Sejarah PAUD di Indonesia dan Perkembangan dari waktu ke
waktunya. Memahami sejarah PAUD di Indonesia sama halnya dengan memaharni
perjalan panjang dinamika dan pasang-surut pendidikan di Indonesia.
Kehadiran PAUD di Indonesia sesungguhnya dimulai sejak
sebelum kemerdekaan. Pada masa ini setidaknya dapat ditelusuri melalui dua
periode, yaitu pada masa pergerakan nasional pada penjajahan Belanda
(1908-1941) dan masa penjajahan Jepang (1942-1945). Namun demikian, keberadaan
PAUD di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan PAUD di dunia internasional.
Pada tahun 1840 Friedrich Wilhelm August Frobel mendirikan
Kindergarten di kota Blankerburg, Jerman, yang merupakan pelopor pendidikan
anak usia dini di dunia. Kinder berarti anak dan garten berarti taman.
Menurut Frobel, anak usia dini diibaratkan seperti tunas
tumbuh-tumbuhan, masih memerlukan pemeliharaan dan perhatian sepenuhnya dari si
“juru tanam”.
Berdirinya Kindergarten yang juga dikenal sebagai Frobel
School berpengaruh terhadap perkembangan PAUD di seluruh dunia. Konsep
Kindergarten dengan cepat menyebar keseluruh penjuru dunia. PAUD versi lain pun
muncul. Pada tahun 1907 di pemukiman kumuh San Lorenzo, Italia, Maria
Montessori, seorang yang berlatar belakang dokter, mendirikan Casa dei Bambini
yang ditujukan bagi perawatan anak-anak dari keluarga miskin dan kaum buruh.
Casa dei Bambini artinya rumah untuk perawatan anak yang selanjutnya dikenal
sebagai Rumah Anak.
Di Indonesia, pemerintah Hindia Belanda membawa konsep ini
dan mendirikan Frobel School bagi anak-anaknya.
Seiring dengan kebangkitan nasional yang diawali berdirinya
pergerakan pemuda Budi Utomo, kesadaran akan pentingaya pendidikan bagi kaum
bumi putera semakin dirasakan. Frobel School yang awalnya hanya diperuntukkan
bagi anak-anak keturunan Belanda, Eropa, dan Bangsawan, mulai dikenal oleh
cendekiawan muda pribumi.
Pada tahun 1919 Persatuan Wanita Aisyiyah mendirikan
Bustanul Athfal yang pertama di Yogyakarta. Kurikulum dan materi pendidikannya
menanamkan sikap nasionalisme dan nilai-nilai ajaran agama. Bustanul Athfal
ditujukan untuk merespon popularitas lembaga PAUD yang berorientasi Eropa. Pada
tahun 1922, Ki Hajar Dewantoro, sepulang diasingkan dari Belanda selama dua
tahun (1913 – 1915), mendirikan Taman Lare atau Taman Anak atau Kindertuin yang
akhirnya berkembang menjadi Taman Indria.
Pada masa penjajahan Jepang, lembaga pendidikan sejenis
PAUD, terus berlanjut namun semakin berkurang. Pemerintah Jepang tidak
mengawasi secara formal penyelenggaraan pendidikan setingkat PAUD, namun
melengkapi kegiatan kelasnya dengan nyanyian-nyanyian Jepang.
Periode berikutnya adalah periode setelah kemerdekaan.
Periode ini setidaknya terbagi menjadi 6 periode, yaitu periode 1945-1965;
1965-1998; 1998-2003; 2003-2009; dan periode 2010-sekarang.
Periode 1945-1965 ditandai dengan berdirinya Yayasan
Pendidikan Lanjutan Wanita. Yayasan tersebut mendirikan Sekolah Pendidikan Guru
TK Nasional di Jakarta dan merupakan gerakan nasionalis dalam melawan
kembalinya Belanda. Di era ini pemerintah dan swasta mulai nnembangun banyak
TK.
Pada tahun 1950, melalui UU No. 4 tahun 1950 tentang
Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah keberadaan TK resmi diakui
sebagai hagian dari sistem pendidikan nasional. Pada tahun itu pula, tepatnya
tanggal 22 Mei 1950 berdiri IGTKI. Pada tahun 1951 berdiri Yayasan Bersekolah
Pada Ibu yang menyumbang pendirian TK hingga menyebar ke luar pulau Jawa.
Tahun 1951-1955, pemerintah berupaya mengembangkan
kurikulum, menyediakan fasilitas, dan mengedakan supervisi ke TK-TK. Pada
perode itu pula didirikan SPG-TK Nasional di Jakarta dengan pemberian subsidi,
dan pengembangannya yang terus berlanjut hingga ke luar pulau Jawa.
Pada tahun 1957 berdiri GOPTKI (Gabungan Organisasi
Penyelenggara TK Indonesia) yang melaksanakan kongres pertamanya pada tahun
1959. Pada awal tahun 1960-an, mulai didirikan TK yang berstatus negeri.
Tahun 1960-1963, pemerintah mulai melakukan pengiriman SDM
untuk belajar ke mar negeri, diantaranya ke Australia, USA, dan New Zealand.
Dampak dari pengiriman SDM tersebut, terjadi modernisasi pendidikan di tingkat
PAUD berskala besar dan merupakan jawaban atas ketidakpuasan sebelumnya.
Sebagai penghujung, di periode tersebut, yaitu tahun
1963-1964 lahirlah Proyek (Kurikulum) Gaya Baru. Inti kurikulum tersebut
berorientasi pada fasilitasi anak mendekati kecakapan, kebutuhan dan minat
individual. Ciri khasnya tersedia pusat minat (sudut), seperti: sudut rumah
tangga, sudut seni, pusat musik, dan sebagainya.
sejarah perkembangan paud di indonesia dunia pdf makalah
pendidikan anak usia dini kurikulum dan dari masa ke zaman
Periode 1965-1998 ditandai dengan diperkenalkannya silabus
kurikulum baru tahun 1968 yang menggantikan kurikulum versi 1964 (Kurikulum
Gaya Baru). Pada bulan November 1968, pemerintah Indonesia bekerjasama dengan
UNICEF dalam bentuk penyediaan konsultan dan pendanaan untuk penataran guru dan
administrator pendidikan di tingkat TK.
Pada tahun 1970, mulai dijalin kerjasama nyata antara
Pemerintah dengan GOPTKI, IGTKI, dan PGRI. Kerjasama tersebut melahirkan
kegiatan workshop bersama, dengan tema “Konsolidasi Gerakan Prasekolah”.
Kegiatan yang sama dilakukan tahun 1973, dengan tema: “Membakukan Organisasi
dan Manajemen Program-Program Prasekolah”.
Pada tahun 1974, diberlakukan kurikulum baru yang merupakan
pembaharuan dari kurikulum 1968. Isi kurikulum meliputi: PMP, kegiatan bermain
bebas, pendidikan bahasa, PLH, ungkapan kreatif, pendidikan olah raga,
pendidikan dan pemeliharaan kesehatan, serta pendidikan skolastik.
Pada tahun 1984, diberlakukan kurikulum baru dengan isi
kurikulum meliputi bidang pengembangan agama, PMP, daya cipta, jasmani dan
kesehatan, daya fikir/pengetahuan, serta perasaan kemasyarakatan dan
lingkungan. Berlakunya UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang diikuti terbitnya PP No. 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah,
semakin mempertegas cksistensl clan kedudukan pendidikan prasekolah di
Indonesia.
Selanjutnya pada tahun 1993, diberlakukan kurikulum TK 1993.
Dalam kurikulum 1993 tersebut terdapat dua kegiatan utama, yaitu: 1) Program
pembentukan perilaku, dan 2) Program pengembangan kemampuan dasar: daya cipta,
bahasa, daya pikir, keterampilan dan jasmani.
Terkait dengan penyiapan pendidik oleh perguruan tinggi,
mulai tahun 1979 di IKIP Jakarta didirikan jurusan Pendidikan Prasekolah dan
Dasar jenjang S-1, yang terselengara hingga tahun 1998 (yang setelah tahun 1998
berubah menjadi Program S-1
Pendidikan anak usia dini hingga sekarang).
Upaya lebih luas dalam pengadaan pendidik PAUD oleh
perguruan tinggi ‘terjadi pada tahun 1993/1994-1996/1997 peningkatan
kualifikasi guru prasekolah dari SPG ke D-2 PGTK yang penyelenggaraanya dimulai
dari IKIP Jakarta, IKIP Medan, IKIP Yogyakarta, dan kemudian IKIP Bandung.
Pada tahun 1998 menguatkan berbagai upaya di bidang
pendidikan anak usia dini, maka diadakan Semiloka Tingkat Nasional tentang
Pendidikan Anak Usia Dini di IKIP Jakarta. Peserta terdiri dari 10 LPTK dan
unsur dinas pendidikan dari seluruh Indonesia.
Periode 1998-2003 ditandai dengan otonomi pendidikan, yang
beipengaruh terhadap tata kelola penanganan PAUD di pusat maupun di
daerah-daerah. Pada periode ini pemerintah mulai mendukung berkembangnya PAUD
jalur pendidikan nonformal dalam bentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan
Anak (TPA) dan Satuan PAUD Sejenis dalam bentuk pengintegrasian layanan PAUD
dengan Posyandu.
Melalui dukungan Bank Dunia pada 1998-2004 pemerintah
merintis program Pengembangan Anak Dini Usia di 4 propinsi, yaitu Jawa Barat,
Banten, Bali, dan Sulawesi Selatan. Program dilanjutkan pada tahun 2008-2013
dengan nama program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini (PPAUD) dengan
dukungan pembiayaan pinjaman dari Bank Dunia dan hibah dari pernerintah
Belanda.
Pada tahun 2001 dibentuk Direktorat Pendidikan Anak Dini
Usia (PADU) yang mengemban mandat melakukan pembinaan satuan PAUD nonformal.
Pada tahun 2002 terbentuk konsorsium PAUD yang membantu pemerintah dalam
merumuskan kebijakan.
Pada bulan Februari 2002, terbentuk forum PADU/PAUD tingkat
Nasional yang turut berkontribusi dalam pengembangan dan pembangunan PAUD di
Indonesia. Di periode ini pula terjadi pendirian PGTK/PGPAUD jenjang S-1 di
beberapa perguruan tinggi (PGTK S-I di UPI, PGTK S-1 IKIP Yogyakarta, dll).
Periode 2003-2009, ditandai dengan keluarnya Undang-undang
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan jawaban
atas tuntutan reformasi dalarn semua aspek kehidupan. Melalui UU ini untuk
pertama kali PAUD diatur secara khusus dalam sebuah undang-undang, yaitu pada
pasal 1 butir 14 tentang pengertian PAUD; pasal 28 yang secara khusus mengatur
tentang PAUD; dan pasal-pasal terkait lainnya.
Pada tahun 2003 diselenggarakan Seminar dan Lokakarya
Nasional (Semiloknas) di IKIP Bandung yang menghadirkan para akademisi dari
perguruan tinggi, forum PAUD, dan praktisi PAUD dari berbagai daerah.
Semiloknas ini menghasilkan `blue print’ tentang kerangka akadernik dan rujukan
pengembangan PAUD di Indonesia yang mengawali konseptualisasi pembangunan PAUD
Indonesia.
Selanjutnya pada tahun 2005 berdiri organisasi profesi,
himpunan pendidik dan tenaga kependidikan PAUD Indonesia (HIMPAUDI) yang
menggerakkan seluruh potensi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD yang
tersebar di seluruh Indonesia. Pembentukan HIMPAUDI di tingkat pusat ini dengan
cepat diikuti dengan pembentukan HIMPAUDI tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota.
Pada tahun 2004-2009 program PAUD menjadi salah satu dari 10
prioritas program Depdiknas sehingga PAUD menjadi salah satu program pokok
dalam pembangunan pendidikan di Indonesia (tertuang dalam RPJM Tahun 2004-2009
dan Renstra Depdiknas Tahun 2004-2009). Pada penghujung tahun 2009, diterbitkan
Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang Standar PAUD (formal dan nonformal).
Periode 2010-sekarang, ditandai dengan kebijakan
penggabungan pembinaan PAUD formal dan PAUD nonformal di bawah Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI) melalui
Peraturan Presiden No. 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata
Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia sebagaimana diubah dengan Peraturan
Presiden No. 67 Tahun 2010.
Pada perjalanan sejarah pembinaan PAUD di Indonesia,
akhirnya terjadi kristalisasi bentukbentuk satuan PAUD dengan berbagai
karakteristiknya yang meliputi TK (termasuk Taman Kanak-kanak Bustanul
Athfal/TK-BA), RA, KB, TPA, Satuan PAUD Sejenis, serta PAUD berbasis keluarga
dan/atau lingkungan.
Demikian bunda juga ayah, jika Sejarah PAUD di Indonesia dan
Perkembangan Asal Usul PAUD menarik dan bermanfaat silahkan pencet tombol
bagikan yang kami sediakan di bawah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar