Pertumbuhan dan perkembangan anak cenderung dijaga dan
stimulasi sejak bayi. Semakin bertambahnya usia pertumbuhan, maka semakin besar
pula perlu dilakukan stimulasi perkembangan pada anak. Semakin besar anak, maka
bentuk perkembangan yang perlu distimulasi dapat dilakukan dengan memberikan
pendidikan terhadap anak. Tujuan dari pemberian pendidikan adalah agar anak
bisa tumbuh dengan disertai perkembangan kognitif dan pola perilaku yang sesuai
dengan kehidupan sehari-hari. (Baca juga: Cara mendidik anak usia 2 tahun ,
Cara Mendidik Anak Usia 3 Tahun)
Pendidikan yang dilakukan pada anak dibawah usia sekolah,
tentu dilakukan oleh Orang Tua. Hal ini juga dapat membangun karakter anak
terhadap lingkungan sekitaar atau menjadi dasar saat akan masuk sekolah
nantinya. Pendidikan tentu akan berbeda-beda diberikan pada anak dengan
kemampuan daya tangkap yang ditungjang oleh pertumbuhan atau usianya. Pada anak
dengan usia lima tahun ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mendidik
perkembangan anak kita, misalnya:
1. Mengajarkan keadilan
Pada usia lima tahun, anak dapat diajarkan mengenai suatu
keadilan. Rasa adil dapat ditumbuhkan sejak dini pada anak. Rasa adil dapat
dikembangkan pada anak dengan mencoba anak untuk belajar mengaku bila melakukan
kesalahan. Hal ini dapat diajarkan dengan melakukan komunikasi secara tenang
pada anak. Anak dapat mulai merasa malu dan ego pada usia lima tahun. Oleh
karenanya jika anak melakukan kesalahan perlu ditanamkan agar tidak malu atau
takut mengakui, namun perlu jujur agar dapat diperbaiki dan mendapat hasil yang
lebih baik. Berbicaralah pada anak dengan bahasa halus antara Orang Tua dan anak. Anak juga diajarkan berlaku adil mulai dari lingkungan
keluarga. Misalnya sang anak memiliki adik, maka kita perlu mengajarkan cara
membagi makanan atau kue kepada adiknya. Anak diajarkan untuk dapat membagi
barang atau hal miliknnya demi orang lain yang berada disekitarnya. Hal ini
dapat membangun kepribadian anakuntuk berlaku adil dan tegas, bahkan kepada
Orang Tuanya sendiri. Jika hal ini semakin sering diterapkan, maka anak akan
terus menanam sifat ini baik diluar rumah. (Baca juga: Cara mengatasi anak
susah tidur , Tips Agar Anak Cepat Jalan)
2. Mengajarkan untuk jujur
Pada usia lima thun anak perlu diajarkan pentingnya
kejujuran. Cara paling baik untuk mengajarkan atau mendorong agar anak belajar
jujur pada diri sendiri. Anak cenderung akan berbohong karena pada pikiran anak
sering mengalami rasa takut untuk berkata jujur. Bisanya anak cenderung sering
akan berusaha untuk berbohong secara umum takut karena dimarahi setelah
melakukan kesalahan. Tidak dapat dipungkiri, di Indonesia cara Orang Tua paling
sering mendidik anak adalah dengan memarahi anak jika sulit dinasehati atau
tingkah laku anak sangat nakal. Hal ini memicu perasaan takut dan bila terjadi
kesalahan, maka anak akan merasa takut untuk jujur kepada Orang Tua.
Ketika anak merasa bahwa kemungkinan dirinya akan dimarahi,
maka kemungkinan berbohong akan semakin besar. Oleh sebab itu, untuk
mengembangkan kejujuran pada anak, mulailah dari pembinaan komunikasi antara
Orang Tua dan anak. Jika anak melakukan kesalahan, maka perlu dihindari untuk
memarahinya. Hal ini sebaiknya diganti dengan melakukan nasehat secara tenang
antara orang Tua dan anak. Hal ini akan membuat anak merasa tanpa tekanan dalam
berbicara, sehingga tidak akan ada kecenderungan untuk berbohong.
Dalam melatih anak untuk bersikap jujur, adalah dengan
menyampaikan keuntungan atau kebaikan dari kejujuran. Pada umumnya anak akan
sangat senang bila dipuji atau melihat Orang Tua bangga. Maka prinsipnya kita
terapkan adalah menanamkan bahwa kejujuran membuat Orang Tua menjadi bahagia.
Cara dasar untuk melatih kejujuran adalah lebih sering melakukan komunikasi
kepada anak dalam keadaan tenang tanpa emosi. Tanamkan pada anak bahwa
kebohongan akan sangat merugikan dirinya sendiri dan orang lain.
3. Balajar menyayangi dan menumbuhkan rasa cinta pada
keluarga
Anak perlu diajari cara menuangkan dan menumbuhkan rasa
cinta dan kasih sayang. Rasa ini perlu ditumbuhkan agar anak dapat merasakan
pentingnya kasih sayang dan cinta pada keluarga. Jika sudah terbiasa tertanam
pada anak, maka anak secara tidak langsung dapat mengembangkan rasa ini pada
lingkungan luar rumahnya. Misalnya pada anak-anak sebayanya atau pada orang
lain. Anak yang diajarkan cara menyayangi keluarganya cenderung lebih
memperhatikan dan peduli pada adiknya, terutama jika saat menangis. Hal ini
dapat ditunjang dengan peragaan kasih sayang yang dapat perlihatkan oleh Orang
Tua terutama Ibu pada anaknya.
4. Belajar menulis dan menggambar
Baelajar menulis merupakan suatu pendidikan yang berperan
dalam meningkatkan kemampuan kognitif atau pemikiran serta mengembangkan
kemampuan motorik halus pada anak. Hal ini bertujuang untuk melatih anak untuk
berpikir atau menuangkan imajinasinya. Selain itu, peran motorik halus adalah
mengasah keterampilan anak yang kelak akan digunakan saat mulai sekolah hingga
saat dewasa dan bekerja.
Berlatih menulis dan menggambar sangat berguna selain untuk
masa depan, juga merangsang anak untuk mengintegrasikan apa yang dipikirkannya
dengan menungkannya pada gerakan. Untuk berlatih menulis,kita bisa meminta anak
untuk menuliskan huruf-huruf dasar yang sering digunakan atau menggambar bebas
sesuai dengan imajinasinya. Buatlah hal ini menjadi menarik agar anak bisa
menjadikan kegiatan ini sebagai hobi, sehingga anak mampu terlatih mengatur
gerakan halus yang berperan dalam menulis kelak.
5. Belajar membaca
Belajar membaca merupakan dasar dari pendidikan dimana kita
mengasah kemampuan kognitif anak secara sederhana. Belajar membaca juga menjadi
selingan kegiatan anak yang merupakan variasi yang dilakukan sehingga anak
tidak cenderung hanya ingin terus bermain. Disini anak diinginkan agar dapat
mengolah data dan mampu berpikir untuk mencari pemecah masalah. Dalam
mengajarkan membaca mungkin bisa saja diterapkan pada anak dibawah lima tahun
ataupun mungkin diatas lima tahun. Bila anak sudah berusia lima tahun, maka
anak sebaiknya distimulasi untuk belajar membaca.
Dalam belajar membaca, sebaiknya dimulai dari dasar misalnya
pengenalan dan menghafal huruf. Hal ini menjadi dasar yang penting untuk
membaca. Anak lebih sering diperlihatkan huruf alfabet dan diminta untuk
menuliskan huruf-huruf alfabet secara berulang. Hal ini dapat membuat anak
semakin menghafal huruf alfabet. Setelah itu anak mulai diajarkan mengembangkan
dengan cara mengkombinasikan huruf alfabet konsonan dan huruf vokal. Mulailah
dengan menggabungkan dua-dua huruf agar dibaca sederhana. Jika kemampuan anak
semakin berkembang, maka cara membaca bisa ditingkatkan menjadi satu buah kata
hingga menjadi sebuah kalimat. Setelah itu anak dilatih berulang untuk membaca
sebuah bacaan dalam bentuk paragraf, untuk memperlancar kemampuan membacanya.
6. Pengembangan spritual
Pada anak usia lima tahun anak-anak perlu diajarkan mengenai
pengenalan spritual. Hal ini sebagaimana dengan asas yang dianut masyarakat
Indonesia. Anak-anak perlu diajarkan mengenai adanya Pancipta semesta, serta
hubungan spritual yang perlu kita jaga. Anak bisa diajarkan tentang pemahaman
sederhana, misalnya anak dapat diajarkan cara berdoa. Pengenalan awal adalah
dengan mengajarkan anak untuk bersyukur kepada Tuhan atas segala kesempatan
yang diterima. Misalnya anak diajarkan berdoa sebelum makan secara bersama-sama
dan berdoa sebelum tidur. Selain itu jika memungkinkan, anak dapat diajarkan
atau dikenalkan dengan mengikuti Ibadah-ibadah keagamaan. Namun biasanya jika
durasinya terlalu lama, maka anak mudah bosan dan cenderung lebih banyak
bermain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar