by : Guyup Suroso
Sekitar 80 persen otak anak berkembang pada usia 0-6 tahun, atau dikenal sebagai masa emas tumbuh kembang anak.. Masa ini sering juga disebut
sebagai fase ”Golden Age”. Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk
memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat
terdeteksi apabila terjadi kelainan. Selain itu, penanganan kelainan yang
sesuai pada masa golden age dapat meminimalisasi disfungsi tumbuh kembang anak
sehingga mencegah terjadinya disfungsi permanen.
Pemantauan tumbuh kembang anak meliputi pemantauan dari
aspek fisik, psikologi, dan sosial. Sedini mungkin pemantauan dapat dilakukan
oleh orang tua. Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya
berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan
dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan
ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun individu.
Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan berat
(gram, kilogram), satuan panjang (cm, m), umur tulang, dan keseimbangan
metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh). Perkembangan (development) adalah pertambahan
kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Perkembangan
menyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel, jaringan, organ, dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya.
Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu perubahan
ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, serta munculnya ciri-ciri
baru. Keunikan pertumbuhan adalah mempunyai kecepatan yang berbeda-beda di
setiap kelompok umur dan masing-masing organ juga mempunyai pola pertumbuhan
yang berbeda. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat, yaitu masa janin, masa bayi
0 – 1 tahun, dan masa pubertas.
Proses perkembangan terjadi secara simultan dengan
pertumbuhan, sehingga setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.
Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan
organ yang dipengaruhinya. Perkembangan fase awal meliputi beberapa aspek
kemampuan fungsional, yaitu kognitif, motorik, emosi, sosial, dan bahasa.
Perkembangan pada fase awal ini akan menentukan perkembangan fase selanjutnya.
Kekurangan pada salah satu aspek perkembangan dapat mempengaruhi aspek lainnya.
Periode " Golden Age " atau masa keemasan anak
adalah masa yang terjadi pada anak usia dini mulai usia 0 s/d 3 tahun, dimana pada masa ini sel-sel
otak anak berkembang sangat cepat hingga
80 persen. Pada usia tersebut otak mampu menerima dan menyerap berbagai macam
informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa dimana perkembangan
fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak
yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (golden age)."
Golden Age " ini tidak akan pernah terulang kembali, karena itulah dimasa
ini peran orangtua dengan memberikan stimulasi atau rangsangan yang tepat
sangat dibutuhkan untuk menjadikan sel-sel otak anak berkembang dengan baik sehingga anak mampu meningkatkan
pengetahuannya , stimulasi juga mampu
membentuk karakter anak sejak usia dini.
Proses memberikan stimulasi atau rangsangan pada anak usia
dini secara terus-menerus dan tepat sesuai dengan tingkat usia, kemampuan dan
kemauan anak akan memberi hasil yang baik.Proses ini ibarat mengukir diatas
batu, yang membutuhkan waktu yang lama tetapi memberi hasil yang sempurna yang
akan tertanam dengan kuat dalam otak mereka yang tidak mudah terhapus.
Sebagai orangtua kita berkewajiban memberikan yang terbaik
untuk anak , yang sesungguhnya bukan hanya memberikan materi tetapi lebih dari
itu sebagai orangtua kita harus mampu memberikan stimulasi bahkan sejak anak
masih dalam kandungan.Banyak penelitian yang menjelaskan korelasi antara
stimulasi yang diberikan kepada anak sejak anak masih dalam kandungan bahkan
sejak anak usia 0 s/d 6 tahun.
Pertumbuhan dan Perkembangan Otak Anak
Pertumbuhan otak pada usia dini sangat mempengaruhi tumbuh
kembang anak. Sesudah lahir, kegiatan otak dipengaruhi dan tergantung pada
kegiatan sel syaraf dan cabang-cabangnya dalam membentuk sambungan antar sel
syaraf. Melalui persaingan alami, sambungan yang tidak atau jarang digunakan
akan mengalami kematian. Pemantapan sambungan terjadi apabila sel syaraf
mendapat informasi yang mampu menghasilkan letupan-letupan listrik hingga
membentuk sambungan-sambungan sel syaraf baru. Kualitas kemampuan otak dalam menyerap
dan mengolah informasi tergantung dari banyaknya neuron yang membentuk
unit-unit.
Stimulasi
yang diberikan sejak dini akan mempengaruhi perkembangan otak. Otak akan
semakin berkembang apabila stimulasi yang diberikan semakin banyak. Anak perlu
mendapat lingkungan yang merangsang pertumbuhan otak dan selalu mendapatkan
stimulasi psikososial. Stimulasi sosial secara mudah dapat diberikan dengan
cara sentuhan dan mengajak anak bermain. Apabila hal tersebut tidak diperoleh
anak, maka anak dapat mengalami berbagai penyimpangan perilaku. Contoh
penyimpangan perilaku adalah hilangnya citra diri, rendah diri, penakut, tidak
mandiri atau sebaliknya anak menjadi agresif dan tidak mempunyai rasa malu.
Derajat kesehatan dan gizi yang buruk juga akan menghambat
pertumbuhan otak. Akibatnya hal ini akan menurunkan kemampuan otak dalam
mencatat, menyerap, menyimpan, memproduksi, dan merekonstruksi informasi.
Selain itu, masalah ini juga dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan fisik.
Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan Otak Anak
Stimulasi sangat membantu dalam menstimulasi otak untuk
menghasilkan hormon-hormon yang diperlukan dalam perkembangannya. Stimulasi
dapat diberikan dalam berbagai bentuk yang sederhana dan mudah untuk dilakukan.
Stimulasi tersebut dapat berupa kehangatan dan cinta tulus
yang diberikan orang tua. Selain itu, orang tua dapat memberikan pengalaman
langsung dengan menggunakan panca inderanya (penglihatan, pendengaran, perasa,
peraba, dan penciuman). Interaksi anak dan orang tua melalui sentuhan, pelukan,
senyuman, nyanyian, dan mendengarkan dengan penuh perhatian juga merupakan
bentuk stimulasi secara dini. Ketika anak yang belum dapat berbicara mengoceh,
ocehan itu perlu mendapatkan tanggapan sebagai bentuk stimulasi kemampuan
bicara anak. Sejak dini orang tua semestinya mengajak bercakap-cakap dengan
suara lembut dan memberikan rasa aman kepada anak.
Ketika dilahirkan, otak anak sudah mempunyai sel syaraf yang
bermilyaran jumlahnya, namun jumlah itu banyak yang hilang seteah dilahirkan.
Ketika otak mendapatkan suatu stimulus yang baru, maka otak akan mempelajari
sesuatu yang baru. Stimulus tersebut akan menyebabkan sel syaraf membentuk
sebuah koneksi baru untuk menyimpan informasi. Sel-sel yang terpakai untuk menyimpan
informasi akan mengembang, sedangkan yang jarang atau tidak terpakai akan
musnah. Di sinilah pentingnya suatu stimulasi yang rutin diberikan. Stimulasi
yang terus-menerus diberikan secara rutin akan memperkuat hubungan antarsyaraf
yang telah terbentuk sehingga secara otomatis fungsi otak akan menjadi semakin
baik.
Stimulasi yang diberikan sejak dini juga akan mempengaruhi
perkembangan otak anak. Stimulasi dini yang dimulai sejak usia kehamilan 6
bulan sampai anak usia 2-3 tahun akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam
ukuran serta fungsi kimiawi otak. Berikut ini beberapa tips dari Dr.
Soedjatmiko, SpA (K), MSi tentang stimulasi dini pada balita:
Dalam memberikan stimulasi dini metode yang dapat dipakai
meliputi dengar, lihat, dan tiru/coba
Bagian yang distimulasi adalah otak kanan-kiri, sensorik,
motorik, kognitif, komunikasi- bahasa, sosio-emosional, kemandirian, dan
kreativitas.
Cara melakukan stimulasi adalah dengan memberikan rangsangan
berupa suara, musik, gerakan, perabaan, bicara, menyanyi, membaca, mencocokkan,
membandingkan, mengelompokkan, memecahkan masalah, mencoret, menggambar,
merangkai, dll
Waktu melakukan stimulasi adalah setiap kali orang tua
berinteraksi dengan anak (menyusui, menidurkan, memandikan, ganti baju,
bermain, nonton TV, dsb).
Mengoptimalkan fungsi otak kanan dan otak kiri
Otak manusia mempunyai dua belahan, yaitu otak kanan dan
otak kiri. Kedua belahan otak tersebut mempunyai fungsi dalam proses berpikir.
Otak kanan dan otak kiri masing-masing mempunyai spesialisasi kemampuan
tertentu, namun terkadang terdapat persilangan fungsi di antara keduanya. Dalam
melakukan tugasnya kedua otak ini juga saling bekerja sama.
Otak kiri mempunyai kemampuan dalam mengatur proses berpikir
analitis dan logis, fungsi bahasa serta kemampuan sains dan matematika. Selain
itu, otak kiri juga berfungsi untuk mengatur kerja organ yang ada di sebelah
kiri. Sehingga, tidaklah heran jika otak kiri cenderung lebih berkembang karena
sebagian besar dari kita menggunakan tangan kanan untuk melakukan berbagai
pekerjaan terutama menulis. Semakin banyak gerakan yang dilakukan oleh tangan
kanan akan semakin meningkatkan dominasi otak kiri dalam proses berpikir
Di belahan yang lain, otak kanan di samping mengatur kerja
organ yang berada di sisi kiri, bagian ini juga mengambil peran dalam mengatur
proses berpikir global dan lebih mengutamakan intuisi. Selain itu, kemampuan
seni, musik, dan kreativitas juga dikendalikan oleh otak kanan.
Kedua belahan otak ini mempunyai peran yang sama
pentingnya. Oleh karena itu, seseorang akan dapat seimbang dalam setiap aspek
kehidupannya apabila dapat mengoptimalkan kemampuan kedua belahan otak ini.
Seseorang yang mempunyai kecenderungan untuk berpikir dengan otak kiri
hendaknya mengimbangi dengan proses berpikir menggunakan otak kanan untuk
mencegah terjadinya stress dan penurunan kesehatan fisik. Sebaliknya, orang
yang cenderung menggunakan otak kanannya, sebaiknya berusaha mengimbangi dengan
menggunakan pula otak kiri dalam aktivitas berpikirnya.