi orang tua dan anak cenderung melihat apa yang anda lakukan, pembangunan karakter bisa dimulai dari sikap konsisten yang anda tunjukan dan lakukan. Dimana anak akan melakukan apa yang anda perintahkan, seperti jangan memakan benda asing, jangan duduk sembarangan, atau jangan membuang mainan sembarangan.
Namun ada hal yang akan mengganjal mereka dimana anda tidak konsisten dalam mendidik atau memberikan nasihat dan patahan. Misalnya karena anda malas anda juga membuang sebuah bantal sembarangan dan mereka melihat, maka pendidikan karakter anda akan gagal
Atau misalnya anda tidak memarahi mereka akan hal yang salah, namun besoknya anda kembali memarahinya. Hal seperti ini membuat anak bingung dan justru mengganggu konsep dan pola pikir diri mereka akan hal yang salah dan benar

2. Pendidikan Keagamaan
Dimanapun anda berada dan apapun agama yang dianut, pendidikan aan takut mengenai Tuhan, bagaimana anda beribadah dan memiliki keyakinan harus ditanaman dari kecil. Mengajak mereka pergi ke masjid, gereja dan lainnya.
Lalu menyekolahkan mereka dengan sekolah minggu agar atau mengajak mereka mengaji bersama anak-anak lain. Meskipun mereka belum mengerti hakikat utamanya. Setidaknya mereka sudah ditanamkan sifat takut akan Tuhan sejak awal. 
Semakin dini anda menanaman hal ini pada seorang anak maka akan semakin kuat iman mereka, terutama ketika mereka sudah mengalami pubertas nantinya. (Baca juga: Psikologi Keluarga) 

3. Input yang Diterima
Kebiasaan merupakan hal yang paling dianggap sepele padahal penting dan juga riskan, dimana anda harus tahu bahwa anak yang sudah dididik sejak kecil dengan kebiasaan yang baik, ketika besar mereka akan terbiasa dengan pendidikan tersebut. Jika memang mereka menyimpang dan melakukan perilaku abnormal (Baca: Perilaku Abnormal ), biasanya alam bawah sadar atau psikologis  mereka merasa ada yang salah dan tidak sesuai 
Maka, pada akhirnya, mereka akan kembali ke kebiasaan mereka, inilah yang menjadi kunci para orang tua untuk menerapan kebiasaan sejak dini ke jalur yang baik.
Misalnya dengan makan menggunakan tangan kanan, berbicara sopan dan perlahan, serta duduk dengan teratur. Hal kecil seperti ini akan mempengaruhi tata krama mereka ketika besar.

4. Anak adalah Peniru yang Baik
Hal yang harus diperhatikan sebelum menerapkan Cara Membentuk Karakter Anak Usia Dini, adalah memahami anak adalah seorang ahli peniru. Ketika anda mendidik karakter anak sejak dini, secara tidak langsung anda mengintrospeksi sikap dan perilaku anda kembali. Karena anak-anak sangat mudah belajar dan juga meniru. Apa yang mereka lihat maka akan ditiru tanpa tahu baik atau buruk
Untuk orang tua penting memberikan media yang tepat pada anak-anak, apa yang mereka tonton, bagaimana lingkungan sekolah dan rumahnya. Bisa menjadi cara yang tepat untuk membentuk karakter yang memang benar sejak awal.
Apabila sang anak memiliki kakak, sang kakak juga perlu mencontohkan yang baik terhadap adiknya. karena adik cenderung lebih mengikuti apa yang telah dilakukan sang kakak. Hal ini dikarenakan pemikiran mereka bahwa sang kakak telah diberi ajaran terlebih dahulu oleh orang tua sehingga apa yang dilakukan sang kakak dianggap benar.

5. Tidak Memanjakan
Siapa orang tua yang tidak memanjakan anak ? bagi mereka anak adalah harta yang berharga dan apapun yang mereka inginkan dan membuatnya bahagia bisa membuat anda bahagia. Salahnya teori ini berdampak pada sikap dan sifat anak-anak baik ketika masih kecil maupun sudah beranjak remaja hingga (Baca: Psikologi Remaja) dewasa.
Mereka yang hanya tahu merengek dan terkabul keinginannya akan menjadi karakter yang lemah, cepat putus asa, dan memiliki ego yang besar. Cobalah untuk memikirkan jangka panjang akan sikap dan sifat mereka, jangan selalu biasakan untuk memberikan mainan atau apa yang mereka inginkan.
Sedih memang sejak awal melihat mereka menangis, namun anda akan tahu bahwa itu baik untuk anak-anak dalam hal membentuk karakter.

6. Lakukan Hal Kecil
Tahukah anda bahwa hal kecil bagi anda belum tentu kecil bagi mereka. Layaknya terbiasa mengatakan hallo, terima kasih dan maaf merupakan cara sederhana untuk membentuk karakter sejak dini. Mereka akan terbisa untuk menggunakan komunikasi ke sesama manusia dengan cara yang benar. (Baca juga: teori psikososial Erikson)
Bukan seenaknya saja dan jika anda membiarkan maka mereka menganggap anda memperbolehkannya. Keras bukan berarti galak dan lembut bukan berarti lemah. Seperti yang diberitahukan di atas bahwa anak adalah peniru yang ulung. 
Oleh karena itu, pembiasaan melakukan hal kecil sejak dini akan berdampak kepada anak dalam kurun waktu yang lama hingga ia beranjak remaja

7. Berbagi itu Penting
Apakah anda merasa bahwa dengan alasan mereka masih anak-anak anda melalaikan tugas untuk membentuk karakter yang satu ini ? jawabannya adalah salah. Dimana anak-anak yang dibiasakan untuk tidak berbagi dan meminta pengalahan dari teman yang lain membuat mereka menjadi pribadi yang pelit dan tidak menghargai orang lain. Dampaknya ? tentu saja kehidupan dewasa mereka yang akan berisi dengan karakter negatif.
Kemudian, efek samping dari tidak diterapkannya bagaimana berbagi kepada orang lain adalah anak tersebut akan tumbuh menjadi mudah meremehkan orang lain, menganggap orang lain tidak selevel dengannya, bahkan mungkin bisa menjadi anti sosial. Akibatnya, bisa jadi anak tersebut dikucilkan oleh lingkungannya.

8. Nyatakan Salah Jika Memang Salah
Apa anda tahu bahwa dengan membela anak yang salah anda telah sengaja membuat anak menjadi seseorang yang pengecut ? apa anda mau ketika besar nanti akan banyak orang yang mengatakan bahwa anak anda adalah seorang “losser”. Tentu saja tidak, anda pasti merasa sedih jika mendengar orang lain berkata buruk akan anak anda.
Namun ketika mereka salah dan anda membelanya mati-matian hal tersebutpun salah. Bagaimana anda ingin membentuk karakter dengan baik, jika anda membenarkan hal yang salah. Untuk itu jika anda masih melakukannya stop sekarang juga. Hal ini apabila dibiarkan, akan memberikan efek negatif pada anak yang cenderung membenarkan sesuatu yang salah bahkan setelah ia mulai bersosialisasi di masyarakat

9. Berkelanjutan
Anak anda sudah tidak lagi dini ? atau anda merasa bahwa ia sudah cukup mengerti apa yang anda ajarkan. Lantas anda berhenti begitu saja mendidik dan menanamkan karakter pada mereka ? jawabannya tentu saja salah. Dimana mendidik anak-anak haruslah berkelanjutan hingga mereka dewasa. (Baca juga: Kode Etik Psikologi) 
Mereka sudah mengerti akan salah dan benar saja, pengawasan anda sebagai orang tua tidak pernah boleh lepas. Hingga mereka menikah dan bertanggung jawab akan hidupnya sendiri. Apalagi jika anak anda masih tergolong anak usia dini.
Ketika anda memutuskan untuk menjadi orang tua, maka jalankan tanggung jawab tersebut dan jangan biarkan anak anda lepas dari pengawasan. Mereka akan menjadi karakter yang terbentuk secara tidak sempurna, mereka bisa menjadi fobia sosial, ambivert dan hal lainnya yang dianggap bermasalah secara psikologis karena pendidikan karakter yang tanggung.

10. Tanamkan Pada Semua Anak
Problem ini biasa muncul pada orang tua yang memiliki anak lebih dari dua. Dimana anda harus mengawasi anak yang berbeda sifat dan karakter namun harus bisa mendidik mereka semua. Hal ini bisa anda kerjakan sama-sama dengan pasangan anda. Tak jarang pendidikan karakter melibatkan anak yang lebih dewasa untuk mengajarkan adiknya. Hal ini terjadi agar semua anak terbentuk karakternya secara merata, meskipun tingkat tantangannya berbeda
Misalnya anak sulung yang pendiam, anak kedua yang kritis dan anak ketiga yang tidak suka dikekang. Terlepas dari seperti apa mereka, ketika mereka melihat peraturan dan pembentukan karakter yang direalisasikan sama ke semua anak. Maka mereka akan paham dan terbiasa akan cara baru anda mendidik mereka.

Pendidikan Karakter di Negara Maju
Beberapa negara maju layaknya Jepang sudah menerapkan pendidikan karakter sejak lama. Bagi mereka mengajarkan anak-anak hitung atau membaca sangat mudah, karena otak mereka yang masih bisa berkembang dengan baik. Namun karakter merupakan pelajaran yang harus diaplikasikan sejak lama.

Karena dengan begitu anda mengerti bahwa anak harus dibentuk dan dididik hal yang baik dan mengenalkan hal yang buruk agar bisa mereka hindari, hal ini termasu dianggap sebagai kecerdasan emosional dalam psikologi (Baca: Kecerdasan Emosional dalam Psikologi) anak tersebut.

Kesepuluh cara diatas bisa anda terapkan perlahan-lahan dan jangan memaksa. Karena hakikatnya anak-anak jangan dipaksa dan dibiarkan bebas, selama mereka masih didalam batas anda tidak harus mengatur dan membatasi kreatifitas dan pikiran mereka.

Hal tersebut akan mempengaruhi perkembangan dan pikiran mereka (Baca: Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini)  Cobalah untuk melebur dengan kegiatan dan cara anak anak bersosialisasi untuk membentuk karakter yang tidak memaksa namun efektif.

Tumbuh Kembang Anak

Kita sering mendengar soal tumbuh kembang anak. Sebenarnya, apa sih tumbuh kembang pada anak itu?

Anak yang dimaksudkan adalah seorang anak usia sekolah yaitu antara 7 - 13 tahun. "Tumbuh" itu berarti ukuran tubuh bertambah. Termasuk tinggi, berat, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan, dll. Lalu juga tulang, massa otot, pembuluh darah, sel darah, saraf, rambut, lemak, serta organ lain. 

Dalam masa pubertas juga mengalami perubahan seperti pada payudara dan rahim.
Agar tumbuh, anak memerlukan zat gizi, terutama karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin, dan mineral. Demikian menurut Dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi., dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang di RSCM - FKUI.

Sementara, "kembang" berarti bertambahnya kemampuan, keterampilan, dan aktivitas anak. Yang meliputi: gerak kasar, yaitu berjalan, berlari, bersepeda, olahraga, atau menari. Lalu gerak halus, yaitu menulis, menggambar, melukis, merangkai. Bertambahnya kemampuan dalam bicara seperti kata, kalimat lengkap, bercerita, bertanya, berdikusi, atau merangkai kalimat.

Bertambah juga kemampuan kognitif yang meliputi membaca, mengerti, membanding, menggabungkan, menghafal, dll. Kemampuan emosi meliputi pengendalian diri, rasa takut, rasa malu, rasa tenggang rasa, dll. Kemampuan sosial seperti bergaul, bekerja sama, saling membantu, dll.
Selain itu bertambah pula rasa percaya diri yaitu kemandirian, keberanian. Makin bertambahnya kreativitas, meliputi ide, inovasi, mencatat, menggambar, melukis, menyanyi. Serta makin bertambahnya kemampuan spiritual yang meliputi norma, sopan santun, etika, budi pekerti, dll.
Untuk perkembangan anak, diperlukan zat gizi, stimulasi (pembelajaran), dan imunisasi. Stimulasi paling utama dilakukan di rumah, setelah itu anak akan mendapat dari sekolah dan lingkungannya. Orangtua dan guru berperan penting dalam menstimulasi serta memberikan kasih sayang agar kemampuan, keterampilan dan aktivitas anak bertambah.

Cara Mendidik Anak Usia 5 Tahun yang Baik dan Benar


Pertumbuhan dan perkembangan anak cenderung dijaga dan stimulasi sejak bayi. Semakin bertambahnya usia pertumbuhan, maka semakin besar pula perlu dilakukan stimulasi perkembangan pada anak. Semakin besar anak, maka bentuk perkembangan yang perlu distimulasi dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan terhadap anak. Tujuan dari pemberian pendidikan adalah agar anak bisa tumbuh dengan disertai perkembangan kognitif dan pola perilaku yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari. (Baca juga: Cara mendidik anak usia 2 tahun , Cara Mendidik Anak Usia 3 Tahun)

Pendidikan yang dilakukan pada anak dibawah usia sekolah, tentu dilakukan oleh Orang Tua. Hal ini juga dapat membangun karakter anak terhadap lingkungan sekitaar atau menjadi dasar saat akan masuk sekolah nantinya. Pendidikan tentu akan berbeda-beda diberikan pada anak dengan kemampuan daya tangkap yang ditungjang oleh pertumbuhan atau usianya. Pada anak dengan usia lima tahun ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mendidik perkembangan anak kita, misalnya:

1. Mengajarkan keadilan 
Pada usia lima tahun, anak dapat diajarkan mengenai suatu keadilan. Rasa adil dapat ditumbuhkan sejak dini pada anak. Rasa adil dapat dikembangkan pada anak dengan mencoba anak untuk belajar mengaku bila melakukan kesalahan. Hal ini dapat diajarkan dengan melakukan komunikasi secara tenang pada anak. Anak dapat mulai merasa malu dan ego pada usia lima tahun. Oleh karenanya jika anak melakukan kesalahan perlu ditanamkan agar tidak malu atau takut mengakui, namun perlu jujur agar dapat diperbaiki dan mendapat hasil yang lebih baik. Berbicaralah pada anak dengan bahasa halus antara Orang Tua dan anak.  Anak juga diajarkan berlaku adil mulai dari lingkungan keluarga. Misalnya sang anak memiliki adik, maka kita perlu mengajarkan cara membagi makanan atau kue kepada adiknya. Anak diajarkan untuk dapat membagi barang atau hal miliknnya demi orang lain yang berada disekitarnya. Hal ini dapat membangun kepribadian anakuntuk berlaku adil dan tegas, bahkan kepada Orang Tuanya sendiri. Jika hal ini semakin sering diterapkan, maka anak akan terus menanam sifat ini baik diluar rumah. (Baca juga: Cara mengatasi anak susah tidur , Tips Agar Anak Cepat Jalan)

2. Mengajarkan untuk jujur
Pada usia lima thun anak perlu diajarkan pentingnya kejujuran. Cara paling baik untuk mengajarkan atau mendorong agar anak belajar jujur pada diri sendiri. Anak cenderung akan berbohong karena pada pikiran anak sering mengalami rasa takut untuk berkata jujur. Bisanya anak cenderung sering akan berusaha untuk berbohong secara umum takut karena dimarahi setelah melakukan kesalahan. Tidak dapat dipungkiri, di Indonesia cara Orang Tua paling sering mendidik anak adalah dengan memarahi anak jika sulit dinasehati atau tingkah laku anak sangat nakal. Hal ini memicu perasaan takut dan bila terjadi kesalahan, maka anak akan merasa takut untuk jujur kepada Orang Tua.
Ketika anak merasa bahwa kemungkinan dirinya akan dimarahi, maka kemungkinan berbohong akan semakin besar. Oleh sebab itu, untuk mengembangkan kejujuran pada anak, mulailah dari pembinaan komunikasi antara Orang Tua dan anak. Jika anak melakukan kesalahan, maka perlu dihindari untuk memarahinya. Hal ini sebaiknya diganti dengan melakukan nasehat secara tenang antara orang Tua dan anak. Hal ini akan membuat anak merasa tanpa tekanan dalam berbicara, sehingga tidak akan ada kecenderungan untuk berbohong.
Dalam melatih anak untuk bersikap jujur, adalah dengan menyampaikan keuntungan atau kebaikan dari kejujuran. Pada umumnya anak akan sangat senang bila dipuji atau melihat Orang Tua bangga. Maka prinsipnya kita terapkan adalah menanamkan bahwa kejujuran membuat Orang Tua menjadi bahagia. Cara dasar untuk melatih kejujuran adalah lebih sering melakukan komunikasi kepada anak dalam keadaan tenang tanpa emosi. Tanamkan pada anak bahwa kebohongan akan sangat merugikan dirinya sendiri dan orang lain.

3. Balajar menyayangi dan menumbuhkan rasa cinta pada keluarga 
Anak perlu diajari cara menuangkan dan menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang. Rasa ini perlu ditumbuhkan agar anak dapat merasakan pentingnya kasih sayang dan cinta pada keluarga. Jika sudah terbiasa tertanam pada anak, maka anak secara tidak langsung dapat mengembangkan rasa ini pada lingkungan luar rumahnya. Misalnya pada anak-anak sebayanya atau pada orang lain. Anak yang diajarkan cara menyayangi keluarganya cenderung lebih memperhatikan dan peduli pada adiknya, terutama jika saat menangis. Hal ini dapat ditunjang dengan peragaan kasih sayang yang dapat perlihatkan oleh Orang Tua terutama Ibu pada anaknya.

4. Belajar menulis dan menggambar 
Baelajar menulis merupakan suatu pendidikan yang berperan dalam meningkatkan kemampuan kognitif atau pemikiran serta mengembangkan kemampuan motorik halus pada anak. Hal ini bertujuang untuk melatih anak untuk berpikir atau menuangkan imajinasinya. Selain itu, peran motorik halus adalah mengasah keterampilan anak yang kelak akan digunakan saat mulai sekolah hingga saat dewasa dan bekerja.
Berlatih menulis dan menggambar sangat berguna selain untuk masa depan, juga merangsang anak untuk mengintegrasikan apa yang dipikirkannya dengan menungkannya pada gerakan. Untuk berlatih menulis,kita bisa meminta anak untuk menuliskan huruf-huruf dasar yang sering digunakan atau menggambar bebas sesuai dengan imajinasinya. Buatlah hal ini menjadi menarik agar anak bisa menjadikan kegiatan ini sebagai hobi, sehingga anak mampu terlatih mengatur gerakan halus yang berperan dalam menulis kelak.
  
5. Belajar membaca
Belajar membaca merupakan dasar dari pendidikan dimana kita mengasah kemampuan kognitif anak secara sederhana. Belajar membaca juga menjadi selingan kegiatan anak yang merupakan variasi yang dilakukan sehingga anak tidak cenderung hanya ingin terus bermain. Disini anak diinginkan agar dapat mengolah data dan mampu berpikir untuk mencari pemecah masalah. Dalam mengajarkan membaca mungkin bisa saja diterapkan pada anak dibawah lima tahun ataupun mungkin diatas lima tahun. Bila anak sudah berusia lima tahun, maka anak sebaiknya distimulasi untuk belajar membaca.
Dalam belajar membaca, sebaiknya dimulai dari dasar misalnya pengenalan dan menghafal huruf. Hal ini menjadi dasar yang penting untuk membaca. Anak lebih sering diperlihatkan huruf alfabet dan diminta untuk menuliskan huruf-huruf alfabet secara berulang. Hal ini dapat membuat anak semakin menghafal huruf alfabet. Setelah itu anak mulai diajarkan mengembangkan dengan cara mengkombinasikan huruf alfabet konsonan dan huruf vokal. Mulailah dengan menggabungkan dua-dua huruf agar dibaca sederhana. Jika kemampuan anak semakin berkembang, maka cara membaca bisa ditingkatkan menjadi satu buah kata hingga menjadi sebuah kalimat. Setelah itu anak dilatih berulang untuk membaca sebuah bacaan dalam bentuk paragraf, untuk memperlancar kemampuan membacanya.

6. Pengembangan spritual
Pada anak usia lima tahun anak-anak perlu diajarkan mengenai pengenalan spritual. Hal ini sebagaimana dengan asas yang dianut masyarakat Indonesia. Anak-anak perlu diajarkan mengenai adanya Pancipta semesta, serta hubungan spritual yang perlu kita jaga. Anak bisa diajarkan tentang pemahaman sederhana, misalnya anak dapat diajarkan cara berdoa. Pengenalan awal adalah dengan mengajarkan anak untuk bersyukur kepada Tuhan atas segala kesempatan yang diterima. Misalnya anak diajarkan berdoa sebelum makan secara bersama-sama dan berdoa sebelum tidur. Selain itu jika memungkinkan, anak dapat diajarkan atau dikenalkan dengan mengikuti Ibadah-ibadah keagamaan. Namun biasanya jika durasinya terlalu lama, maka anak mudah bosan dan cenderung lebih banyak bermain.

Cara Mendidik Anak Usia 4 Tahun Agar Cerdas dan Mandiri


Setiap pasangan yang sudah dikaruniai buah hati tentu menginginkan buah hati mereka tumbuh dan berkembang dengan baik. Selain itu Anda dan pasangan Anda tentu juga ingin memiliki anak yang cerdas dan pandai. Tenryata seorang anak yang pandai dan cerdas itu tidak hanya dipengaruhi oleh faktor genetiknya melainkan juga dipengaruhi oleh cara mendidik orangtuanya. Jika Anda ingin memiliki anak yang baik, pandai, dan cerdas tentunya Anda juga harus mendidiknya dengan baik bukan? Cara mendidik orangtua adalah cara yang paling penting untuknya. Untuk itu Anda yang memiliki anak usia 4 tahun sebaiknya mulailah mendidik anak dengan benar, berikut adalah cara mendidik anak usia 4 tahun agar cerdas dari kami yang bisa Anda terapkan di rumah. Simak baik-baik ya bunda…

1 Dampingi anak menonton televisi
Jaman semakin berkembang, berbagai macam jenis tontonan bisa kita akses melalui media apa saja terutama televisi. Ketika anak Anda berusia 4 tahun tentu mereka sudah tahu yang namanya televisi dan bahkan bisa mengoperasikannya dengan baik. Sajian yang ada di televisi tidak semuanya baik untuk anak kecil, ada rentang usianya juga. Oleh karena itu ketika anak menonton televisi dampingi dia supaya Anda tahu apa yang ditonton itu aman atau tidak baginya. (baca: cara mendidik anak laki-laki –  cara hamil anak kembar laki laki dan perempuan – ciri ciri hamil anak laki laki – makanan yang menentukan jenis kelamin janin)

2 Belajar musik
Menurut beberapa penelitian di Amerika, menyatakan jika anak yang mengikuti les musik atau belajar musik memiliki kemampuan kognitif yang lebih daripada anak yang tidak. Oleh karena itu jika Anda ingin anak Anda cerdas, Anda bisa memberinya les musik. Yang terpenting jangan pernah memaksanya ya, tanyakan saja apa musik yang ingin ia pelajari. Dengan begitu ia tidak akan merasa tertekan dan merasa senang menjalankannya.

3 Berikan makanan yang sehat dan memiliki kandungan gizi tinggi
Tidak hanya didikan orangtua saja, makanan juga mengambil andil dalam membantu perkembangan otak si kecil. Karena anak usia 4 tahun masih dalam masa pertumbuhan, tentu saja Anda harus memberinya makanan yang bisa memacu kecerdasan pada otaknya. Anda bisa memberikannya makanan sehat seperti buah, sayuran, serta makanan yang mengandung omega 3 seperti ikan-ikanan laut yang baik untuk memacu kecerdasan otaknya. (baca: cara mendidik anak usia 5 tahun – Cara Melatih Anak Membaca , Cara Mendidik Anak Usia Dini)

4 Batasi main gadget
Jaman sekarang semuanya semakin canggih, bahkan anak-anak bisa memainkan gadget di usianya yang masih belia tanpa perlu diajari. Banyak orangtua yang memberi mereka gadget di usia mereka yang masih kecil. Sebaiknya hindari itu, memberi gadget pada anak hanya membuatnya malas. Pinjamkan gadget dengan durasi yang jarang dan pendek supaya dia tidak terlalu ketergantungan gadget. (baca: bahaya gadget bagi anak )

5 Suruh dia main di luar rumah
Ketika banyak orangtua yang melarang anakya main diluar rumah karena takut terhadap banyak hal. Jika Anda ingin anak Anda menjadi cerdas suruh ia bermain diluar rumah, misalnya di pekarangan Anda. Dengan begitu dia belajar banyak hal dan memacunya untuk selalu bertanya, yang penting selalu awasi dia ketika bermain ya. (baca: cara mendidik anak bandel tanda kekerasan – Cara mendidik anak usia 2 tahun –  Cara Melatih Anak Membaca – Cara Mendidik Anak Usia Dini)

6 Biarkan dia bermain bersama teman sebayanya
Langkah yang selanjutnya adalah biarkan anak Anda untuk bermain bersama teman sebayanya. Biarkan dia bermain dengan teman sekolah atau tetangganya yang usianya sama dengannya. Dengan begitu si kecil akan berlatih bersosialisasi dengan teman sebayanya. Ini juga bisa menjadi cara agar anak pandai berbicara dan sosialisasi.

7 Belikan mainan yang edukatif
Anak usia 4 tahun tentunya masih menyukai hal-hal yang berbau dengan dunia mainan. Wajar jika mereka seperti itu, mereka masih anak kecil. Tidak ada salahnya Anda membelikan anak Anda mainan, namun jika Anda menginginkan anak Anda menjadi anak yang cerdas. Anda bisa membelikannya mainan edukatif yang bisa mengasah kemampuan otaknya seperti puzzle, dan mainan sejenis itu.

8 Kasih sayang keluarga
Hal penting yang selanjutnya adalah dengan memberinya kasih sayang pada anak. Mungkin banyak sekali orangtua yang sibuk dengan pekerjaan mereka dan meninggalkan anak mereka di rumah bersama pengasuh. Hal itu bisa mempengaruhi kondisi psikologis dan kecerdasannya. Oleh karena itu sebaiknya Anda berikan waktu luang dan kasih sayang untuknya.

9 Disiplinkan waktu tidurnya
Tidur merupakan salah satu hal penting dalam tumbuh kembang sang anak, jika Anda ingin memiliki anak yang cerdas buatlah anak memiliki tidur yang cukup setiap harinya. Jangan biarkan anak tidur larut malam karena asik bermain, tidur terlalu malam untuk anak ternyata memiliki dampak pada kecerdasannya yaitu bisa membuatnya sulit konsentrasi dan ingatan yang tidak begitu baik.

10. Ajak sesekali berlibur
Yang selanjutnya adalah ajak anak untuk sesekali berlibur bersama keluarga. Tentu dia juga merasa bosan jika harus di rumah terus, Anda bisa meluangkan waktu bersama pasangan Anda untuk mengajaknya liburan ke tempat wisata edukatif. Anda bisa mengajaknya ke kebun binatang atau ke tempat wisata edukatif lainnya. Selain anak mendapat hiburan, ia juga mendapatkan informasi baru yang baik untuk kecerdasannya.

11. Buatlah peraturan 
Anak yangc cerdas tentu juga harus menjadi anak yang disiplin, oleh karena itu sebaiknya Anda buat peraturan kecil di rumah untuk ditaatinya. Anda juga harus memberikan konsekuensi jika ia melarangnya. Misalnya saja buat peraturan jika tidur larut malam besok tidak boleh menonton tv. Dengan begitu anak Anda akan mejadi disiplin dan belajar menaati peraturan.

12. Contohkan kepada anak hal yang baik
Anak selalu meniru apa yang dilakukan orangtuanya, begitu juga dengan anak yang usianya 4 tahun. Cara mendidik anak usia 4 tahun agar cerdas adalah dengan mencontohkan hal yang baik kepadanya. Tunjukkan kepada dia jika Anda adalah orang yang disiplin, dan baik. Selain itu ketika Anda dan pasangan sedang bertengkar jangan tunjukkan pertengkaran Anda dan pasangan di depannya.

13. Bercerita padanya
Cara mendidik anak usia 4 tahun agar cerdas adalah dengan bercerita padanya. Anak yang usianya 4 tahun masih suka dengan cerita seperti dongeng atau fabel, tidak ada salahnya ketika ia akan tidur Anda membacakan cerita dahulu padanya. Cerita itu bisa membuat otaknya berkembang dan juga memupuk rasa ingin tahunya, selain itu akan mendekatkan Anda dengan anak Anda.

14. Memberikan sarapan
Mungkin anak Anda yang usianya 4 tahun sudah menginjak taman kanak-kanak, tidak hanya Anda saja yang membutuhkan sarapan. Anak Anda pun juga harus Anda beri sarapan pagi sebelum ia berangkat sekolah supaya ketika di sekolah ia bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan semangat beraktifitas seharian. (Baca juga: Cara Mengatasi Anak Manja dan Cengeng )

15. Ceritakan mengenai kehidupan keseharian
Anak usia 4 tahun memang masih kecil, namun karena dia masih kecil bukan berarti Anda tidak bisa menceritakan mengenai kehidupan padanya. Anda bisa mulai menceritakan mengenai kehidupan, dan bagaimana orang hidup dan bekerja dengan bahasa yang bisa ia pahami. Misalnya saja Anda mengatakan padanya jika di dalam hidup itu kita harus berbuat baik, seperti menolong orang yang sedang kesulitan atau membantu mereka.

16. Ajari dia bahasa asing
Yang selanjutnya supaya anak Anda menjadi anak yang cerdas di usianya yang masih 4 tahun. Anda bisa sedikit mengajarinya bahasa asing, Anda bisa mengajarinya bahasa inggris dan mengajaknya berkomunikasi sedikit-sedikit menggunakan bahasa inggris atau bahasa asing lainnya. Dengan begitu semakin bertambah usianya, kemampuan berbahasanya akan menjadi lancar. (baca: cara Mendidik Anak Agar Percaya Diri – Mendidik Anak Usia Dini di Rumah – Cara Mengatasi Anak Susah Belajar )
17. Jawab pertanyaan anak dengan baik
Anak usia 4 tahun tentu sedang dalam masa ingin tahu ya bunda. Apa saja yang ia lihat tentu akan ditanyakan kepada Anda, karena mereka merasa penasaran mengenai hal baru yang sebelumnya belum mereka lihat. Mungkin Anda akan kebanjiran pertanyaan darinya, “Apa ini?” “Apa itu?”. Ketika Anda dibanjiri pertanyaan seperti itu jangan merasa kesal, melainkan jawab dia secara logis dan dapat ia mengerti.

18. Seringlah berkomunikasi dengan anak Anda
Cara mendidik anak usia 4 tahun agar cerdas yang selanjutnya adalah dengan cara sering-seringlah berkomunikasi dengannya. Dengan begitu Anda akan membantu anak Anda untuk menyampaikan maksudnya dengan baik. Tanyakan kepadanya, bagaimana harinya di sekolah? Apa dia punya tugas? Dan pertanyaan semacam itu ya bunda.

19. Ajaran agama
Anak yang cerdas bukan hanya anak yang pandai dalam pelajaran, anak yang cerdas juga anak yang memiliki aklhak yang baik pula. Oleh karena itu memberinya ajaran agama merupakan hal yang penting untuk tumbuh dan kembangnya. Anda dan pasangan Anda bisa mulai mengajarinya agama sejak dini, misalnya saja mengajarkannya untuk rajin beribadah.

20. Beritahu mengenai kepandaian 
Jika Anda ingin memiliki anak 4 tahun yang cerdas tentu Anda juga harus bisa memberinya motivasi dan juga memberi tahu padanya apa arti kepandaian padanya. Anda bisa memberi tahunya seperti ini, “Jika adik belajar dengan rajin maka adik akan menjadi cerdas, dan jika adik cerdas adik bisa membantu orang lain” seperti itu misalnya. Dengan begitu anak Anda akan menjadi semangat belajar tanpa Anda harus suruh.

21. Berikan pujian atau hadiah ketika dia mendapat prestasi
Supaya anak menjadi semangat berprestasi, ketika mereka berhasil mencapai sesuatu tentunya Anda harus memberinya pujian atau hadiah kecil kepadanya. Tunjukkan padanya jika Anda sebagai orangtua bangga, dan dengan memberinya pujian atau hadiah akan membuatnya menjadi semangat berprestasi. Tidak selalu hadiah, Anda bisa memberinya pujian yang akan menyenangkan hatinya. 

22. Jika dia gagal, jangan marahi dia
Banyak orangtua yang akan kecewa dan memarahi anak mereka ketika anak mereka gagal mencapai sesuatu. Jika Anda ingin anak Anda menjadi anak yang cerdas, ketika mereka gagal meraih sesuatu misalnya tidak berhasil memenangkan lomba. Jangan marahi dia, namun beri dia pengertian dan beri dia semangat. Dengan begitu dia akan menjadi semangat untuk mencoba hal-hal lain karena ia sadar orangtuanya selalu mendukungnya.
Itu dia cara mendidik anak usia 4 tahun agar cerdas. Peran kedua orangtua sangatlah penting dalam pembangunan karakter dan tumbuh kembangnya ya bunda! Semoga bermanfaat.


Cara Mendidik Anak Usia 3 Tahun Agar Tumbuh Cerdas dan Aktif


Proses manusia memang sangat panjang, mulai dari janin dalam perut hingga tua dan juga meninggal. Anak merupakan tahapan semua manusia dimana pada proses tersebut mereka mencari ilmu dan berbagai informasi terkait hal yang baru mereka kenal. Proses anak sendiri sudah dibagian beberapa tahap agar mempermudah dan memperjelas serta mengelompokan sifat, karakter, cara belajar hingga cara mendidiknya.
Nah, usia 3 tahun merupakan proses anak yang paling sering dan paling mudah menghadapi hal rentan. Dimana anak usia 3 tahun sudah bisa memproses informasi sendiri namun belum total mengerti dan belum bisa membedakan apakah hal yang anak tersebut lakukan baik atau tidak.
Umumnya anak usia 3 tahun baru bisa berjalan dan lancar berbicara. Anak usia 3 tahun juga sedang mencoba memperkaya kosakatan yang ia miliki. Namun bagaimana cara tepat dalam mendidik anak usia 3 tahun ?

Sebagai orang tua hendaknya kembangkan kosakata dan variasi kalimat kepada si kecil dengan cara menceritakan atau mendeskripsikan suatu obyek agar dia mudah menyerap kata-kata yang Anda sampaikan, misalnya menceritakan tentang makanan yang ia makan, tentang jenis mainan yang ia mainkan, bercerita mengenai anggota keluarga, macam-macam profesi, atau menceritakannya dongeng di buku cerita.

1). Lihat Kebutuhan Utamanya 
Jika ada kesalahan maka salah terjadi pada orang tua yang tidak bisa memenuhi kebutuhan, termasuk anak usia 3 tahun. Anak yang berusia 3 tahun belum bisa menentukan apakah kebutuhan utama atau prioritas mereka, maka orang tua diharuskan menyiapkan. Namun, bukan berarti harus selalu dimanjakan. Anak usia 3 tahun harus bisa melihat minimal kebutuhan sederhana seperti makan mengambil sendok atau lainnya.

2). Berikan Waktu Istirahat
Pada anak usia 3 tahun, mengajarkan bagaimana dan kapan waktu yang tepat untuk istirahat sangat penting. Dengan begitu mereka mengerti kapan harus istirahat kapan mereka tetap bisa bermain tanpa harus rewel atau merepotkan orang tuanya. Tak jarang anak sudah usia 3 tahun masih rewel seperti bayi padahal hanya ingin minum atau tidur dan istirahat.

3). Ilmu agama penting
Anak usia 3 tahun mungkin belum tahu apakah ayat dan arti dari sebuah kitab. Namun usia 3 tahun sudah bisa dibiasakan dan diterapkan ilmu agama yang seringkali molos alias tidak diajarkan oleh kebanyakan orang tua. Padahal anak usia 3 tahun masihlah sederhana dalam mengenal agama, seperti berdoa sebelum makan, bagaimana berdoa sebelum tidur dan lainnya.

4). Etika hal utama
Etika merupakan hal utama yang harus diterapkan, karena etika merupakan hal yang penting dan sering disepelekan. Etika juga seringkali menjelaskan darimana anak tersebut dan keluarga tersebut. Sehingga etika bisa menjadi identitas secara tidak langsung.

5). Ajarkan berolahraga
olahraga merupakan hal yang mungkin tidak perlu dilakukan anak usia 3 tahun, karena mereka telah aktif dalam menggunakan kegiatan fisiknya lebih dari orangtua. Namun olahraga bisa menjadi kebiasaan baik dan positif untuk menerapkan pola hidup sehat tanpa harus mentitah atau menyuruh ataupun memaksa karena sudah terbiasa.

6). Cara berpakaian yang baik
Cara berpakaian yang baik bisa diajarkan pada usia 3 tahun. Tak jarang orang tua masih membiarkan anak usia 3 tahun tak mengenakan pakaian lengkap karena kegerahan, atau mungkin menggunakan pakaian pendek karena mereka masih kecil. Nyatanya berpakaian yang baik haruslah menjadi kebiasaan sejak kecil termasuk usia 3 tahun.

7). Bagaimana berbicara dengan benar
Sering mendengar anak berusia 5 tahun masih cadel atau berbicara dengan sulit ? kenapa hal ini terjadi ? sebenarnya kejadian ini bisa jadi efek dari anak yang mengalami kendala ketika berbicara di usia bawah. Mereka yang bisa berbicara dengan baik namun sengaja di cadelkan dan ditoleransi akan menyebabkan kebiasaan dan akhirnya kesulitan berbicara dengan benar.

8). Ajak permainan dengan level berbeda 
Anak-anak pasti senang bermain, namun untuk usia 3 tahun apakah permainan harus selalu menyenangkan dan menghibur ? nyatanya tidak juga. Dimana anak usia 3 tahun sudah bisa memberontak dan juga melanggar aturan, maka orang tua harus bisa mendidik anak usia 3 tahun dengan cara yang berbeda.

9). Jangan terlalu kasar
Jangan terlalu kasar merupakan pelajaran selanjutnya yang bisa diaplikasikan oleh orang tua untuk mendidik anak adalah jangan terlalu kasar atau jangan terlalu menggunakan kontak fisik yang berlebihan. Dalam usia 3 tahun anak sudah mengerti, hal ini menjelaskan bahwa sudah memiliki rasa dan trauma fisik dan mental.

10). Sering ajak keluar
Sering mengajak anak keluar merupakan hal utama yang paling bisa dilakukan untuk mendidik anak usia 3 tahun. Sering mengajak keluar bisa mengajarkan anak sambil belajar. Ada banyak hal diluar yang bisa dipelajari, diantaranya adalah eksploring dan hal lainnya.

11). Mandiri
Cara mendidik anak usia 3 tahun yang paling utama yaitu ajarkan kepadanya untuk latihan mandiri. Mandiri di sini maksudnya adalah suatu kegiatan yang dilakukan sendiri oleh anak, tentunya sesuai dengan kemampuan sesuai umurnya. Pada usia 3 tahun hendaknya diajarkan untuk mulai mengenakan pakaiannya sendiri, seperti memakai baju, celana, atau sepatu. Tentunya jangan dipaksa untuk langsung bisa, bimbinglah dengan sabar sedikit demi sedikit dari pakaian yang mudah dikenakan terlebih dahulu.

12). Sosialisasi
Sejak usia 3 tahun hendaknya mulai diajarkan bersosialisasi kepada si kecil. Caranya yaitu dengan mengajaknya keluar rumah pada acara-acara yang melibatkan orang sekitar, misalnya acara arisan, resepsi atau hajatan, lomba-lomba, dan sebagainya. Dengan cara ini maka anak mulai dapat memahami bahwa terdapat orang lain di luar keluarganya, sehingga dia tidak takut/phobia ketika bertemu dengan orang lain. Selain itu biarkan anak untuk bermain dengan teman sebayanya, tentunya dengan pengawasan yang intensif.

13). Berbagi 
Kebiasaan untuk berbagi dengan orang lain harus diajarkan sejak kecil, tentunya dengan cara-cara yang sederhana. Misalnya saja ketika anak sedang bermain, maka biasakanlah untuk meminjamkan mainannya kepada teman yang lain, atau ketika makan biskuit arahkan untuk membaginya kepada teman yang lain. Kebiasaan berbagi ini sangat penting ditanamkan sejak dini agar ketika dewasa nanti dia mempunyai kepedulian sosial kepada sesama.

14). Pendidikan Moral
Pada usia 3 tahun, mulai tanamkan kepada anak tentang nilai-nilai moral yang baik, misalnya tentang indahnya berbagi dengan sesama, berbuat baik kepada teman, mulai mengenalkan dia kepada Tuhan, mengajaknya untuk beribadah bersama, mengajarinya berdoa, berterimakasih ketika dikasih sesuatu, minta maaf ketika salah, dan sebagainya.

15). Ajarkan Berempati
Saat melihat ada anak lain yang jatuh dan sakit, gunakan kesempatan itu untuk mengajarkan ia tentang rasa kasihan. “Aduh dia jatuh, kasihan ya, pasti sakit kakinya,” adalah salah satu contohnya. Bila ia mengenal rasa kasihan, ia akan lebih mudah diajarkan untuk tidak memukul ataupun menyakiti orang lain. Berempati sebenarnya mengajarkan seorang anak untuk peduli terhadap sesama dan lingkunganya. Mengingat biasaynya ada anak yang tumbuh tanpa rasa peduli, hal ini terjadi karena ia tidak dipupuk sedari kecil.

Nah hal ini menyebabkan seorang anak berusia 3 tahun haruslah tahu apa yang diperbolehkan untuk dipelajari dan diketahui. Namun kembali lagi untuk bisa mengetahui banyak hal anak berusia 3 tahun haruslah diawasi dengan baik. Mengingat seorang anak berusia 3 tahun masih labil dan mencontoh apa yang ia lihat dibandingkan mendengarkan apa yang orang tua katakan.
Masih ada beberapa cara lainnya seperti mengajarkan minta maaf, menjauhi hal yang memungkinkan anak tersebut tiru bahkan diterapkan menjadi kebiasaan. Dan memperhatikan hal kecil , agar anak tersebut tidak menjadi pribadi yang salah dimasa depannya. Usia 3 tahun memang menjadi usia dimana anak masih manja, apalagi pada usia tersebut orang tua memutuskan untuk memiliki adik ataupun mencoba untuk menggunakan kebiasaan yang baik.

Anak usia 3 tahun pada jaman sekarang sudah memasuki sekolah, meskipun begitu mereka hanya bermain saja belum belajar yang membebani anak tersebut. Anak usia 3 tahun juga bisa diajarkan untuk menjadi leader yang dimanfaatkan dalam kegiatan sederhana. Tidak terlalu rumit namun bisa dijadikan kebiasaan kecil.